Label
- Bali inspiration
- Bali Masa Depan
- basa Bali
- Bersenang-senang dengan devanagari
- Bhagavad Gita
- Cafe Herbal
- Caru
- Dewa Yadnya
- English for kids
- Gamelan
- Hindu bilingual
- Jenis Banten
- Jual Banten
- Karya Ngenteg Linggih
- Macam-macam Banten
- Macam-macam Tebasan
- Manusa Yadnya
- Memukur
- Panca Sembah
- Pitra Yadnya
- pustaka
- Rerainan
- Sampyan
- saMskrtam
- Satua
- Sesayut
- Tetandingan
- Toko OnLiNe jualan onlain
- Upacara upakara
- Uparengga
- Yoga Bali
Senin, 24 Agustus 2015
Bob Sadino
Bob Sadino (1933-2015)
Luar biasa!! Ini sangat menginspirasi saya… Semoga bisa menjadi inspirasi juga bagi Anda semua!
*** Membawa selusin bodyguard bukan jaminan keamanan. Tapi rendah hati, ramah, dan tidak mencari musuh, itulah kunci keamanan.
*** Obat dan vitamin bukan jaminan hidup sehat. Jaga ucapan, jaga hati, istirahat cukup, makan dengan gizi seimbang dan olahraga yang teratur, itulah kunci hidup sehat.
*** Rumah mewah bukan jaminan keluarga bahagia. Saling mengasihi, menghormati, dan memaafkan, itulah kunci keluarga bahagia.
*** Gaji tinggi bukan jaminan kepuasan hidup. Bersyukur, berbagi, dan saling menyayangi, itulah kunci kepuasan hidup.
*** Kaya raya bukan jaminan hidup terhormat. Tapi jujur, sopan, murah hati, dan menghargai sesama, itulah kunci hidup terhormat.
*** Hidup berfoya-foya bukan jaminan banyak sahabat. Tapi setia kawan, bijaksana, mau menghargai, menerima teman apa adanya dan suka menolong, itulah kunci banyak sahabat.
*** Kosmetik bukan jaminan kecantikan. Tapi semangat, kasih, ceria, ramah, dan senyuman, itulah kunci kecantikan.
*** Satpam dan tembok rumah yang kokoh bukan jaminan hidup tenang. Hati yang damai, kasih dan tiada kebencian itulah kunci ketenangan dan rasa aman.
*** Hidup kita itu sebaiknya ibarat “bulan & matahari”—dilihat orang atau tidak, ia tetap bersinar. Dihargai orang atau tidak, ia tetap menerangi. Diterimakasihi atau tidak, ia tetap “berbagi”.
*** Jika Anda bilang Anda susah, banyak orang yang lebih susah dari Anda. Jika Anda bilang Anda kaya, banyak orang yang lebih kaya dari Anda. Di atas langit, masih ada langit. Suami, istri, anak, jabatan, harta adalah “titipan sementara”. Itulah kehidupan.
*** Nikmatilah hidup selama Anda masih memilikinya dan terus belajar untuk bersyukur dengan keadaanmu! Karena Anda tidak akan tahu kapan Sang Pemilik Raga akan datang dan mengatakan pada Anda, “Ini saatnya pulang!”—memaksa Anda meninggalkan apa pun yang Anda cintai, dan Anda banggakan, serta sombongkan.
Silahkan di SHARE agar lebih banyak lagi orang yg terinspirasi dari makna hidup seorang Bob Sadino...
tehnik mengapung walau tidak bisa berenang
Profesor Hidetoshi Saito dari Universitas Teknologi Nagaoka meyakini rendahnya korban usia anak tenggelam disebabkan karena banyak anak SD yang telah mengikuti pelatihan “Bertahan Hidup dengan cara Mengapung dan Menunggu” atau dalam bahasa Jepang “Uitemate”.
Konsep Uitemate sangat sederhana namun efektif. Banyak korban tenggelam jatuh kedalam air ketika berpakaian lengkap, dan karenanya penting bagi kita untuk mengetahui cara agar tetap bisa mengambang dipermukaan dengan kondisi tersebut.
Peristiwa menakjubkan terjadi saat Jepang dihantam Tsunami pada 11 Maret 2011, murid-murid SD di Prefektur Miyagi selamat dari tenggelam karena menggunakan teknik Uitemate. Saat gempa terjadi, mereka dievakuasi ke gedung olahraga, namun tak lama kemudian mereka terjebak air tsunami yang masuk kedalam gedung dan air makin lama makin meninggi.
Ketika bencana berlalu, para rewalan dibuat takjub saat masuk ke dalam gedung tersebut, tak ada satu pun murid yang tewas tenggelam. Seorang guru mengatakan mereka selamat karena menggunakan teknik Uitemate untuk mengapung. Kebetulan teknik ini telah dipelajari pada saat pelajaran renang. Teknik ini memang telah diajarkan di seluruh Sekolah Dasar di Jepang. Profesor Hidetoshi Saito adalah orang yang mencetuskan ide ini. Ia mendapatkan ilham ketika melihat daun yang mengapung di air.
Saat seseorang jatuh ke dalam air, reaksi spontan adalah berusaha untuk berenang walaupun ternyata ia tidak pandai berenang. Dengan spontan korban juga akan melambai-lambaikan tangannya sambil berteriak minta tolong, tangan yang mengarah ke atas sebenarnya malah akan membuat korban menjadi semakin mudah tenggelam. Menurut Prof. Saito, tindakan ini salah. Yang harus dilakukan adalah berusaha agar tetap mengapung memakai teknik Uitemate dan tunggulah hingga bantuan datang.
Saat ini teknik Uitemate gencar di kampanyekan ke seluruh Dunia, terutama wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dalam satu setengah tahun, 40 instruktur telah dilatih dan 10.000 orang di Sri Lanka telah mendapatkan pelatihan Uitemate.
Berikut Teknik Uitemate yang dapat kita praktikkan dikutip dari duniaberbicara.com :
Untuk belajar teknik ini, berikut tips-tips yang bisa untuk Anda lakukan.
Tenang dan santai, apabila Anda telah terjun ke dalam air, hal yang pertama perlu untuk dilakukan adalah bersikap tenang. Jangan panik, panik hanya akan membuat anda semakin tenggelam.
Rentangkan tangan dan kaki, usahakan setenang mungkin untuk tidur terlentang di air sambil merentangkan tangan dan kaki. Kurangi gerakan-gerakan yang bisa membahayakan diri Anda.
Pandangan menatap ke atas, untuk melancarkan sistem pernafasan Anda, hal yang dilakukan pada teknik satu ini adalah wajah dan pandangan mata menatap ke atas kemudian bernafas seperti biasa.
Teknik jika memakai sepatu, biarkan sepatu Anda terpasang, berat sepatu tersebut akan bisa membantu mengapung.
Botol kosong, jika ada botol kosong di dekat Anda gunakan botol kosong tersebut untuk didekap pada atas dada Anda, hal ini akan semakin membantu proses mengapung.
Mulai sekarang Kita bersama Anak-anak kita bisa belajar menguasai teknik Uitemate ini.
Sumber: ajw.asahi.com, japantimes.co.jp, duniaberbicara.com[dans]
- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI |
BACA JUGA :
Yoga for ballance mind.-Guru Md Sumantra
Dagang Banten Bali |
parwata sana
bujangga sana
wisudasana
swadistana organ reproduksi
mudra tryambakam : jari telunjuk dibawah jempol, jari tengah dan jari manis menyentuh jempol, satukan jari manis dan kelingking
Tidak ada yang benar atau salah dalam melakukan gerakan yoga.
Jika kita tidak bisa menikmati setiap posisi atau asana, maka kita tidak melakukan dengan benar.
Selalu berkomunikasi dengan badan kita, dan biarkan badan kita menuntun kita mencapai kebenaran sejati.
Selamat beryoga...
Om Markandeya Ya Namah
RAHASIA KEKUATAN PENYEMBUH TIGA NADHA.
PENGOBATAN DENGAN KEKUATAN HARMONIS GETARAN TIGA NADHA.
Pengobatan dengan kekuatan tiga getaran nadha ini, sangat afektive untuk menyembuhkan bagian –bagian tubuh yang sakit. Seperti:
1. Getaran Harmonis Nadha Ang.
Untuk mengobati penyakit yang meliputi bagian kepala, seperti sakit mata, sakit kepala, telinga, hidung, tenggorokan, gigi, dan yang lain diseputaran kepala.
Untuk pelaksanaan pengobatan dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan malam hari, dengan lama waktu menggetarkan nadha Ang ini 5 – 7 menit.
2. Getaran Harmonis Nadha Ung.
Untuk mengobati penyakit yang meliputi bagian badan dari leher sampai pantat seperti paru-paru, jantung, lambung, hati, kandung empedu, pancreas, usus besar, usus halus, pinggang, pantat, punggung, tangan, jari tangan, dan sebagainya.
Untuk pelaksanaan pengobatan dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan malam hari, dengan lama waktu menggetarkan nadha Ung ini 10 menit.
3. Getaran Harmonis Nadha Mang.
Untuk mengobati penyakit yang meliputi bagian Kaki seperti asam urat, rematik, kesemutan, jari kaki, keram kaki, dan sebagainya seputar kaki.
Untuk pelaksanaan pengobatan dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan malam hari, dengan lama waktu menggetarkan nadha Mang ini 15 – 20 menit.
Markandeya Yoga Indonesia
www.markandeyayoga.wordpress.com
Guru Made Sumantra
Ada dua macam Markandeya japa, vacika dan manasika.Untuk mengobati penyakit yang meliputi bagian kepala, seperti sakit mata, sakit kepala, telinga, hidung, tenggorokan, gigi, dan yang lain diseputaran kepala.
Untuk pelaksanaan pengobatan dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan malam hari, dengan lama waktu menggetarkan nadha Ang ini 5 – 7 menit.
2. Getaran Harmonis Nadha Ung.
Untuk mengobati penyakit yang meliputi bagian badan dari leher sampai pantat seperti paru-paru, jantung, lambung, hati, kandung empedu, pancreas, usus besar, usus halus, pinggang, pantat, punggung, tangan, jari tangan, dan sebagainya.
Untuk pelaksanaan pengobatan dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan malam hari, dengan lama waktu menggetarkan nadha Ung ini 10 menit.
3. Getaran Harmonis Nadha Mang.
Untuk mengobati penyakit yang meliputi bagian Kaki seperti asam urat, rematik, kesemutan, jari kaki, keram kaki, dan sebagainya seputar kaki.
Untuk pelaksanaan pengobatan dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan malam hari, dengan lama waktu menggetarkan nadha Mang ini 15 – 20 menit.
Markandeya Yoga Indonesia
www.markandeyayoga.wordpress.com
Guru Made Sumantra
Didalam vacika terdapat dua macam yang pertama upamsu, pengucapan dengan mantra diulang-ulang dengan gerakan dari bibir, tetapi tanpa mengeluarkan suara. yang kedua adalah oral, dimana gerakan bibir disertai dengan suara.
Dalam manasika (japa pikiran), ada dua metode. yang satu adalah pengulangan pikiran dan yang satu lagi adalah semedhi atas napas yang disebut ajapa-japa. Untuk pemula sebaiknya, kedua jenis japa itu dilakukan secara bergantian untuk menghilangkan godaan-godaan serti rasa ngantuk, malas selama berjapa.
Dalam pelaksanaanya harus memperhatikan:
1) waktu yang tepat untuk melaksanakan japa disaat pagi hari pukul 4- 7, diwaktu senja pukul 16.00-17.00.
2) tempat yang pasti, lalukanlah ditempatyang suci, aman dan nyaman, serta duduk ditempat yang sama setiap hari karena akan banyak memberikan keuntungan.
3) posisi duduk, menghadap ke utara atau ketimur, karena cahaya Nya meuncul dari arah timur atau utara, usahakan sikap duduk yang dialukan diambil dari yoga asanas sehingga membantu kemantapan pikiran, pengendalian sifat rajas dan membantu konsentrasi. usahakan sikap waspada dan siaga agar tidak mudah diserang rasa ngantuk.
