|
Dagang Banten Bali
|
Om Swastyastu.
Tri Rnam, salah satunya adalah Pitra Rna. Terhadap rasa berhutang ini,
Hindu mewujudkannya melalui pemujaan terhadap para leluhur, Pitra Yajna
maupun Manusa Yajna. Pemujaan terhadap leluhur, diwujudkan dengan
pemujaan kepada mereka melalui Pura Kawitan, Dadya, Paibon dan sanggah
atau mrajan.
Kalau melihat perputaran kehidupan manusia, mereka
telah lahir kembali, atau sudah mengalami inkarnasi, kenapa kita masih
melakukan pemujaan kepada mereka? (Biasanya paling dekat di
Mrajan?Sanggah-Paibon.)
Pertanyaan seperti ini memang ada
benarnya, namun baiknya kita coba telusuri, kenapa kita masih melakukan
pemujaan kepada para leluhur.
Pemujaan leluhur menjadi bagian
penting bagi agama-agama Timur, karena keyakinan kita bahwa segala
sesuatu yang ada berasal dari Tuhan. Tuhan dalam hal ini dikatakan
sebagai penyebab materi dan penyebab efisien dari seluruh ciptaanNya.
Tubuh dan jiwa, berasal dari Tuhan (disini Tuhan berlaku sebagai
penyebab materi) sedangkan bentuk-bentuk anatomis yang kita lihat
seperti : lobang hidung menghadap kebawah, tangan dengan lima jarinya)
disini Tuhan disebut sebagai penyebab efisien, karena bila tidak
demikian bentuknya, maka akan menyebabkan mahluk ybs tidak akan dapat
bertahan lama hidupnya, atau paling tidak mengalami gangguan.
Kehadiran kita ke dunia, sudah jelas melalui orang tua, orang tua kita
dari orang tuanya (kakek-nenek-kumpi-klewaran-jada) dan demikian
seterusnya. Artinya bahwa dalam keberadaan kita, mereka yang paling awal
juga memiliki peran penting dalam keberadaan kita sekarang. Dalam hal
ini, mereka dikatakan sebagai penyebab antara. Selanjutnya, dengan
melihat hal seperti ini, menghormati mereka merupakan kewajiban yang
sangat mulia karena kita memiliki hutang kehidupan kepadanya.
...........................................
Ketika seorang manusia lahir, siapapun dia, bersamanya telah lahir satu
hutang kepada Tuhan, kepada para Maha Rsi, kepada leluhur dan kepada
manusia.
Maka ketika mereka menginginkan keturunan, ini berkaitan
dengan hutang kepada leluhur dan atas nama para leluhur itulah oleh
karenanya dia bertindak, sehingga keturunan mereka terus berlanjut tanpa
gangguan.
Ketika para murid telah menyelesaikan pendidikannya, dalam inaugrasi, guru akan berbicara :
Bicaralah kebenaran. Praktikkan keutamaan. Jangan melalaikan pelajaran
harianmu. Setelah membawakan kekayaan kepada guru untuk menyenangkannya,
jangan putuskan benang persembahan. Jangan melalaikan kebenaran, jangan
melalaikan keutamaan, jangan melalaikan kekayaan, jangan melalaikan
kemakmuran. Dan..semua itu melalui : jangan melalaikan belajar dan
mengajar. Jangan melalaikan kewajiban kepada Tuhan dan orang tua.
Akhirnya, dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban itu, agama Hindu
"memerintahkan" lima bentuk yajna yang sering disebut Panca Yajna : Dewa
Yajna, Rsi Yajna, Manusa Yajna, Pitra Yajna dan Bhuta Yajna.
Bhuta Yajna dilakukan sebagai wujud akan dibantunya manusia dalam
kehidupan ini dengan menyediakan berbagai sumber kebutuhan hidup.
...........................................
Bagi orang timur, disamping selama hidupnya memiliki jasa besar dalam
kehidupan kita, manakala sudah meninggal, keberadaannya dianggap masih
memiliki peran membantu keturunan (Pratiosentana-sebutan dalam bhs
Bali).
