Jumat, 21 Agustus 2015

Titi Ugal Agil Jembatan Menuju Bale Peangen-agen Di Neraka Loka



Dagang Banten Bali


Keunikan Bali.
Diceritakan Bhagawan Penyarikan berguru pada Ida Sang Hyang Ratna Traya, mengenai perputaran atau perjalanan manusia masing-masing. Setelah menyelesaikan pelajarannya, Bhagawan Penyarikan disuruh untuk pergi mengunjungi neraka dan suarga.
Pertama Bhagawan Penyarikan datang ke kuburan maha luas yang disebut tegal penangsaran tempat berkumpulnya para roh laki perempuan, baik maupun jahat. Disaksikannya berbagai macam penderitaan yang dialami oleh para roh tersebut. Ada yang menangis, kesakitan, ada yang kelaparan, ada yang berteduh di bawah pohon rangre, pohon ketaka, dan pohon waduri yang berdaun sehelai, sehingga para atma tersebut tak luput dari terpaan sinar matahari yang sangat menyengat, sehingga ia mengalami penderitaan yang amat sangat.
Kemudian ada atma yang sedang merintih kepanasan di bawah pohon waduri. Atma yang bernama Sang Tutulak menghampiri Bhagawan Penyarikan dan berkata : “apa yang menyebabkan hamba bisa mengalami seperti ini?” Diberi wejangan kemudian oleh Bhagawan Penyarikan : “pada saat engkau masih hidup, engkau tidak pernah mengindahkan ajaran dharma. Banyak dosa yang engkau perbuat, menghambat kepentingan orang banyak, tidak berdana punia, engkau rakus mengumpulkan harta benda dengan berbagai cara. Seandainya nanti engkau menjelma menjadi manusia, maka menjelmalah engkau pada tumpek pengatag, kemudian setelah tua engkau harus menjalankan dharma kewikon”.
Diceritakan di atmaloka, seluruh atma ada pada suatu tempat yang luas. Semuanya mendapat siksaan, namun tak terluka oleh senjata, tak terbakar oleh api. Para atma mengalami semua itu tak bedanya seperti orang yang tertidur lelap dan bermimpi. Kadangkala bermimpi indah dan sesudah itu bermimpi buruk. Segala macam penderitaan atma disaksikan oleh Bhagawan Penyarikan dan kemudian bersabda kepada atma semuanya termasuk kepada Sang Tutulak. “Kalian masih selalu ingat saat di manusapada. Kalian tidak sadar bahwa semasa hidup dikuasai dan diperbudak oleh kekuatan dasendria yang menjerumuskan kalian di dunia”. Demikian sabda Sang Bhagawan yang didengarkan oleh para atma. Para atma kemudian terus menerus mendekati dan menanyakan mengenai dirinya kepada Bhagawan Penyarikan. Dan wejangan dari Bhagawan Penyarikan dapat menyejukkan para atma yang sedang mengalami siksaan.
Diceritakan atma yang bernama Sang Tutulak sudah waktunya untuk menjelma menjadi manusia ke dunia berbekal tutur sastra dari Bhagawan Penyarikan serta dibekali pula berupa kakandi waluh manik yang bernama Sanghyang Mahakampi dan menjelma menjadi manusia pada saniscara kliwon wariga.
Para atma di atmaloka dibawah pengawasan dari yamabala. Para atma berlarian tanpa arah, menjerit, menangis sejadi-jadinya. Hal tersebut diketahui oleh Bhagawan berada di bawah pohon teja. Bhagawan mendengar rintihan semua atma di neraka. Bhagawan Mercukunda berhatur kepada Bhagawan Penyarikan : “sangat berlebihan para atma mendapat hukuman, namun tidak juga manusia di manusaloka mau sadar dan mengurangi perbuatannya yang menyimpang dari dharma, malahan semakin merajalela, seolah-olah tak memikirkan pahit getirnya siksaan di neraka ini. Ada yang tertindih batu besar sepanjang hari, ada kepalanya dibenturkan di atas batu, darahnya muncrat dan isi kepalanya meleleh keluar”. Bhagawan Penyarikan berkata “semua ini akibat dari perbuatannya di manusapada yang selalu loba, dengki, iri hati, dan tak pernah puas. Adapun otaknya keluar karena pikirannya selalu buyar tak tentram melihat keberhasilan orang lain.”