4) pengulanan mantra yang tetap agar menghasilkan hasil yang baik,
Japa Yoga itu sangat mudah dan sederhana bahkan anak kecil dengan mudah dapat melakukannya
Pada awalnya konsentrasikan pikiran kepada suara yang keluar supaya jangan ada kesalahan, kekurangan atau kelebihan atau kekeliruan dalam pengucapan, begitu pula berjapa dengan tanpa keluar suara jangan sampai salah mantranya, kurang
lebih atau keliru.
Posisi yang baik adalah duduk tegak seperti orang pranayama, ada juga orang berjapa sambil berdiri,berjalan jalan yang penting pikirannya terfokus kepada japa mantra itu sendiri. Jadi kalau lihat orang berjalan membawa mala sedang komat kamit atau tidak keluar suara sama sekali ,ia mungkin lagi berjapa.
Tidak diperlukan ada gerak tangan seperti mudra dalam berjapa. Santai saja pusatkan pikiran kenama suci Tuhan itu.
Tidak perlu perlakuan yang khusus untuk berjapa karena japa yoga itu adalah penyucian itu sendiri.
Pakailah mantra berjapa sesuai dengan petunjuk guru kerohanian anda, Hyang Rsi Markandeya.
Gunakan rudraksa yang terdiri dari 108 manik japa.atau yg lain
Gunakan ibu jari dan jari tengah kanan saja untuk memutar japa mala. Jangan menggunakan jari telunjuk.
Jiwai makna setiap mantra dalam berjapa
Jangan berjapa dengan pamrih merengek minta ini minta itu, ucapkan nama suci Tuhan dengan tulus, penuh cinta bhakti.
Ini lagi salah satu kesalahan dalam pengucapan keagungan nama suci Tuhan ketika ada pamrih biar saya kaya, biar saya naik jabatan, biar saya bisa mekeber, biar saya begini, biar saya begitu.
Itulah salah satu kesalahan dari sepuluh kesalahan dalam pengucapan nama suci Tuhan
Saya datang dan davat dikaki padmaMU karena cinta dan bhakti kepadaMu tidak ada
yang lain ya Tuhan.
Manfa’at Markandeya japa antara lain
Japa membawa kesadaran Tuhan.
Japa menyucikan sang jiva.
Japa membakar dosa dosa.
Japa meneguhkan pikiran
Japa melenyapkan keterikatan
Japa memusnahkan siklus kelahiran dan kematian.
Japa memberikan kedamaian tertinggi.
Japa memurnikan hati
Japa meneguhkan pikiran
Japa menghancurkan sad-ripu
Japa memuasnahkan siklus kelahiran dan kematian
Japa membakar dosa-dosa
Japa menghanguskan samskara
Japa melenyapkan keterikatan
Japa memberikan sifat Vairagya
Japa membasmi segala keinginan negatif
Japa menghilangkan ketakutan
Japa melenyapkan khayalan
Japa memberi kedamaian tertinggi
Japa mengembangkan kasih sayang (prema)
Japa menyatukan bhakta dengan Tuhan
Japa memberikan kesehatan, kesejahteraan, kekuatan dan umur panjang
Japa membawa kesadaran Tuhan
Japa menganugrahkan kebahagiaan abadi
Japa membangunkan kundalini****
Japa memandikan badan halus atau lingga sarira atau badan astral secara menakjubkan
Japa merupakan sabun ilahi yang hebat bagi pikiran yang membersihkan segala bentuk ketidak murnian.
PRAKTEK MARKANDEYA JAPA YOGA.
1. Berdoa memohon berkat Tuhan Yang Maha Kuasa.
2. Berdoa Mohon berkat Guru, dengan ucapkan Om Markandeya Ya namah sebanyak 3 kali.
3. Lanjutkan dengan Mulai Berjapa menggunakan Rudraksa 108. Lantunkan Mantra di bawah ini:
Om Tryambakam Yajamahe
Sugandhim Pushtivardhanam
Urvarukamiva Bandhanan
Mrityor Mukshiya Maamritat
Arti:
“Marilah kita menyembah Shiva (Dia satu yang bermata tiga), yang suci (wangi) dan yang memelihara semua makhluk. Sama seperti mentimun matang secara otomatis dibebaskan dari keterikatannya dengan menjalar, mungkin kita akan dibebaskan dari kematian (tubuh kami yang fana dan kepribadian) dan diberikan (mewujudkan) alam keabadian kita. ”
Penjelasan:
Om, Kami menyembah Dewa Siwa yang bermata tiga, yang secara alami wangi, sangat penyayang dan yang merupakan pelindung para bhakta. Menyembah Dia mungkin kita akan dibebaskan dari kematian demi keabadian seperti mentimun matang dengan mudah memisahkan diri dari tangkai mengikat. Oleh Yang Mulia, biarkan aku berada dalam keadaan keselamatan (moksha) dan diselamatkan dari cengkeraman kematian yang menakutkan.
Pengaruh / Efek Mantra:
Maha Mrityunjaya mantra adalah mantra yang dikatakan meremajakan, melimpahkan kesehatan, kekayaan, panjang umur, perdamaian, kemakmuran dan kepuasan.
Mantra adalah teknik lama yang sudah berabad-abad, menghubungkan tiap umat untuk sampai pada kesadaran murni dan kebahagiaan.
Doa ini ditujukan untuk dewa Siwa. Dengan melantunkan mantra, getaran Tuhan yang dihasilkan yang menangkal semua kekuatan negatif dan jahat dan membuat perisai pelindung yang kuat. Dan dikatakan untuk melindungi orang yang mengucapkannya terhadap setiap jenis kecelakaan dan kemalangan . Ini adalah getaran yang berdenyut melalui setiap sel, setiap molekul tubuh kita dan merobek selubung ketidaktahuan. Ia membakar api dalam diri kita yang mengkonsumsi semua negativitas kita dan memurnikan seluruh sistem kami. Hal ini juga dikatakan memiliki penyembuhan yang kuat terhadap penyakit yang dinyatakan tidak dapat disembuhkan. Ini adalah mantra untuk menaklukkan kematian dan menghubungkan kita dengan ketuhanan batin kita sendiri.
Bukti Kedasyatan kekuatan Mantra Mertyu Jaya di Garis perguruan Markandeya Yoga.
1.Masa Kecil Markandeya
Dikisahkan seorang Rsi Agung yaitu Mrikandu dengan hidup bersama istrinya bernama Marudvati. Lama beliau tidak dikarunia Anak Hidupnya tersa kosong dan sangat ingin memiliki anak. Akhirnya mohon anak dengan berkat dari Dewa Siwa. Rsi Mrikandu melkukan Yoga Semadi memuja Dewa Siwa dengn psrah total, Karena melihat ketekunan Semadinya mampu membuat Dewa Siwa menampakan Dir dan muncul dihadapan Rsi Mrikandu.
Dewa Siva menampakkan diri kepadanya, dan berkata, "Saya senang dengan Anda, Mrikandu. Saya tahu apa yang and inginkan, anda ingin memiliki anak. Katakan padaku, apakah Anda ingin seratus anak, yang akan tinggal untuk waktu yang lama, tapi semua akan bodoh?
Atau, apakah Anda ingin satu anak yang sangat cerdas, yang akan hidup hanya enam belas tahun? " Ini pilihan yng Aku berikan pada mu.
Resi Mrikandu langsung berkata, "Dewa Siwa, sya mohon berikan saya satu anak yang cerdas cerdas saja."
Dewa Siva setuju dan berkata, "Bagus! Rsi Anda akan segera memiliki dia." Aku akan menganugrahkan anak ini kepada mu.
Setelah penganugrahan itu, tidak berselang lama istrinya Rsi Mrikandu mengandung , selanjutnya anaknya lahir.
Segera resi mendapat anak laki-laki. Dia dan istrinya sangat bahagia ,Dia memberi nama Markandeya kepada anaknya. Anak itu tumbuh menjadi sangat cerdas dan tampan. Resi memberikan dia benang suci untuk menjagny. Markandeya belajar kitab Veda dan Sastras, dengan cept dan mudah mudah. Semua orang dari orang biasa dan para rsi menyukainya.
Dan ketika anak itu berumur enam belas tahun , Rishi Mrikandu menjadi sedih dan setiap hari sedih. Karena terus melihat ayahnya sedih ,Suatu hari Markandeya bertanya kepada ayahnya: "Ayah, mengapa kau tampak begitu sedih?"
Karena didesak akhirnya Resi Mrikandu mengatakan sejujurnya, "Anakku! Apa yang harus kukatakan? Ketika Dewa Siva memberi anaku kepada ayah, dia bilang kau akan hidup hanya enam belas tahun. Anda sekarang akan mencapai usia itu. BagaimanaAyah dan ibu yang melahirkan ananda rela kehilangan dirimu seperti yang kita tahu akan terjdi pada akhir tahun ini? "
Markandeya berkata, "Ayah! Mungkin itu alasannya? Dewa Siva sangat baik untuk-penyembahnya. Anda sendiri mengatakan kepada saya bahwa. Dewa Siwa telah menyelamatkan banyak mahluk dari kematiannya. Saya telah membaca tentang hal itu dalam Purana dan mendengarnya dri banyak Rsi. Aku segera akan melakukan ritual ini memuja Dewa Siva dan malam dari hari ini akan mulai saya lakukan . saya yakin, Dia akan menyelamatkan-aku juga! "
Rishi Mrikandu sangat senang mendengar anaknya mengatakan ini. Dia memberkati anaknya.
Markandeya membangun Siva-Lingga di sebuah tempat di pantai laut. Dia mulai menyembah Dewa Siva pagi, siang dan malam. Dia menyanyikan kidung suci, dan sambil menari dalam sukacita.
Dalam mitologi Hindu, Dewa Yama adalah Dewa Kematian. Dia bersama dengan prajuritnya mengumpulkan jiwa-jiwa orang mati.
Yama menyadari bahwa waktu Markandeya di bumi naik. Dia mengirim dua hambanya untuk mencabut jiwa Markandeya itu.
Namun pada saat ini Markandeya begitu tenggelam dalam meditasi bahwa cahaya sengit aneh muncul dari dia. Cahaya dari dia kelihatan begitu terang , sehingga prajurit Yama tidak bisa dekat dengannya. Mereka gagal membunuh Markandeya.
Menghadapi kegagalan untuk pertama kalinya, para pelayan kembali dengan kecewa dalam hatinya dan lapor pada Dewa Yama,'Guru, kita tidak bisa mendekatinya. Ada sesuatu yang datang dari dia. Sesuatu yang sangat terang .... 'Para pelayan menggelengkan kepala mereka, "Itu sangat cerah dan kuat sehingga hampir membakar kami ...'
Dewa Yama mengangguk, "Tidak apa-apa. Aku akan mengurus ini .. " Dewa Yama kemudian mengambil tali dan duduk di kendaraan kerbau dan datang dekat Markandeya. Dewa Yama menyadari bahwa Markandeya adalah murni dan telah menjalani kehidupan yang baik. Yang melindunginya. Itulah yang telah mengusir para pelayannya.
Tapi Yama adalah Dewa Kematian. Orang baik atau tidak, tak seorang pun lolos darinya. Namun seperti Markandeya adalah seorang anak yang mulia, Dewa Yama membuat dirinya terlihat oleh Markandeya.
'Markandeya' Dewa Yama berbicara sereus, 'waktu Anda di bumi sudah habis ...'
Markandeya membuka matanya dan menatap Dewa Yama. Namun Markandeya tidak merasa takut. Dia menatap Dewa Yama. "Aku tidak akan pergi dengan Anda ... Tuhanku akan melindungi saya ... '
Dewa Yama mengulangi, 'waktu Anda di bumi sudah habis. Aku datang untuk menjemput Anda ... '
Markandeya tersenyum menggeleng dan memeluk lingga shiva erat. Menyadari bahwa ia tidak punya pilihan, Dewa Yama melemparkan tali di sekeliling leher Markandeya untuk menarik keluar jiwanya. Markandeya memejamkan matanya Selamatkan aku Tuhanku ...
Markandeya terkejut ketika ia merasakan lingga bergerak dengan mata tertutup. Dia membuka matanya dengan takjub.
Markandeya sangat senang untuk melihat Tuhan bermata tiga di hadapannya. Keinginannya telah terpenuhi. Dia telah melihat Dewa Shiva sekarang ...
Markandeya tiba-tiba merasa seperti seolah-olah dia berada di dalam perisai pelindung. Tidak ada yang bisa menyakitinya sekarang ... Markandeya melihat Dewa Yama dan tersenyum ... Bahkan tidak mati
Namun Dewa Shiva marah pada waktu itu. Setiap baris dari wajah Shiva adalah tampak sengit dengan kemarahan. Dan trisula Siwa dibesarkan dan menunjuk Dewa Yama, yang telah menjatuhkan jerat dan mundur ketakutan.
'ANDA BERANI MENGGANGGU DIA!' Dewa Shiva berteriak marah, mengancam untuk membuka mata ketiga.
'Ya Tuhanku ... "Yama berkata,' waktu-Nya di bumi sudah habis. Aku datang ...menjemputnya '
'DIA AKAN HIDUP SELAMANYA! ... ...' Shiva mengambil trisula dan menusuk DewaYama. DewaYama mencoba menghindari trisula, tapi DewaYama tertangkap senjata tertncap di dadanya. Ia jatuh dan meninggal. Dewa Kematian sudah mati! Namun ,
Segera Dewa Indra dan dewa lainnya muncul di hadapan Dewa Siwa, yang masih melihat Dewa Yama dengn marah.
Dewa Indra menatap wajah damai Markandeya dengan takjub. Anak itu telah melakukan apa yang tidak mampu dilakukan orang sebelumnya.
Indra berbalik dan bersujud pada dewa Siwa, Kita perlu memiliki Dewa kemtian .Tanpa kematian, tidak akan ada keseimbangan di bumi ... Orang-orang akan terus lahir dan tidak pernah mati. Itu bukan cara hidup. Hidup ini tidak dimaksudkan untuk menjadi seperti ini. Aku mohon Dewa Siwa ... Berikan hidupkan Dewa Yama kembali. Sehingga keseimbangan hidup dapat dikembalikan ... "kata Indra menunjuk kearah Dewa Yama.
Mendengar kata-kata Dewa Indra, Dewa Siwa menjadi jinak. Dia mengangguk pelan, "Ya ... Ya ... Dewa Yama akan memiliki hidupnya kembali ... jika ... 'Dewa Siwa memandang Markandeya yang masih memandang Dewa Siwa seolah-olah dia telah menemukan harta karun terbesar di bumi. Dewa Siwa tersenyum di Markandeya, '.. jika Markandeya terhindar ... Markandeya akan hidup selamanya. Dia akan menjadi orang yang memiliki kemampuan menaklukan kematian ... '
Deva menyadari bahwa ini adalah kesepakatan yang adil dan diterima kondisi.
Dewa Yama membuka matanya saat luka di dadanya sembuh. Dewa Yama memandang Markandeya, tersenyum dan terus menghilang dari sana. Deva yang lain juga kembali ke langit.
Markandeya kemudian jatuh di kaki Dewa Siwa, 'Tuhan saya ingin, pernah melihat kamu ...'
Dewa Siwa tersenyum, 'Kembalilah kepada orang tua Anda Markandeya. Menjaga mereka untuk hidup mereka. Setelah itu lakukanlah farma yatra di muka bumi dan menjadi damai melakukan apapun yang Anda inginkan. Anda memiliki berkat saya. Anda akan tetap berusia enam belas tahun untuk selama-lamanya. Anda akan selalu memiliki berkat saya ... '
Markandeya kembali ke orang tuanya yang sangat gembira mendengar ceritanya. Markandeya adalah anak yang baik dan tampak sangat baik setelah orang tuanya. Dia tidak pernah berusia lebih dari enam belas ....
Doa Mahamrityunjaya Mantra. penghalang dari maut ini dirahasiakan oleh Markandeya, dan hanya akan diberikn pada bhaktanya yang meminta dan memuja Siwa.
Sejak hari itu, bentuk api Siwa yang muncul untuk menyelamatkan anak- Dan Rsi Markandeya disebut Kalasamhara Murti artinya dpt melht wujud Dewa Siwa atau Kalari, dia mmpu berwujud Dewa Siwa atau siwa yang kedua.
Markandeya akhirnya pulang, dan jatuh di kaki orang tuanya. Mereka memeluknya, dan menangis dengan sukacita. Dalam pertumbuhannya Markandeya menjadi Rsi yang Agung, dan hidup selamanya.
2. HIDUPNYA KEMBALI DEWA BULAN ATAU CHANDRA MA.
Chandra Ma adalah menantu dari Prajapati Daksa, ..karena sangat marah dengan Chandra Ma, Prajapati Daksa membunuh Chandra Ma….akibat kematian cahandra ma, alam menjadi tidak seimbang, akhirnya Dewi Sati menemui Para Rsi, untuk meminta solusi….Para Rsi mengatakan , Hanya Rsi Markandeya yang memiliki Mantra Shakti ini, silahkan meohon petunjuk padanya. Akhirnya Dewi Sati menemui Hyang Rsi Markandeya, dengan mengutarakan maksudnya….dengan memohon berkat Dewa Shiwa, akhirnya Rsi Markandeya menganugrahkan Mantra Mertyu Jaya, dalam sebuah Shiwa Linggam, untuk di tempatkan di samping Mayat Cahndra Ma, dan semua Rsi akhirnya mengumandangkan Mantra Mertyu Jaya ini, .. keajaiban terjadi, akhirnya Dewa Shiwa datang menghidupkan kembali Chandra Ma.,.. dan untuk melindungi selalu Chandra Ma, Dewa Shiwa menempatkan di Kepala Nya.
3. SEBAGAI MANTRA PEMUJAAN MALAM SHIWA RATRI.
Adalah seorang Raja yang bernama Windhu Sara, selalu hidupnya di intai kematian oleh musush-musush di dekatnya, Raja ini samapai dua kalu mengalami pembunuhan, Namun selalu di selamatkan oleh Dewi Darma, ibunya Ashoka, dengan ucapkan mantra ini dalam pengobatannya… sejak saat itu seluruh kerajaan Magada , menggunakan mantra ini dalam Shiwa Ratri Pujanya, untuk melindungi negaranya dari mara bahaya . Dan Ashoka juga, selalu mengumandangkan Mantra ini dalam setiap penebusan dosanya….untuk keselamatan hidupnya, karena dia menjadi incaran untuk di bunuh , sebeb sebagai penerus Kerajaan MAGADA.
4. ASHOKA
Ashoka adalah penerus dinasti Mauria, yang akan menguasai kerajaan Pancala, dia diingini kematiaanya oleh banyak orang karena berebut kekuasaan, Dewi Darma menasehati dia melindungi diri dengan mantra tryambhakam.
5. MAHAPUTRA.
Mahaputra adalah keturuan dan penerus kerajaan MEWA, dia dicelekai banyak orang dan mau dibunug oleh guru gulatnya sendiri karena atas suruhan , dari keluarga isttana , juga berebut kekuasaan, di di lindungi Mantra tryambhakam oleh Guru Asramnya.. dan dia selamat.
12 tahap kesadaran dalam praktek Yoga Surya classic.
1. Yoga Surya Namaskara
Kusambut kedatangannya menerangi alam.
2. Yoga Surya Daryam.
Dan kuserahkan jiwa ku dan hidupku mengiringinya sampai tenggelam.
3. Yoga Surya Kertalam.
Ku rasakan aliran energynya merasuki tubuhku.
4. Yoga Nadwityam Suryam
Aku semakin menyerap energy surya dan cahayanya.
merasakan diri kita masuk kedalam lautan cahaya
5. Yoga Surya Arkayam .
Ku ikuti dengan Jiwa sang surya melintas di langit.
merasakan kita adalah matahari
6. Yoga Surya Khagaya
Ku pancarkan sinar tubuhku ke alam semesta.
seluruh tubuh memancarkan cahaya
7. Yoga Surya Maricam
Dan ku dorong energy sinar bulan dan ku genggam dalam tanganku.
telapak tangan mengeluarkan sinar
8. Yoga Surya Sawitri
Semakin kuat tanganku memancarkan energy dan sinar surya.
jari tangan dan kaki bercahaya
9. Yoga Surya Pusne
Alam semesta kurasakan semakin terang benerang penuh cahaya suci.
diri bercahaya
10.Yoga Surya Baskaram
Sinar keemasan bertebaran di semua langit.
sinar kemilau keemasan
11.Yoga Surya Hiranyagarbha
dan jiwaku mengikuti tenggelamnya Matahari , hati dan jiwaku menjadi damai dengan senyum dalam hati
memasukkan sinar dalam perut
12.Yoga Surya Gerhanam
berendam dalam lautan cahaya
Om Shanti Shanti Shanti Om.
NADHA YOGA
NADHA YOGA
Pada saat melaksanakan pengobatan dengan getaran Nadha, tahap persiapan yang harus dilakukan:
1. Laksanakan pernafasan kejiwaan, bernafas dengan hening tanpa kata.
2. Lanjutkan dengan doa pengobatan, mohon Restu kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.
3. Buatkan getaran harmonis dalam bhatin, dan serap setiap getaran Nadha , dalam music Opening Cakra dengarkan dalam meditasi.
4. Keluarkan nadha yang diserap dalam bhatin dengan penuh kedamaian, cinta kasih , dan ketulusan hati.
Tahap pengobatan, sambil meditasi mendengarkan music Opening Chakra, rasakan setiap sel tubuh yang sakit di getarkan oleh keharmonisan nadha ini.
Apa yang akan terjadi pada diri Anda? Rasakan pembangkitan Chakra dan proses penyembuhan penyakit anda.
Maanpaat untuk anda yang bermeditasi, dan mendengarkan Nadha music ini untuk penyembuhan anda.
1. Cakra Dasar/mooladhara.
Penyakit pisik:
kelenjar sendi dan romatik, gangguan tulang punggung, Penyakit darah dan elergy, Lambatnya penyembuhan luka dan patah tulang, gangguan pertumbuhan, kanker dan leukemia, vitalitas rendah, penyakit jantung, penyakit otak, penyakit kelamin, penyakit kulit.
Penyakit Pisikis:
Pemeliharaan diri rendah, Depresi atau ingin bunuh diri, Orang sering melamun, gelisah, gusar, jiwa tergoncang, orang gila.
Geataran Suaranya , Aaaaaaaaa…….
2. Cakra Seks/Swadhistana.
Penyakit Pisik:
Impotensi, gangguan buang air kecil, kemandulan, pembesaran kelenjar prostad, penyakit sexual lainnya.
Penyakit Pisikis:
Dorongan sexual yang rendah, Tidak peduli atau apatis, Tidak bersemangat.
Getaran Suaranya: Iiiiiiiii……
3. Cakra Pusar/ Manipura.
Penyakit Pisik:
Sembelit, Diare, Gangguan asimilasi zat gisi dalam makanan, Radang Usus Buntu.
Penyakit Pisikis:
Kemauan Rendah, Kurang minat makan dan minum, Kecanduan narkotika, Minuman keras. Depresi, paranoid.
Getaran Suaranya: Uuuuuuu……….
4. Cakra Jantung/ Anahatha.
Penyakit Pisik.
Kemampuan tubuh rendah terhadap infeksi, Tekanan darah Tinggi, Darah kotor, atau segala penyakit darah, Diabetes, Kelesterol tinggi, Penyakit jantung, Hepatitis, TBC.
Penyakit Pisikis:
Histeris, Perasaan tidak tenang dan tidak damai, Takut, kuatir cemas, Tindakan kasar, Kurang perhatian, Ceroboh.
Getaran Suaranya: Eeeeeeeee……..
5. Cakra Tenggorokan/ wishuda.
Penyakit Pisik;
Kemandulan, Gondok, Radang tenggorokan, Kehilangan suara, asma.
Penyakit Pisikis:
Kurang konsentrasi, Mental lemah, Kurang semangat.
Getaran Suaranya: Ooooooo………
6. Cakra Agna.
Penyakit Pisik:
Mata, Kanker, Kelenjar endokrin, Telinga, Radang Otak, hidung.
Penyakit Pisikis:
Cepat tersinggung, Kurang gaerah, tidak tetap pendirian.
Getaran Suara: Ngngngngngng……..
7. Cakra Mahkota/ Sahasrara.
Penyakit Pisik:
Otak, Kelenjar peneal, Pikiran kacau, Hepatitis, Tubuh lesu.
Penyakit Pisikis:
Prilaku kurang baik, Kurang bebas, kesadaran rendah, kurang bijaksana, tidak mampu mengendalikan diri.
Getaran Suara: AaaaaaaaUuuuuuuMmmmm.
Persyaratan Mutlak ,yang harus di laksanakan dalam tahap meditasi penyembuhan:
1. Keinsyapan diri yang kuat sehingga akan mengalir energy positif dan murni dengan mudah.
2. Kepercayaan dan keyakinan Bahwa Tuhan bersamanya.
3. Kesabaran dan cinta kasih pada diri yang kuat.
4. Pikiran harus selalu , berpikir kesembuhan, sebab apapun yang kita pikirkan, energy akan dirubah sesuai pikiran kita.
Selamat menyembuhkan Diri.
Markandeya Yoga Indonesia
Guru Made Sumantra
www.markandeyayoga.wordpress.com
- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI |
Nama-Rupa-Nimita
Om swastiastu, Om Awignamastu namasidham,
BANTEN SEBAGAI WALI atau WAKIL PERASAAN IKLAS (wali pikhayunan suci)
Banten Pejati adalah nama banten atau upakara atau sesajen yang sering dipergunakan sebagai sarana untuk mempermaklumkan tentang kesungguhan hati akan melaksanakan suatu upacara dengan dipersaksikan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa / manifestasi-Nya. Di dalam rontal ”Tegesing Sarwa Banten”, dinyatakan ; -- ”Banten mapiteges pakahyunan, nga ; pakahyunan sane jangkep galang” --- (Banten itu adalah buah pemikiran, artinya pemikiran yang lengkap dan bersih) --- Mewujudkan banten yang indah, rapi, meriah, unik dengan simbol-simbolnya, harus selalu diawali dengan pemikiran yang bersih, tulus serta suci. Banten juga diartikan sebagai ”wali”. Kata wali berarti ”wakil”. Jadi banten itu dalam suatu upacara dipakai sebagai wakil untuk berhubungan dengan Yang Dipuja atau Yang Dimuliakan. PeJati berasal dari kata ”jati”, mendapat awalan ”pe”, menjadi Pejati. Kata ini adalah kata dalam bahasa Bali. Jati artinya ”sungguh-sungguh”, ”benar-benar”. Jadi banten Pejati adalah sekelompok banten yang dipakai sarana untuk menyatakan rasa kesungguhan hati kehadapan Ida SHWW / manifestasi-Nya, akan melaksanakan suatu upacara dan mohon dipersaksikan dengan tujuan agar memperoleh keselamatan ---- BAGIAN-BAGIAN BANTEN PEJATI ---- Banten Pejati merupakan kumpulan dari beberapa buah banten. Adapun bagian-bagian banten pejati itu terdiri dari ; --- 1). Daksina -- 2). Peras -- 3). Ajuman -- 4). Tipat kelanan --- D A K S I N A --- Daksina merupakan ”Tapakan” atau ”Palinggih” atau sthana Ida Sanghyang Widhi Wasa saat dipuja. Adapun usur-unsur yang terdapat di dalam Daksina itu ada 13 (tiga belas) macam banyaknya, merupakan lambang dari Sanghyang Triyo Dasa Sakti, yaitu terdiri dari : --- 1). Srembeng, bebedogan atau wakul daksina, merupakan simbol ”bumi” (dunia) -- 2). Tampak Dara (+) atau Swastika, merupakan lambang Rwabhineda, simbol keseimbangan (siang dan malam) -- 3). Tampelan, porosan, merupakan lambang saling asih (subhakti suweca) -- 4). Beras melambangkan Bayu Akasa (kekuatan) -- 5). Kelapa melambangkan Sanghyang Raditya (Matahari) -- 6). Telur itik mentah melambangkan Sanghyang Candra atau Bulan -- 7). Kemiri/Tingkih melambangkan bintang atau trenggana -- 8). Pangi melambangkan segara/laut atau ”pengeleburan” -- 9). Plawa Peselan melambangkan Sanghyang Sangkara (Dewa tumbuh-tumbuhan) -- 10). Gantusan, melambangkan jiwa / Atma -- 11). Uang Kepeng, melambangkan ”sunya” atau ”kosong” (embang) -- 12). Benang Putih, melambangkan Sanghyang Akasa (embun) -- 13). Canang Sari / Genten, melambangkan para Dewa. Kata Daksina juga berarti ”upah”, yaitu upah kepada sang Muput Upacara sebagai ungkapan rasa terimakasih yang tulus iklhas ---- P E R A S ---- Peras adalah nama sebuah jenis banten yang penggunaannya sebagai pelengkap sesajen-sesajen lainnya. Diikutsertakannya banten peras sebagai pelengkap, mempunyai tujuan tertentu, terutama untuk pencapaian keberhasilan yang diharapkan. Kata peras berarti ”sah” atau ”resmi”. Jadi penggunaan banten peras ini bertujuan untuk men ”sah” kan atau me ”resmi kan suatu upacara yang diselenggarakan secara lahir bathin. Secara lahir, banten peras sudah diwujudkan sebagai sarana, dan secara ”bathin” dimohonkan pada persembahannya. Sebagai suatu contoh dapat dikemukakan pada upacara pelaksanaan ”meras anak”, berarti mengesahkan atau "meresmikan” pengangkatan anak tersebut. Peras mengandung makna ”Prasida” yang artinya ”berhasil”. Suatu kumpulan banten tanpa peras, maka pelaksanaannya dikatakan "tan prasida” atau tidak akan berhasil atau ”tidak sah” (tidak resmi). Di dalam rontal ”Yadnya Prakerti”, disebutkan peras sebagai perlambang ”Hyang Triguna Sakti” ---- A J U M A N --- Banten ajuman ini terdiri dari ; 2 (dua) buah untek (nasi yang bentuk ujungnya tumpul), kacang komak, telur, jajan, raka-raka (buah-buahan) serta dilengkapi dengan canang genten. Fungsi banten ajuman ini adalah sebagai ”suguhan” kepada Ida SHWW / Manifestasinya. Dibeberapa tempat yang lain, banten ajuman ini sering disebut dengan nama ”rayunan”, sodan, soda rayunan dan ajengan --- TIPAT KELANAN --- Tipat Kelanan adalah nama salah satu jenis banten, yang fungsinya sama dengan ajuman. Sarana perlengkapannya terdiri dari ; ketupat atau tipat sebanyak 6 (enam) buah yang biasa disebut "akelan”. Jenis ketupat yang dipergunakan adalah ”tipat nasi”. Sebagai alasnya dapat dipergunakan taledan, tamas, ceper yang agak besar dari ceper canang, piring, ingka dan lain sejenisnya. Diatasnya secara berturut-turut diisi ketupat sebanyak 6 (enam) buah yang kulitnya sudah dibuka terlebih dahulu dengan pisau, diletakkan pada tempat di depan. Disampingnya diisi rerasmen memakai ikan dan telur. Sedangkan dibagian belakangnya diisi buah-buahan, jajan serta sampiyan kepet-kepetan atau pelaus yang sudah lengkap tetandingannya. Telur dalam istilah bebantenan sering disebut dengan nama ”Hantiga”, yang di dalam rontal ”Tegesing Sarwa Banten” telur itu merupakan penunggalan dari Hyang Tiga, yaitu antara kulit, isi dan sarinya ••
Catatan : lontar Rareangon menyebutkan juga:" tungtunging banten ngaran tebasan/pejati, Tungtunging tebasan Ngaran Canang, Tungtunging Canang ngaran Sembah, Tungtunging sembah Ngaran Manah tulus lascarya, ning nirmala jati". artinya: intinya banten adalah pejati, intinya pejati adalah Canang, intinya canang adalah Sembah, Intinya sembah adalah ketulusan Hati dan kesucian pikiran". Jadi yang tidak sempat buat Bhakti lakar bakta ke Pura, ngiring makta manah rahayu,,, ida sanghyang widhi meraga Hyun (maha tahu terhadap niat).
Semoga ada manfaat,
Om Shanti-Shanti-shanti , Om
Tumpek krulut
Tumpek krulut berasal dari dua suku kata yaitu tumpek yang artinya ujung tajam ataupun lancip,, dan krulut yang berasal dr kata dasar lulut yang berarti seirama sejalan harmonis lulut asih artinya sejalan dalam kasih sayang,,,
pada hari rahina tumpek krulut ini dilakukan upacara pada segala sesuatu yg mengeluarkan suara seperti gambelan gong, karena gambelan inilah yang mengeluarkan berbagai nada kehidupan yang dapat melahirkan suasana penuh kasih dan sayang tadi,,,
Dalam hal ini pemujaan dihadapkan kepada Dewa Iswara.
Dalam Weda ada di nyatakan :
"Samàno mantraá samitiá samàni
samànam manaá saha cittam eûàm,
samanam mantram abhi mantarey vah,
samanena vo havisa juhomi".
Rgveda X.191.3.
Wahai umat manusia! Pikirkanlah bersama. Bermusyawarahlah bersama. Satukanlah hati, dan pikiranmu dengan yang lain. Aku anugrahkan pikiran yang sama, dan fasilitas yang sama pula untuk kerukunan hidupmu.
"Samànì va àkutiá samànà hådayàni vaá,
samànam astu vo mano yathà vaá susahàsati".
Rgveda X.191.4.
Wahai umat manusia! Milikilah perhatian yang sama. Tumbuhkan saling pengertian di antara kamu. Dengan demikian engkau dapat mewujudkan kerukunan dan kesatuan.
Bapa Akasa Ibu Pertiwi
Riil yang terjadi diatas bumi ini hampir semuanya berpasang-pasangan hingga ada diantaranya istilah kiri kanan, atas bawah, laki perempuan, maju mundur dan yang lainnya, yang mana sejatinya diantara istilah yang berpasangan itu bermakna saling menentang dalam artian berlawanan demi keseimbangan. Fakta membuktikan jika salah satu diantara yang berlawanan itu tidak ada lagi, maka yang satunya tidak akan berfungsi sesuai layaknya, kongkrit sandal yang semestinya sepasang jika hanya tinggal satu (seblah saja). Kodrat Ilahi yang maha kuasa memanglah demikian adanya, maka terciptalah yang namanya kaum adam dan kaum hawa, di kalangan umat Hindu (baca Hindu Bali) mengenal istilah purusa dan pradhana. Purusa itu adalah istilah untuk kaum lelaki ( garis keturunan yang laki-laki ), sedangkan pradhana istilah bagi kaum perempuan (garis keturunan yang perempuan).
Karena takdirlah ada : langit dan bumi, suami dan istri, bapak (langit) dan ibu (akasa) bahkan juga ada Rama dan Sita
Telah ditakdirkan bahwa perempuan itu memang kodratnya harus selalu berada di ”bawah” lelaki, karena perempuan itu identik dengan ”ibu” (pertiwi / bumi) atau ”PRADHANA” (asas bendani / badan jasmaniah). Sedangkan lelaki ditakdirkan harus selalu berada di ”atas” wanita, karena ia identik dengan sosok ”ayah” (langit / akasa) atau ”PURUSA” (Atman). Atau diistilahkan bapa akasa ibu pertwi. Sosok ayah (langit) sangat berarti bagi seorang ibu (bumi), karena dari langitlah turunnya hujan yang mendatangkan kesuburan di bumi, dan seorang lelakilah datangnya benih kehidupan penyambung keturunan yang lebih lanjutnya dibesarkan di Rahim seorang perempuan (ibu). Dalam konteks ajaran Hindu, jika Atman (Purusa) pergi meninggalkan Pradhana (badan),, maka ”matilah” manusia ! Badan jasmaniahnya menjadi rusak dan terurai kembali keasalnya, yaitu ; Panca Maha Bhuta atau ”lima zat unsur” (tanah, air, api, udara dan ether). Artinya : dalam konteks ajaran Hindu, maka lelaki (Purusa / Atman) itu adalah ”Penguasa” atau pengendali perempuan (badan jasmaniah).
Langganan:
Postingan (Atom)