Rabu, 13 September 2017

Hindu Dharma




CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI



Agama Hindu berkembang pula di Bali. Kedatangan agama Hindu di Bali diperkirakan abad ke 8. Hal ini disamping dapat dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti, juga adanya Arca Siwa di Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu Gianyar. Arca ini bertipe sama dengan Arca Siwa di Dieng Jawa Tengah, yang berasal dari abad ke 8.


Menurut urian lontar-lontar di Bali, bahwa Mpu Kuturan datang ke Bali pada abad ke 11, yakni pada masa pemerintahan Udayana. Pengaruh Mpu Kuturan di Bali cukup besar. Adanya sekte-sekte yang hidup pada jaman sebelumnya dapat disatukan dengan pemujaan melalui Kahyangan Tiga, Kahyangan Jagat, Sad Kahyangan dan Sanggah Kemulan sebagaimana termuat dalam Usana Dewa. Mulai abad inilah dimasyarakatkan adanya pemujaan Tri Murti di Pura Kahyangan Tiga. Dan sebagai penghormatan atas jasa Beliau dibuatlah pelinggih Menjangan Salwang. Beliau moksa di Pura Silayukti.
Perkembangan agama Hindu selanjutnya, sejak ekspedisi Gajah Mada ke Bali (tahun 1343) sampai akhir abad ke 19 masih terjadi pembaharuan dalam teknis pengamalan ajaran agama. Dan pada masa dalem Waturenggong, kehidupan agama Hindu mencapai jaman keemasan dengan datangnya Danghyang Nirartha (Dwijendra) ke Bali pada abad ke 16. Jasa Beliau amat besar dalam bidang sastra, agama, arsitektur. Demikian pula di bidang bangunan tempat suci, seperti Pura Rambut Siwi, Peti Tenget dan Dalem Gandamayu (Klungkung).
CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di Bali pembinaan kehidupan keagamaan sempat mengalami kemunduran. Namun mulai tahun 1921 usaha pembinaan muncul dengan adanya Suita Gama Tirtha di Singaraja, Sara Poestaka tahun 1923 di Ubud Gianyar, Surya Kanta tahun 1925 di Singaraja, perhimpunan Tjatur Wangsa Dirga Gama Hindu Bali tahun 1926 di Klungkung, Paruman Para Pandita tahun 1949 di Singaraja, Majelis Hinduisme tahun 1950 di Klungkung, Wiwadha Sastra Sabha tahun 1950 di Denpasar dan pada tanggal 23 Pebruari 1959 terbentuklah Majelis Agama Hindu. Kemudian tanggal 17-23 Nopember tahun 1961 umat Hindu berhasil menyelenggarakan Dharma Asrama para sulinggih di Campuan Ubud yang menghasilkan Piagam Campuan yang merupakan titik awal dan landasan pembinaan umat Hindu. Dan pada tahun 1964 (7 s/d 10 Oktober 1964), diadakan Mahasabha Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali, yang selanjutnya menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Apa yang disebut Hindu Dharma Indonesia sejak tahun 1959, yaitu sejak agama Hindu diakui secara formal oleh pemerintah Indonesia sebenarnya adalah perkembangan lebih lanjut ajaran Siwa-Buddha yang telah berkolaberasi dengan sekte-sekte dan juga dengan elemen-elemen asli Nusantara. Istilah ini sering dijumpai di dalam teks-teks kesusastraan Jawa Kuno dan juga di dalam prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh raja-raja baik di Jawa maupun di Bali. Istilah inilah yang digunakan oleh para sarjana yang telah melakukan penelitian secara mendalam di dalam bidang ini.
OM Shanti.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar