Rabu, 03 Agustus 2016

ASAH GUMINE: Istilah Spiritual Tingkat Tinggi:





Sebuah pertanyaan dari mahasiswa saya yang pendiam tetapi cerdas. Dalam suatu perkuliahan tentang substansi Kesadaran Kosmis (Cosmic Consciousness) tiba-tiba ia bertanya, katanya:
"pak, bapak katakan tadi adalah bahwa orang telah memiliki level kesadaran kosmis, maka ia telah menyatu dengan seluruh unsur kosmos. Berarti perasaan terdalam dari orang itu lebur dalam kesadaran PANCA MAHABHUTA.
Sehingga ia merasakan betul kesatuannya dengan Akasha (Ether), merasakan betul kesatuannya dengan Vayu (Udara), begitu juga dengan Agni (Api), Apah (Air), dan Prithivi (Tanah).
Sehingga dalam perasaannya hanya kesatuan saja, ia merasakan betapapun banyaknya sesuatu yang dilihat hanya dirasakan sebagai keberadaan dirinya.
Suatu perasaan kesatuan yang dianjurkan dalam Veda sebagaimana dikenal dengan ungkapan: TATTVAM ASI; VASUDAIVA KUTUMBAKAM, SARVA KHALV IDHAMBBRAHMA.
Intinya hanya satu yaitu kesatuan dengan segala hal. Kesadaran tingkat tinggi ini dalam bahasa Buleleng disebut dengan istilah suba ASAH GUMINE.
Jadi, sudah tidak membedakan : baik-buruk; tinggi-rendah; harum-busuk atau wangi-busuk; pria-wanita, manis-pahit, dll.
Itulah pencapaian kesadaran tingkat tertinggi yang disebut dengan KESADARAN ADVAITA".
Mahasiswa saya berkata; itulah resum kuliah hari ini dari bapak.
Saya tidak setuju dengan uraian yang menyatakan bahwa orang yang sudah tidak membeda-bedakan apapun itu sudah mencapai kesadaran tingkat tinggi.
Kalau begitu,
orang gila juga tidak mbedakan apapun, makanya ia bisa tidur di tempat pembuangan sampag. Berarti orang gila ASAH JUGA GIMINNYA.
Pertanyaannya,
apakah pencapaian kesadaran level tertinggi, kita harus GILA, pak?
GAWAT NIH pak,
Kok kalau dipikir-pikir, sepertinya tidak ada bedanya antara orang gila dan orang yang telah mencapai kesadaran kosmis.
Demikian pertanyaan mahasiswa saya yang bertanya secara serius dan bersahaja, dengan alis mengkerut.
saya jawab;
nak orang gila beneran itu cacat atau abnormal. Sedangkan orang yang tampak seperti orang gila itu Super Norlmal. Sebab, untuk mencapai tingkatan seperti itu orang harus dapat melampaui kesadaran normal atau kesadaran biasa. Kesadaran seperti itu dapat dicapai orang melalui sadhana melakukan disiplin spiritual dan berguru kepada guru yang mapan.

Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0882 - 9209 - 6763
0896-0952-7771

Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini

kenapa umat hindu menyembah sapi?

Dagang Banten Bali


“De, kenapa umat hindu menyembah sapi?” tanya teman saya, kami masih duduk di taman dengan teman kopi plus lalat perenang itu.
Jujur saja ini pertanyaan sulit untuk dijelaskan, kadang sesama umat hindu sendiri sulit menerima hal ini, Karena menganggap sapi adalah binatang lebih rendah disbanding manusia yg tak layak disembah.
Lebih sulit lagi menjelaskan agar tidak menyerempet kepercayaan orang lain agar tidak muncul pertentangan yang tidak perlu, benar-benar saya kesulitan.
“bro, saya coba menjelaskannya namun belum tentu penjelasan saya akan memuaskan, di dalam agama mu ada simbol2 ketuhanan kah? Atau objek yg dijadikan sebuah titik central Bersama?” tanya saya.
“ya, ada bro…” jawabnya sambal menyebut nama sesuatu (saya tak sebutkan, Karena tidak ingin muncul polemik).
“apakah symbol itu muncul tiba-tiba, ataukah dibuat oleh manusia?” tanya saya.
“dibuat manusia bro…, tapi aku nggak menyembah symbol itu lho” katanya.
“okay, saya percaya… tapi apakah symbol itu menjadi suci? Jika kemudian ada yg melecehkan, apakah dirimu merasa terhina?” tanya saya.
“tentu sajalah bro…” katanya.
“kembali pada sapi, bagi umat Hindu, sapi adalah binatang yang banyak jasa, selain itu sapi mempunyai sifat2 baik yang dapat ditiru, yaitu sapi tidak pernah berebut makanan dengan manusia, dan sapi memberikan hidupnya untuk membantu manusia…” kata saya.
“jadi Karena itu?” tanya teman saya kembali.
“yup, salah satunya… selain itu, sapi adalah ciptaan Tuhan, jika simbol2 suci keagamaan yg buatan manusia saja bisa menjadi suci, bagaimana dengan SAPI YANG JELAS-JELAS CIPTAAN TUHAN? Bukankah bisa menjadi symbol suci juga?” jawab saya.
“tapi… sapi disembah?” tanya teman saya sedikit ngeyel.
“SAPI itu SIMBOL, dalam mewujudkan rasa cinta, bunga pun dapat jadi symbol cinta, apakah bunga itu cinta sesungguhnya? Demikian juga sapi, sapi dapat menjadi symbol bagi umat, dari sapi kemudian umat muncul rasa bhakti pelayanan… bukankah itu baik? Dari sapi muncul kedamaian, bukankah itu baik?” jawab saya.


Saat macet, saya memutar sebuah cuplikan video di FB ttg seseorang pemuka agama yang berkomentar tentang Ganesha, saya tersenyum mendengar pendapat dia tentang Dewa Ganesha, teman saya yg kebetulan non Hindu melihat saya tersenyum menjadi heran, dia bertanya “kenapa kok kamu tersenyum dan bukannya menjadi marah?”
Saya katakan padanya, “kenapa saya harus marah?”
“Bukankah dewa Ganesha itu symbol agama Hindu, apakah kamu tidak terhina dewa mu disebut dengan cara demikian?”
Saya alihkan perhatian saya dari gadget saya ke wajahnya, dengan serius saya berkata “saya percaya Dewa Ganesha itu adalah mahluk suci, dan orang-orang duniawi seperti itu tidak akan mampu menodai kesucian Dewa saya dengan cara apapun, inilah kepercayaan saya, dan kalaupun dia dengan sengaja menghina, saya percaya dengan hukum karma bahwa dia sedang berkarma buruk dan dia akan menuai pahalnya suatu saat nanti. Mengenai kemarahan, agama saya melarang saya marah Karena marah hanya membawa saya masuk neraka”.
Saya perhatikan sejenak wajahnya, terlihat dia mulai paham, kemudian saya lanjutkan
“bagi orang yg tidak paham tentang Dewa-Dewa Hindu, mungkin berpikir bahwa kata-katanya dan perbuatannya mampu menodai kesucian agama, itu nalar yang salah! Bagaimana sesuatu yang suci dapat ternoda? Sesuatu yang non material dapat tersentuh yg materi?, agama Hindu umurnya sudah sangat tua, dalam perjalannya mungkin sudah miliaran bertemu orang-orang bodoh seperti itu, namun agama ini tetap ada, diwariskan dari generasi ke generasi, Karena pesan-pesan sucinya dianggap bernilai bagi yg beruntung mendapatkannya”
Agak kaget dia mendengar kata beruntung, dan dia bertanya “kok beruntung?”
Saya tersenyum, saya pikir dia agak tersinggung Karena saya pakai beruntung, namun sungguh saya tidak mempunyai padanan kata yg pas saat itu untuk menjelaskan apa yg ingin saya sampaikan, kemudian saya lanjutkan
“saya katakana beruntung, Karena sesungguhnya memang demikian adanya, sampai saat inipun saya masih menggap diri saya beruntung mengenal ajaran ini, dengan ajaran ini saya tidak akan menyalahkan orang lain dan bahkan Tuhan atas hal-hal buruk menimpa saya, saya yakin karma buruk saya sendirilah yang membuat saya mendapatkan hal-hal buruk terjadi. Berkah Tuhan adalah Hukum Karma Phala itu sendiri”.
Terilhat dia agak berat menerima hal ini, kemudian….