“Atma yang dikejar anjing dan babi hutan, setelah tertangkap tubuhnya dikoyak-koyak karena pada waktu menjadi manusia tak pernah peduli pada nasehat-nasehat kebenaran, karena hatinya bebas liar seperti binatang. Ada atma yang digantung pada kayu kepah, di bawah kayu tersebut terdapat batu yang bergerigi tajam seperti keris. Atma tersebut pada waktu menjadi manusia tak pernah memikirkan akibat dari perbuatannya. Ia terlalu dikuasai oleh hawa nafsu dan sad atatayi. Ia dimabuk oleh kebangsawanan, kecantikan, kepintaran, berpura-pura berbuat sadhu dharma, suka memperkosa, bersenggama dengan orang tua kandung, saudara kandung apalagi melakukan persenggamaan dengan binatang, dan lain-lain.
Demikian Dialog Bhagawan Penyarikan dengan Bhagawan Mercukunda yang sangat panjang. Bhagawan Mercukunda berkata “hamba teringat dengan para atma di neraka sampai ia dapat duduk di bale pengangen-angen, bale tersebut adalah tempat dari para atma yang hampir selesai menjalani hukuman. Tetapi untuk mencapai tempat itu harus melalui jembatan (titi ugal-agil). Jarang atma dapat melewati titi tersebut, karena di bawahnya terdapat jurang yang dalam. Bila terjerumus ke dalam jurang tersebut, maka puluhan bahkan ratusan tahun belum bisa beranjak dari tempat tersebut. Itulah ujian terakhir di neraka. Dan bila berhasil melewati titi tersebut maka sampailah di wilayah yang disebut banjaran sari. Para atma sudah kemasukan bayu (tenaga) yang berasal dari panasnya api Kawah Tambra Gomuka. Idep (pikiran) dan sabda (suara) adalah hasil dari leburan atma dalam kawah. Kawah tersebut adalah tempat penempaan menjadi manusia”. Kawah Tambra Gomuka berbentuk jambangan baja, yang diaduk oleh Yama Bala.
Di atmaloka ada sebuah tempat yang diberi nama oleh para Dewa yakni Hyang Telaga Dwaja, air tersebut menjadi sumber kehidupan bagi para sadhu, santosa, wirati, dirgayusa, orang-orang utama yang meminum air tersebut. Orang-orang yang durhaka, loba tidak akan dapat meminumnya. Jangankan meminum, tempatnyapun tidak akan pernah ditemukannya.
Diceritakan kedua Bhagawan melanjutkan perjalanan menuju ke pertapaan masing-masing. Namun dalam perjalanan keduanya menyaksikan keadaan di tegal penangsaran, melihat banyak sekali para atma yang merintih kepanasan, kesakitan, kelaparan, dan kelelahan. Tidak ada tempat berteduh, dan tidak ada makanan. Kemudian ada sekelompok atma yang berbuat sadhu dharma, kemudian bersama dengan Bhagawan Penyarikan berteduh di bawah pohon beringin yang rindang.
Bhagawan Penyarikan bersabda kepada seluruh atma : “ketahuilah bahwa bau busuk yang keluar dari kawah tambra gomukha akibat dari segala mala dan dosa yang dibuat ketika hidup di manusaloka. “Adapun atmanya yang mati dianggap tidak wajar belum mendapat upacara penebusan, maka dianggap masih berhutang kepada Sang Hyang Kasmala, semakin berat sengsaranya. Bila menjelma nanti akan menjadi manusia cacat sepanjang hidup”.
Ada lagi atma yang merintih kesedihan dan menanyakan kepada Sang Bhagawan : mengapa hamba mengalami siksaan seperti ini. Padahal ketika semasih hidup hamba rajin menjalankan yadnya dan berdana punia. Pertanyaan sang atma tersebut dijawab dengan pertanyaan lagi oleh Sang Bhagawan: “Apakah upacara yadnya dan dana punia yang engkau haturkan tersebut berasal dari pekerjaan yang benar berdasarkan dharma ?” Ketika itu para atma tidak dapat memberikan jawaban. Bhagawan kembali bersabda “yang terpenting adalah penyucian adnyana, tak pernah lupa dengan sadhu dharma dan melaksanakannya dengan sempurna. Yang dapat menjalankan itu, maka sudah pasti ia akan pergi ke suargaloka. Tidak ada pilihan bagi kalian sebagai atma papa agar kembali menjelma ke dunia karena sudah kalian rasakan bagaimana sakitnya siksaan di neraka. Berbuatlah dharma di manusapada, sehingga kelak tidak lagi mendapatkan siksaan seperti ini.”