Leluhur artinya nenek moyang atau yang di luhurkan. Dalam
bahasa sanskerta leluhur disebut pitr (pitra). Ada beberapa kata yang
berkaitan dengan pitra : pitragata, nyanyian untuk leluhur; Pitraloka,
dunia para leluhur; Pitrayajna, penghormartan kepada leluhur.
Rg.
Weda 10.14.2 dan 7 menyebut, pitra loka adalah dimana para leluhur
tinggal. Upanisad berbicara, pitra loka sebagai suatu tempat yang dapat
dicapai oleh seseorang dengan melakukan upacara seperti agnihotra
(B.A.U. 1.5.16)
Pitra paksa :
dua minggu dipersembahkan
untuk leluhur. Lima belas hari gelap dari bulan Bhadrapada, disebut
pitra-paksa atau mahalayapaksa dan bulan baru sebagai mahalaya amavasa.
Hari ini dipandang sebagai hari yang sangat baik untuk ritual yang
berhubungan dengan kremasi.
Pitra Rnam.
Hutang kepada
leluhur. Setiap manusia menurut Hindu, lahir "membawa" tiga hutang :
kepada Tuhan, kepada leluhur, kepada para Maha Rsi. Hutang kepada
leluhur dapat "dibayar" melalui meneruskan keturunan (pewiwahan) mengcu
pada hukum dharma, yang akan melanjutkan upacara sraddha.
Pitrayajna, upacara bagi leluhur, yang membawa dampak kepada ketenangan keturunan, yang membawa anugerah dalam kehidupan.
Makna Praktik Universal dalam penghormatan/Puja kepada Leluhur.
Memelihara ingatan terhadap leluhur adalah bagian fundamental dalam
praktek keberagamaan. Dalam agama Kristen berkembang konflik mengenai
kewajaran dari pemeliharaan hubungan dengan anggota keluarga yang sudah
meninggal; akibatnya sembahyang untuk leluhur bagi beberapa orang
Kristen tidak sejalan dengan doktrin penyelamatan oleh Yesus.
Dalam Islam, ada yang mengatakan, peringatan yang berlebihan, dikatakan
menjebak roh orang yang sudah meninggal di dunia yang sudah dia
tinggalkan. Ada kata "nyekar" bagi Islam di Indonesia.
.................(Kita tinggalkan apa yang dipahami
.................sahabat-sahabat kita keyakinan dengan
.................lain, setiap agama memiliki dogmanya)
....................................
Perhatian kepada leluhur, menjadi tanggung jawab bagi anak pertama
(Hindu) dan upacara resmi yang dilakukan membantu para leluhur dalam
dunia mereka. (Konsep karma nampaknya diabaikan disini). Upacara
sraaddha (persembahan) diyakini menjadi sumber jada bagi mereka yang
melakukannya.
Sedikit penjelasan diatas, maka pemujaan leluhur
adalah konsep universal, walau ada beberapa perbedaan pandang dalam
beberapa agama. Dalam Hindu, ini adalah kewajiban mulia; mengabaikan
kewajiban ini, adalah tanda tidak berterimakasih kepada para leluhur
sebagai penyebab antara.
Kenapa memuja, bukankah mereka sudah reinkarnasi?
Ini bersifat metafisika. Kita tidak pernah tau, kapan, dimana dan
bagaimana mereka inkarnasi. Bisa jadi jiwa-jiwa mereka sudah ada yang
inkarnasi, mungkin masih di pitraloka, mungkin sudah di brahmaloka.
Memuja leluhur, bukan memuja mereka secara individu, karena kita tidak
tau keseluruhan leluhur kita. Leluhur adalah sebuah entitas atau lembaga
yang dibentuk oleh nilai-nilai keutamaan seperti pengorbanan, balas
jasa, penghormatan dan perlindungan.
Tempat pemujaan di Sanggah, sebagai penanda terdekat dimana kita melakukan pemujaan.
Aum Rahayu.