“Agama Hindu itu ajarannya tidak konsisten ya de?” tanya teman saya, di sela-sela ngopi di taman.
“maksudnya?” tanya saya.
“dikatakan di satu bagian Tuhan mempunyai bentuk, di bagian lain Tuhan dikatakan tak berbentuk, menurut ku itu tidak konsisten” kata teman saya.
“kalo melihat itu, saya setuju, HINDU TIDAK KONSISTEN, ketika dirimu SD hingga kemudian tamat Teknik kimia, (kebetulan dia tamatan kimia), apakah Guru di sekolah menjelaskan tentang AIR selalu sama?” tanya saya.
“maksudmu?” tanyanya kembali.
“begini, ketika kamu SD dan sekarang sebagai lulusan Teknik Kimia, apakah definisi tentang AIR selalu sama?, bukankah saat SD air Cuma dijelaskan sebagai ZAT CAIR sedangkan saat kuliah kamu dikenalkan melekul Air berupa H2O?, kenapa berubah tidak tetap zat cair saja?” tanya saya balik.
“Karena aku mempelajari lebih mendalam, pengetahuan ku akan Air lebih berkembang” jawabnya.
“demikian juga ajaran Hindu bro, Veda mengajarkan KETUHANAN pada semua umat yang berbeda-beda kesadaran dan kecerdasannya, untuk kesadaran tertentu, ada umat yg butuh bantuan simbol2, ada juga umat yg sudah tidak butuh lagi objek-objek. Ingat Ketika awal belajar berhitung dirimu masih butuh bantuan lidi atau simpooa sedangkan sekarang cukup dibayangkan saja kan?” kata saya.

Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0882 - 9209 - 6763
0896-0952-7771

Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini

Kajang tak Boleh Ditulis Orang Sembarangan





Sebagai sarana ritual, kajang tentu tidak boleh dibuat oleh sembarangan orang. Kajang seharusnya dibuat oleh orang suci (pendeta), dan sejak pembuatanya melalui proses upacara agama, sampai terakhir menjelang digunakan sebagai penutup jenazah juga harus diupacarai dengan upacara mlaspas kajang atau upacara penyucian kajang.

Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Wiweka Natha mengatakan yang boleh membuat kajang biasanya Sang Sulinggih (dwijati), maupun orang yang ditunjuk/mendapat anugrah dari Sulinggih untuk nyurat kajang, atau orang yang sudah melewati proses pawintenan dan belajar nyastra atas bimbingan guru (sulinggih). Hal terpenting selain berguru adalah mendapat anugerah dari Hyang Bhatari Durga.


Kajang dirajah atau ditulis dengan sarana upakara tetukon yang selanjutnya mendapat Lingga tangan atau tapak tangan dan diakukan pemlaspasan oleh seorang Sadhaka atau Sulinggih.



Pihaknya juga tidak menampik, saat ini memang banyak ditemukan kajang yang disablon atau dicetak dengan menggunakan mesin sablon.Kondisi ini tak lepas dari kemajuan jaman dan teknologi yang membuat masyarakat serba instan.

“Sekarang kembali ke kemajuan jagat. Secara teori yang ditulis tangan yang becik (bagus, red). yang nulis itu Sulingih. Tetapi meskipun disablon, kan tetap juga ada upacara pasupati agar sakral, ngajum kajang, jadi tidak masalah. Memang ada orang yang lebih memilih menulis dengan tangan,” katanya.

Sebelum dapat digunakan sebagai sarana, terlebih dahulu dilaksanakan upacara Ngajum Kajang. Umumnya, upacara ngajum kajang dilakukan dengan cara menekan kajang itu sebanyak 3 kali, sebagai simbol kemantapan hati para keluarga dan menyatukan hati untuk melepas sang roh ke alam suniya loka.

Tuntas dengan upacara ngajum kajang, barulah kajang ini dinyatakan telah memiliki nilai spiritual atau daya magis. “Pada saat pemberangkatan jenazah menuju kuburan (Setra/Patunon) kajang ini diletakkan di atas jenazah yang diusung menggunakan wadah/bade, dan nantinya akan dibakar bersama jenazah,” pungkasnya. (habis)Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0882 - 9209 - 6763
0896-0952-7771

Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini

Rabu, 27 Juli 2016

Biu kaon



Dagang Banten Bali





tamas kecil, kulit peras dr pandan, raka2 (biu abulih, tebu, bantal, tape, jaja), nasi mekaput n mepepes, celemik kacang saur, takir, padma, peras tulung sampyan naga sari payasan, penyapuhan.



- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Selasa, 26 Juli 2016

Banten Caru


Dagang Banten Bali




caru cenik
caru gede 
caru mewidik
caru segehan
caru asu
caru kambing
caru kebo

 

caru brumbun




caru siap lima 
pejati misi suci n nasi jauman
siwa bau 
pengemben
caru mewidik 
caru segehan 





Caru brumbun 
terdiri dari 2 tetandingan yaitu caru dan pengambean caru. 
      Caru biasa ditanding dengan tempat klatkat, tampah atau nampan.jika menggunakan klatkat alasi dengan koran baru kemudian letakkan 3 aleddan 1 kulit sayut.
dapetan tumpeng 1, pengambean tumpeng 2, peras nasin peras 2, sayut nasin sodan 1. seluruh tetandingan ini disebut pengambean caru

Caru
      klatkat dialasi koran, 1 aled di pojok kanan diisi tandingan sodan (pisang, tape, bantal, tebu, jaja, 2 nasin sodan, kacang saur dalam kojong umah, sampyan sodan).
      atur sengkui ke 4 arah dan sengkui kembar ditenganh-tengah. letakkan diatasnya masing ceper

1)  caru yi
klatkat
koran
5 sengkui di 4 arah dan 1 di tengah
6 ceper di 4 arah 1 di tengah
 1 lagi isi tipat sari n tipat bagya ditumpukin tulung peras
masing2 ceper diisi banten danan arah selatan 9 tumpeng barak kecil
utara 4 tumpeng selem kecil, timur tumpeng putih kecil, barat 7 tumpeng kuning kecil, tengah 8 tumpeng brumbun kecil
massing2 ceper diisi sampyan bungkulan kecil dari selepaan
sate di 4 arah dan 1 di tengah dibungkus daun yi
selatan 9 sate, utara 4 sate, timur 5 sate, barat 7 sate dan tengah 8 sate
elok-elok (ituk2 tinggi isi 1 nasin sodan dan 9 sate)
sorohan
gelar sanga
sujang
suci
beakaon



2)  pengamb





caru gede 
kelatkat
aled
sengkui 2 meikut
kiri atas tumpeng brumbun 8, raka, sampyan nagasari
kiri bawah dan kanan atas nasi sodan brumbun 8, raka, sampyan lasang
kanan bawah kulit sayut nasin peras brumbun 8, raka, sampyan peras
coblong carat, 
nasi saur mewadah sulanggi,
tulung peras
kojong umah
elok-elok, nasi sodan 1, sate 9
gelar sanga
biukaon
banten danan brumbun 
canang rebong
tamas misi nasi warna mewadah helm, nasi warna mewadah tampak takep masing-masing 8 ----- saupetik
tamas misi 8 segehan mewarna, 1 beras n benang