Witing Tresno Jalaran Soko Kulino.




Dagang Banten Bali


Witing Tresno Jalaran Soko Kulino.
-
Siapakah kau yang pernah mencuri hatiku? Ya kau, kau itu, ya kamu. Kau yang mulai berubah, cuek denganku. Aku akui, memang akulah yang lebih dulu cari gara-gara. Tak mau melihatmu di saat kau ada tak jauh dariku.
Ingin ku menceritakan padamu kenapa aku bersikap dingin padamu. Aku tak bisa membohongi hati kecilku. Aku itu.. aku. ah. Bagaimana mungkin aku mengatakan perasaan ini padamu. Aku sadar siapa kau dan siapa aku. Tak pantaslah lelaki mengutarakan isi hatinya pada kau, yang adalah putri dari big bos. Itulah sebabnya, aku cuek padamu. Aku tak mau rasa ini tumbuh dan mekar hingga membelengguku ke dalam perasaan yang mengikat.
Witing tresno jalaran soko kulino, cinta tumbuh karena sering berjumpa. Mungkin benar begitu, semenjak aku berjumpa denganmu, rasa itu sudah mulai tumbuh. Namun seiring perjalanan waktu, aku menguburnya. Karena aku sadar akan siapa diriku.
Tetapi bolehkah aku tahu kenapa kau seakan mengerti isi hatiku?
Entah kenapa, setiap aku curhat tentangmu di facebook, seakan kau tahu perasaanku. Akankah kau mengintai status-statusku di facebook? Ketika aku mencurahkan perasaan ini dan bercerita tentangmu, sikapmu menjadi baik. Tetapi ketika aku bercerita tentang gadis lain yang aku sayangi, sikapmu berubah, cuek padaku.
Mungkin ini status terakhirku tentangmu, tapi aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Entah kenapa aku illfeel jika kau mengatakan, "Maa.. dipanggil sama karyawannya".. nyesek tahu gak sih dibilang seperti itu. Mungkin rasa yang aku miliki untukmu yang membuatku begitu. Sebenarnya kau wajar mengatakan hal itu padaku. Namun entah kenapa aku merasa.. merasa.. dilecehkan. Apakah kau malu memanggilku sesuai namaku? apakah gengsi kau memanggilku kakak or bli?
Sudahlah.. aku memendam semua rasaku dan menguburnya sedalam-dalamnya. Meski begitu, aku merasa kawatir ketika aku mendengar kau liburan ke Australia. Entahlah.. kenapa aku begitu. Tapi yang pasti, aku selalu berdoa untukmu, semoga kau selalu dalam lindungan dewa. Aku berharap kau kembali dalam keadaan baik-baik saja.
.. Dah itu aja. Semoga kau membacanya, kalau pun tidak. biarlah bahasa hatiku terkirim melalui hembusan angin semilir dalam kegelapan malam.
Tak ada tempat menyandarkan hatiku yang sedang menyendiri. Ia sedang diombang-ambing ombak, entah kemana hatiku akan berlabuh. Entahlah,, hanya waktu yang bisa menjawab.


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI


Rakhi Purnima


Dagang Banten Bali



Rakhi Purnima(29.08.2015) / Raksha Bandhan is a Hindu festival that celebrates the love and duty between brothers and sisters;

Rakhi Purnima (2015/08/29) / Raksha Bandhan adalah festival Hindu yang merayakan cinta dan tugas antara saudara,


the festival is also popularly used to celebrate any brother-sister relationship between men and women who are relatives or biologically unrelated. It is also called Rakhi Purnima, or simply Rakhi, in many parts of India.

Festival ini juga populer digunakan untuk merayakan hubungan kakak-adik antara laki-laki dan wanita yang kerabat atau kerabat  yang tidak terkait.hubungan biologis.  Hal ini juga disebut Rakhi Purnima, atau hanya Rakhi, di banyak bagian India.


The festival falls on the full moon day (Shravan Purnima) of the Shravan Month of the Hindu Calendar, On the morning of this day of Rakhi Purnima / Raksha Bandhan, sisters tie a rakhi (sacred thread) on her brother's wrist and the sister says a prayer for the well being - good health, prosperity and happiness - for her brother.

Festival ini jatuh pada hari bulan purnama (Shravan Purnima) dari Shravan Bulan Kalender Hindu, Pada pagi hari ini Rakhi Purnima / Raksha Bandhan, saudara mengikat Rakhi (benang suci) di pergelangan tangan kakaknya dan kakak mengatakan doa untuk kesejahteraan - kesehatan yang baik, kemakmuran dan kebahagiaan - untuk kakaknya.


This ritual involves an aarti, where a tray with lighted lamp or candle is ritually rotated around the brother's face, along with the prayer and well wishes. After the prayer, the sister applies a tilak (Tikka), a colorful mark on the forehead of the brother.

Ritual ini melibatkan aarti, di mana sebuah nampan dengan lampu menyala atau lilin ritual diputar di sekitar wajah saudara, bersama dengan doa dan keinginan baik. Setelah doa, adik menerapkan tilak (Tikka), tanda warna-warni di dahi saudara.


After the tilak, the brother pledges to protect her and take care of his sister under all circumstances. The sister then feeds the brother, with her hands, one or more bites of sweets. The brother gives his sister gifts such as cards, clothes, money or something thoughtful.


Setelah tilak, saudara yang berjanji untuk melindunginya dan mengurus adiknya dalam semua keadaan. Adik kemudian feed saudara, dengan tangannya, satu atau lebih gigitan permen. Saudara memberikan hadiah adiknya seperti kartu, pakaian, uang atau sesuatu yang bijaksana.


This symbolizes the sister's love and prayers for her brother's well-being, and the brother's lifelong vow to protect her. Rakhi Purnima / Raksha Bandhan is an ancient festival, and has many myths and historic legends linked to it.

Ini melambangkan cinta adik dan doa untuk kakaknya kesejahteraan, dan bersumpah seumur hidup saudara untuk melindunginya. Rakhi Purnima / Raksha Bandhan adalah festival kuno, dan memiliki banyak mitos dan legenda bersejarah terkait dengan hal itu.


For example, the Rajput queens practiced the custom of sending rakhi threads to neighbouring rulers as token of brotherhood. Wish you all Happy Rakhi Purnima Day / Raksha Bandhan Day.

Sebagai contoh, ratu Rajput mempraktekkan kebiasaan mengirimkan benang Rakhi ke penguasa tetangga sebagai tanda persaudaraan.
Berharap Anda semua Selamat Rakhi Purnima Day / Raksha Bandhan Day.







- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI








Terima Pesanan Banten

Dagang Banten Bali


Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0897 - 6687 - 246
0882 - 9209 - 6763


Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI



Sesayut sidhakarya


Dagang Banten Bali


tamas ntal sedang
isin daksina (beras, peselan, porosan, tebu dalam kojong, biu aiis dalam kojong, benang, tape)
kulit sayut
celemik (jaja kukus kuning, putih, nasi kuning, putih,sisir d dapdap, jajan saji bentuknya sep cacing)
kelapa dililit benang tridatu
tbtbbj ?raka2
tipat 3 yi tipat sirikan, tipat sari, tipat sidakarya 










- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI


Kamis, 20 Agustus 2015

OM NAMAH SHIVAYA DALAM AJARAN HINDU




Mantra berasal dari kata MAN dan TRA yang artinya pembebasan pikiran. Dari asal kata tersebut maka bisa diumpamakan bahwa mantra memiliki suatu kegunaan dalam pembebasan dari pikiran-pikiran negatif yang membelenggu. Mantra diyakini memiliki getaran-getaran positif dan berhubungan langsung dengan keberadaan Tuhan yang Luas.
Mantra pemujaan Dewa Shiva yaitu “Om Namah Shivaya” disebut mewakili semua mantra dari tantra, karena keluasan maknanya laksana samudera yang memiliki banyak sekali rahasia. Secara literal dalam bahasa sansekerta “Om Namah Shivaya” berarti saya mohon perlindungan, tuntunan dan keselamatan dari Dewa Shiva. Tapi maknanya tidak hanya sampai disitu. Mantra “Om Namah Shivaya” memiliki kandungan kekuatan luar biasa, dimana setiap suku kata menuai karunia tersendiri dalam menyelamatkan jiwa dari belenggu pikiran dan belenggu samsara.
Mantra “Om Namah Shivaya” adalah panca aksara sebagai seluruh alam semesta itu sendiri yang terdiri dari lima unsur dasar [panca maha bhuta], yaitu : Na adalah unsur padat [pertiwi], Ma adalah unsur air [apah], Si adalah unsur cahaya [teja], Va adalah unsur udara [bayu] dan Ya adalah unsur ruang [akasha].
Manfaat Mantra Om Namah Shivaya
Dalam Mantra Om Namah Shivaya terdapat manfaat yang berlimpah bisa dapatkan atau dirasakan, yang terbagi menjadi tiga rentang waktu ketekunan kita di dalam melakukan penjapaan mantra.
MANFAAT SEKETIKA
Sewaktu kita menjapa mantra “Om Namah Shivaya”, kita mengisi pikiran kita dengan limpahan energi-energi mahasuci dari kesadaran kosmik Dewa Shiva. Ini membuat badan dan pikiran kita lebih murni dan tingkat kesadaran kita secara niskala lebih tinggi. Karena kita melakukan upaya mengakses energi mahasuci kesadaran kosmik.
Penjapaan mantra “Om Namah Shivaya” akan membangun keteguhan dan kejernihan pikiran kita, karena penjapaan mantra membuat riak-riak pikiran dan cengkraman energi buruk mereda di dalam diri kita. Sehingga kita tidak lagi rapuh atau emosional menghadapi pengaruh keadaan yang buruk diluar, serta pikiran tidak lagi berkeliaran kemana-mana. Ketika kondisi ini tercapai, maka kita mendapatkan ketenangan pikiran.
MANFAAT JANGKA WAKTU TERTENTU
Mantra ini dapat mengembalikan semua tulah kutukan dan mantra lainnya yang berusaha melukai kita,semua hal yang berupa rintangan dan tidak baik akan dilontarkan kembali pada asalnya. Mantra ini memberi perlindungan dari kekuatan-kekuatan negatif.
Seiring waktu ketekunan penjapaan mantra”Om Namah Shivaya” dapat meredakan keliaran pikiran kita, seperti keserakahan, rasa takut, trauma, keinginan-keinginan liar, iri hati, marah dan benci. Disinilah dampak awal penjapaan mantra akan mulai dirasakan, dimana dalam kehidupan sehari-hari pikiran dan emosi negatif akan terkikis, serta obyek-obyek indriya juga akan kehilangan cengkeramannya kepada pikiran kita. Karena energi dari penjapaan mantra mengharmoniskan energi pikiran kita. Pikiran kita akan lebih tenang-seimbang. Tersembuhkan dari ketidakstabilan jiwa seperti sifat emosional, pendendam, halusinasi, dsb-nya.
Mantra ini membersihkan setiap kerak kekotoran diri dan karma buruk yang kita lakukan. Menjapa mantra “Om Namah Shivaya” dengan tekun dan pikiran terfokus akan mengikis karma buruk. Pengikisan karma buruk memiliki dampak yang membuat kita dapat mengalami peningkatan ke arah lebih baik, lebih lancar dan lebih terang dalam berbagai bidang kehidupan.
Bila sadhana ini terus rutin kita lakukan di rumah kita dalam jangka waktu tertentu, juga akan bermanfaat untuk membersihkan lingkungan rumah dari pengaruh energi buruk. Penjapaan mantra akan menghasilkan pola getaran energi mantra yang suci yang menetralisir pengaruh energi buruk di sekitar kita. Dengan semakin sering dan konsisten kita melakukan japa mantra, hasilnya akan memberi pengaruh lebih baik kepada rumah tempat tinggal kita.
Menjapa mantra “Om Namah Shivaya” dengan tekun dan pikiran terfokus, akan dapat menyentuh hati dan menggugah Dewa Shiva secara langsung, sehingga Beliau berkenan hadir dan menampakkan diri kepada kita. Cahaya-Nya akan membantu menerangi dan membebaskan kita dari kegelapan dalam bentuk godaan-godaan duniawi yang tidak ada habis-habisnya ini.
MANFAAT JANGKA PANJANG
Mantra ini menumbuhkan sifat welas asih dan kebijaksanaan. Dengan semakin berkembangnya sifat-sifat sattvika di dalam diri kita, maka kemahasucian dari kesadaran kosmik Dewa Shiva perlahan akan semakin nyata kita hadirkan dalam jiwa.
Dapat menghasilkan kontak yoga antara kekuatan kesadaran di dalam diri dan kekuatan Dewa Shiva. Dengan kata lain mencapai “penyatuan dewa dan manusia”, dimana kekuatan penyatuan ini dapat menghasilkan karunia-karunia luar biasa seperti terbukanya trineta[mata ketiga], atau karunia dapat mengunjungi alam-alam dewa, memperoleh ajaran rahasia Beliau, dsb-nya.
Menjapa mantra “Om Namah Shivaya” dengan tekun dan pikiran terfokus, maka sewaktu meninggal dunia, Dewa Shiva akan muncul untuk menjemput kita ke alam suci-Nya [Shiva Loka]. Tidak hanya di masa kini, tapi para orang-orang suci di masa lampau juga telah mengkonfirmasi bahwa karunia dari menjapa mantra “Om Namah Shivaya” sungguh besar, sehingga dapat melenyapkan semua karma buruk kita yang tertumpuk dari masa lampau yang tak terhingga. Disaat kita mengalami kematian akan mendapat perlindungan dari Dewa Shiva di alam suci-Nya. Ini tentu sebuah karunia perlindungan, tuntunan dan keselamatan yang luar biasa.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap atau kurang tepat. Mohon dikoreksi bersama. Suksma.
Om santih santih santih Om

Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0882 - 9209 - 6763
0896-0952-7771

Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini

KITAB RAMAYANA, MAHABARATA, PULAU JAWA DAN AUSTRALIA



Kata HIMALAYA yang secara etimologi berasal dari urat kata :
Him. = es
Alaya = Rumah 🏠
Sehingga gunung Himalaya 🗻 dapat diartikan sebagai rumah atau tempatnya es berada, demikian juga kata ASTRALAYA. Astralaya juga berasal 2 urat kata Sansekerta yaitu :
Astra = senjata atau panah
Alaya = rumah 🏠
Sehingga ASTRALAYA diartikan sebagai rumah 🏠 atau tempatnya senjata. Dimanakah astralaya ini? Mari kita ikuti perjalanan ini.....
Para Pandawa memiliki hampir semua jenis Astras, Brahma Astra, Agni Astra, atau dapat dikatakan pada jaman sekarang ini sebagai senjata nuklir. Agar dapat menggunakan senjata - senjata berkekuatan nuklir ini dengan optimal, Pandawa membutuhkan ujicoba terhadap senjata nuklirnya. Tentu saja hal ini membutuhkan tempat yang sangat luas dan tidak membahayakan masyarakat sekitar. Di Benua Australia, di tengah tengah benua Australia adalah merupakan gurun pasir (No Mans Land - daratan tak bertuan). Daerah ini sangatlah sesuai bagi Pandawa melakukan uji coba nuklirnya. Maka mulailah dilakukan ujicoba senjata / Astras ini. Dalam prosesnya Pandawa dan para prajuritnya melakukan ujicoba, evaluasi dan penyempurnaan hasil. Proses penyempurnaan disebut juga sebagai SIDDHI. Siddhi untuk mengoperasikan senjata nuklir Astras. Dan bagi para prajurit yang ditugaskan dalam proses penyempurnaan senjata nuklir, kemudian menetap di sebuah kota yang kemudian disebut SIDDHI. Dan dari kata SIDDHI lah lahir kata SIDNEY.
Arjuna atau yang memiliki nama lain PARTHA bertugas sebagai panglima Astra atau sebagai tampuk pimpinan pemegang hulu nuklir tertinggi memutuskan membuat markas komando di daerah lain. Dan dari kata PARTHA lahir nama kota PERTH.
P N Oaks, dalam bukunya World Vedic Culture, menunjukkan bahwa orang-orang asli Austrailia berasal dari apa yang dikenal sebagai ras Dravida di India Selatan. Selama masa Ramayana dan Mahabharata, Australia dikenal sebagai 'Astralaya'.
Berdasarkan atas kitab Ramayana dan Mahabarata , Astralaya adalah Australia.
Ketika Dewi Sita istri Sang Rama diculik oleh Rahwana, Rencana dibuat untuk mengirim beberapa team pencarian ke empat arah penjuru. Akhirnya strategi dan rencana segera dirancang dan dilaksanakan , Resi Valmiki Sang penulis Ramayana , menggambarkan rute dimana masing-masing team telah diinstruksikan untuk mencari Sang Dewi Sita.
Dari tempat-tempat yang disebutkan di sepanjang rute yang dilakukan oleh kelompok pencari diantaranya adalah pencarian yang melalui kepulauan Indonesia tepatnya di pulau Jawa. Dalam sloka Ramayana disebut sebagai 'Yava Dvipam' (atau Pulau Yava). Berikut kutipan ayat dari Ramayana karangan Resi Valmiki ;
यत्नवन्तो यव द्वीपम् सप्त राज्य उपशोभितम् |
सुवर्ण रूप्यकम् द्वीपम् सुवर्ण आकर मण्डितम् || 4-40-30
Terjemahan:
"Setelah melalui perjalanan yang keras Engkau akan tiba di pulau Yava, yang sangat indah yang terdiri atas tujuh kerajaan, dikelilingi dengan pulau-pulau penuh Emas dan Perak yang dipenuhi oleh tambang emas, baik di dalam maupun di sekitar kepulauan Yava. [4-40-30].
Kemudian perjalanan team pencari Dewi Sita dilanjutkan ke arah selatan. Satu-satunya daratan yang bisa dicapai team Pencari dan penyelamat, setelah menyeberangi samudera di sebelah selatan Jawa dan Indonesia , adalah Australia dan Kepulauan Polinesia di samudera Hindia.
Dalam ayat yang lain tertuliskan bahwa saat perjalanan ke selatan Ditemukan dua patung satu Ganesha dan satu Mahadevi [Parvati] dan bangunan berupa sebuah puncak yang menyerupai gunung Himalaya / Kailash, dan bangunan ini saat ini disebut sebagai Piramida Gympie.
Situs piramida Gympie di Queensland berjarak sekitar 120 Km dari pulau Fraser. Setelah melewati struktur raksasa ini team pencari Dewi Sita akan melihat pantai yang berwarna putih dan berbentuk seperti kalung yang merupakan lepas pantai Brisbane.
Dalam Puncak seperti Kailash /Méru atau Piramida ( atau bagi orang Mesir disebut sebagai MEHRE yang dalam pelafalannya berbunyi MERU) yang tertulis dalam kitab Ramayana, dibangun oleh Vishwakarma, seorang arsitek 'surgawi', yang bertanggung jawab terhadap pembangunan banyak kota dan struktur raksasa (mungkin megalit) di seluruh dunia. Ramayana juga mengatakan bahwa bangunan atau rumah itu milik 'Garuda', keturunan 'Vinata'. Berikut kutipan ayatnya:
गृहम् च वैनतेयस्य नाना रत्न विभूषितम् |
तत्र कैलास संकाशम् विहितम् विश्वकर्मणा || 4-40-40
(Ada dibangun oleh Vishwakarma, puncak seperti, raksasa, menyerupai Kailasha, adalah rumah dari keturunan Vinata.) 4-40-40
Referensi :
1. Kitab Ramayana
2. Worlds Vedic Culture ; P.N.Oaks
3. A week with a Saint by His Holiness Maha Wisnu Goswami. Hal. 80-81
4. Decoding Hinduism
5. Hindu Dharma Forum

Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0882 - 9209 - 6763
0896-0952-7771

Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini