Rabu, 18 Desember 2019

Benarkah Hindu Menyembah Patung atau Batu?


Fungsi Agama Hindu

Agama Hindu berfungsi untuk mengatur hubungan hidup antara manusia dengan Tuhan, antara manusia dengan sesama dan antara manusia dengan lingkungan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Semua itu terkandung di dalam Tri Hita Karana, yaitu tiga penyebab kemakmuran atau kebahagiaan yang bersumber dari 3 hal.
  1. Parhyangan (Hubungan Manusia dengan Tuhan)
  2. Palemahan (Hubungan Manusia dengan alam lingkungan)
  3. Pawongan (Hubungan Manusia dengan sesama)
Dalam Hindu juga diajarkan tentang etika dalam berprilaku atau berbuat untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian hidup, yang disebut dengan Tri Kaya Parisudha. Yang terdiri dari :
  1. Manacika (berfikir yang benar)
  2. Wacika (berkata yang benar)
  3. Kayika (berbuat yang benar)
Jadi  pada umumnya Agama itu sejatinya adalah sebuah penuntun dalam kehidupan manusia di dunia untuk mencapai kesejahteraan duniawi serta penuntun jiwa-jiwa manusia untuk mencapai penyatuan kepada Tuhan ketika telah meninggal.

Hindu Menyembah Patung

Hindu adalah agama  yang Universal. Hindu akan menyatu dengan tradisi dan budaya dimana penganutnya berada. Dalam Hindu tidak ada keharusan untuk memuja Tuhan menggunakan bahasa Sansekerta ataupun Bahasa Bali Kawi. Tuhan Maha Tahu, Beliau dapat mengerti segala bahasa, karena beliaulah Sang Maha Pencipta. Dan bukan bahasalah yang utama untuk dapat terfokus dan mencapai Tuhan tapi hati,jiwa dan pikiran yang suci,  yang merupakan landasan utama  untuk dapat terfokus dan mencapai Tuhan ketika memuja-Nya.
Hindu adalah agama yang Seni. Secara sederhananya seni dapat diartikan sebagai hasil ciptaan atau buah dari pikiran dan perasaan manusia yang diungkapan dalam wujud /bentuk, suara dll. Yang dapat memberikan kebahagiaan hati dan hidup. Maka dari itu melalui karya seni seperti patung atau yang lainnya, umat Hindu mencurahkan keyakinan dan perasaannya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Melalui karya seni ini, umat Hindu lebih berkonsentrasi memuja kebesaran Tuhan yang tanpa batas dan lebih berkonsentrasi memuja Tuhan yang tak terwujud, tak terpikirkan dan tak terbayangkan oleh pikiran manusia yang terbatas ini.
Jika diambil contoh dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita menjalin hubungan jarak jauh dengan pasangan. Tentu kita tidak akan mampu untuk melihatnya secara langsung sehingga kita akan meluapkan dan mengungkapkan rasa cinta kita misalnya melalui fotonya. Lantas apakah itu artinya kita mencintai sebuah foto?  tentu TIDAK. Itu karena keterbatasan kita untuk dapat melihatnya secara langsung sehingga foto menjadi media/perantara kita untuk dapat merasa lebih dekat dengannya.
Maka Seperti itulah, akibat dari keterbatasan manusia yang tak mampu membayangkan wujud Tuhan ketika hendak memuja-Nya. Diwujudkanlah Tuhan dalam sebuah karya seni seperti Patung. Dan saat sembahyang ketika umat Hindu terlihat sedang memuja Patung. Dalam hati terdalam mereka tidaklah berkata “Oh patung…” tapi dalam hati mereka yang disebut adalah Tuhan.
Jadi patung adalah sebagai media pemujaan, sebagai alat konsentrasi untuk mencurahkan segala perhatian,pikiran dan puja-puji umat Hindu kepada Tuhan. Lantas apakah ada sloka atau ayat yang membernarkan memuja Tuhan dengan menggunakan media/perantara melalui sebuah karya seni seperti patung?  Marilah kita memahami bersama-sama  sloka Bhagavad Gita 4.11 yang tertulis sebagai berikut :
ye yathā mām prapadyante tāms tathaiva bhajāmy aham, mama vartmānuvartante manusyāh pārtha sarvaśah
artinya :  Jalan mana pun yang ditempuh seseorang kepada-Ku, Aku memberinya anugerah setimpal. Semua orang mencari-Ku dengan berbagai jalan, wahai putera Partha.
Menyambung kembali pertanyaan sebelumnya diatas. Lantas apakah mereka salah? Apakah kita yang umat Hindu juga perlu marah? Ketika masih ada yang bertanya atau berpendapat Hindu menyembah patung.
Tentu setiap orang akan menyikapinya berbeda-beda, karena setiap orang memiliki pola sudut pandang yang berbeda.Tapi  ,jika menurut kami mereka tidaklah salah,  karena sejatinya kekurang pemahaman tentang agama Hindu membuat mereka berpendapat demikian. Dan tentu kita tidak perlu marah, malah sebaliknya itu harus menjadi instropeksi buat diri kita. Bagaimana kita harus lebih mendalami Hindu agar ketika ada orang lain yang tidak tahu, kita dapat menjelaskan sehingga mereka dapat mengerti.
Artikel ini bukanlah untuk membandingkan ajaran agama Hindu dengan yang lain, karena setiap agama mempunyai cara yang berbeda dalam memuja Tuhan. Dan kami percaya, manusia baik ialah manusia yang benar-benar mengerti dan memahami agamanya. Dan setiap agama pasti diajarkan untuk menghargai dan menghormati orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar