Jumat, 07 Juni 2024

Batu Satangtung Lebak Siliwangi

 


AUM Swastiastu _/||\_ Nama Çiwa-Buddhaya, AHUNG Sampurasun, HONG Wilaheng Awighnamastu Jagat Dewa Bhatara Bhuana Langgeng, ONG-SANG-BANG-TANG-ANG-ING-NANG-HMANG-SING-WANG-HYANG, OM NAMAH SIWAYA
*SALAM BUDHIDHAYA NAGARI DWIPANTARA NUSANTARA TRI TANGTU BHUANA SUNDA-JAWA-BALI NAGA-RA-KERTA-GAMA*
Batu Satangtung Lebak Siliwangi
July 3, 2013
Sampai saat ini masih banyak warga Bandung yang mengetahui Lebak Siliwangi sebagai hutan belantara yang tak bisa diakses warga. Di balik Lebak Siliwangi dan isunya mengenai pembangunan restoran dan apartemen, ada sesuatu yang menarik yang belum tentu orang tahu. Dua batu berdiri tegak di kawasan Lebak Siliwangi yang dipayungi dua payung buatan. Satu batu berdiri tegak ke atas berbentuk hampir lonjong dan satu batu di depannya berbentuk gepeng melingkar. Di tengah dua buah batu itu terdapat sesajen dan di depan batu tersebut terdapat sesajen dan menyan bekas ritual yang dilakukan.Dua buah batu tersebut dikenal dengan batu satangtung atau lingga yoni lingga yang berarti penis dan yoni yang berarti vagina. Lingga yoni diartikan sebagai pasangan. Batu satangtung dibangun oleh 42 suku adat di Indonesia kecuali Papua. Batu tersebut baru dibuat sejak dua tahun yang lalu. Menurut Rio, pelukis di Lebak Siliwangi, batu satangtung sering didatangi oleh turis-turis dari luar negeri, dan domestik. Banyak juga yang percaya bahwa batu itu bisa membawa keberuntungan. Ritual batu satungtang juga banyak didatangi semethon dari Bali. Sedangkan menurut Tommy, Ketua Sanggar Olah Seni, batu satangtung berfungsi sebagai simbol untuk ritual pemaknaan tentang nilai-nilai dari filosofi batu tersebut. Ritual atau sesajen dilaksanakan setiap Sabtu Kliwon. Warga yang mengikuti ritual berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia. Ritual tersebut identik dengan menyan.“Bagaimana ritual dan apa itu menyan memiliki pengertian-pengertian tersendiri yang mengandung kearifan lokal yang seharusnya bisa membentuk masyarakat memiliki nilai-nilai yang baik,” kata Tommy, saat diwawancarai pada Minggu, 30, Juni 2013.
Batu satangtung juga dilirik pengunjung sebagai tempat wisata yang mereka kenal memiliki adat budaya lokal.Terbukti bahwa tidak jadinya mendirikan restoran dan apartemen itu keputusan yang tepat karena ada nilai-nilai budaya yang harus dilestarikan. Kesadaran akan budaya lokal yang yang harus digali dan diamalkan menjadi tolak ukur untuk bagaimana kita mengambil sikap atas nilai-nilai budaya lokal.
Sedangkan dalam ajaran jati Sunda / Sunda Wiwitan
Menhir/Lingga/Batu Tunggal Satantung. Menhir (Lingga) Lingga adalah sebuah Batu Tunggal sebagai simbol atau penanda yang diletakan sebagai "pusat" kabuyutan, masyarakat Jawa Barat sering menyebutnya sebagai"Batu Tunggal Satangtung" dan merupakan penanda wilayah kabuyutan. Bentuk menhir (lingga) di beberapa negara yang tidak memiliki batu alam utuh dan besar pada umumnya digantikan oleh "tugu batu" buatan seperti yang terdapat di Mekah dan Vatican. Lingga sebagai batu kabuyutan berasal dari kata "La-Hyang-Galuh" (Hukum Leluhur Galuh). Maksud perlambangan Lingga sesungguhnya lebih ditujukan sebagai pusat/puseur (inti) pemerintahan disetiap wilayah Ibu Pertiwi, tentu saja setiap bangsa memiliki Ibu Pertiwi-nya masing-masing (Yoni).Dari tempat Lingga (wilayah Rama) inilah lahirnya kebijakan dan kebajikan yang kelak akan dijalankan oleh para pemimpin negara (Ratu) yang menjadi simbol MAPANJI / PATAKA GULA-KALAPA = Bende-RA (Hyang Surya RA-Ditya / Surya Majapahit-Sunda Wiwitan-Sundayana-Surayana) Permulaan Peradaban Bangsa Nusantara / kiblatnya Bangsa Nusantara, Merah-Putih. Merahnya adalah Ibu Pertiwi yaitu Tanah (Bhumi darimana kita dilahirkan dan kemana nanti kita pulang keasal), Putih adalah Ayah / Bapa Akasa sang pemberi bibit yang keduanya menyatu menjadi kesuburan, maka di Tanah Sunda-Jawa-Bali kental sekali istilah eling marang ka Purwa-Daksina yaitu simbol Purwa / Timur (Putih) Sang Hyang Isora / Iswara sbg Matahari, dan Daksina / Selatan (Merah) : Lingga-Yoni, Ayah dan Ibu kita yaitu leluhur yang paling dekat dengan kita dan keatasnya lagi para leluhur kita, karena hanya dari beliaulah kita lahir kedunia bukan dari leluhur orang lain disana tetapi leluhur kita dari sini. Hal ini sangat berkaitan erat dengan ketatanegaraan bangsa Galuh dalam ajaran Sunda, dimana Matahari menjadi pusat (saka) peredaran benda-benda langit. Fakta yang dapat kita temui pada setiap negara (kerajaan) di dunia adalah adanya kesamaan pola ketatanegaraan yang terdiri dari Rama (Manusia Agung), Ratu (Maharaja) dan Rasi (raja-raja kecil/kareysian) dan konsep ini kelak disebut sebagai Tri Tangtu Buana atau Trisula Nagara : Sunda-Jawa-Bali : KaRAMAan-KaRATUan-KaRESI-an yang digunakan pada masa Kerajaan seperti Prabu, Raden , Resi, Dang Hyang, Wiku, Empu, Rakean, Rakyan dsb. Umumnya sebuah Lingga diletakan dalam formasi tertentu yang menunjukan ke-Mandala-an, yaitu tempat sakral yang harus dihormati dan dijaga kesuciannya. Mandala lebih dikenal oleh masyarakat dunia dengan sebutan Dolmen yang tersebar hampir di seluruh penjuru dunia, di Perancis disebut sebagai Mandale sedangkan batunya (lingga) disebut Obelisk ataupun Menhir. Mandala (tempat suci) secara prinsip terdiri dari 5 lingkaran berlapis yang menunjukan batas kewilayahan atau tingkatan (secara simbolik) yaitu :
1. Mandala Kasungka
2. Mandala Seba
3. Mandala Raja
4. Mandala Wangi
5. Mandala Hyang (Inti lingkaran berupa titik Batu Tunggal Satangtung) Ke-mandala-an merupakan rangkaian konsep menuju kosmos yang berasal dari pembangunan ke-manunggal-an diri terhadap negeri, kemanunggalan negeri terhadap bumi, dan kemanunggalan bumi terhadap langit suwung (ketiadaan). Dalam bahasa populer sering disebut sebagai perjalanan dari mikro kosmos / bhuana alit (ingsun-atma manusia), menuju makro kosmos / bhuana agung (keberadaan yang pernah ada dan selalu ada) Sang Dzat Hyang Tunggal (Sang Parama Atma).
 
Sedangkan makna Arca Lingga Yoni Dalam Agama Hindu
Pengertian Lingga dan yoni adalah perlambang alat kelamin laki - laki dan perempuan. Dalam kamus Jawa menjelaskan bahwa “Linga tanda, ciri, isyarat, sifat khas, bukti keterangan, petunjuk; Lingga, lambang kemaluan lelaki (terutama Lingga Siwa dibentuk tiang batu), patung dewa, titik tugu pemujaan, titik pusat, pusat poros, sumbu”.
Yoni rahim, tempat lahir, asal Brahmana, Daitya, Dewa, Garbha, Padma,Naga, Raksasa, Sarwa, Sarwa Batha, Sudra, Siwa, Widyadhara-Widyadari (Bidadara-Bidadari) dan Ayonia." Dengan adanya lingga yoni disuatu tempat menandakan bahwa tempat tersebut adalah daerah yang subur. Lingga yoni paling sering ditemukan berada di dekat Candi / tempat suci Parhayangan ataupun Kahyangan yang disucikan. Lingga berbentuk batu tegak seperti kemaluan laki - laki dengan bentuk bujur sangkar pada bagian paling bawah, segi delapan pada bagian tengah dan bulat di bagian teratas. Lingga berasal dari kata sansekerta yang berarti tanda, ciri, isyarat, bukti dan keterangan. Sedangkan yoni berdenah bujur sangkar dan biasanya terdapat tonjolan di salah satu sisinya. Di tengah yoni biasanya terdapat lubang untuk menanamkan lingga. Permukaan yoni tidak rata dengan bagian tepi lebih tinggi yang berfungsi agar air tidak keluar apabila di siram dari lingga dan hanya akan keluar melalui cerat. Yoni pada era Kerajaan Majapahit memiliki perbedaan daripada zaman sebelumnya. Perbedaan tersebut terletak pada tubuh yoni yang terdapat hiasan serta naga.
Fungsi Lingga Yoni
Mengukuhkan takhta seorang yang berjaya di suatu tempat. Memperingati suatu peristiwa penting. Yoni yang berpasangan dengan lingga berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan lingga
Lingga Yoni dalam agama Hindu, lingga dan yoni adalah perlambang kesuburan seperti yang terlihat pada peradaban lembah indus. Lingga dianggap sebagai perwujudan Dewa Siwa sebagai phallus. Sedangkan yoni sendiri berarti unsur wanita. Pendirian lingga erat kaitannya dengan penaklukan suatu kerajaan. Lingga yoni dalam agama Hindu digunakan untuk mendapatkan minuman berenergi Dewata dengan menuangkan lima jenis (panca gawya) yaitu air bunga, susu, madu, ghee (mentega dari susu), serta susu asam (yogurt).
Campuran tersebut kemudian dituangkan dari atas lingga sambil mengucap puja mantra kepada Dewa Siwa dan campuran cairan tersebut mengalir hingga ke ujung moncong yoni dan barulah boleh untuk diminum. Upacara semacam ini disebut #abhiseka, dan sudah tidak pernah kita lihat di Nusantara namun masih tetap berlangsung di India. Bentuk Tri Lingga Purusha dan Yoni, Lingga memiliki penggambaran alat kelamin laki - laki yang merupakan simbol DewaTrimurti (Brahma, Wisnu, Siwa). Ujung lingga berbentuk bulat (Shiva bhaga), pada pertengahan lingga berbentuk segi delapan atau padma (Whisnu bhaga), dan paling bawah berbentuk persegi empat (Brahma bhaga). Sedangkan bagian yoni merupakan perlambang dari prakerti atau pradhana (wadag/alam material). Ada juga yoni yang terdapat makhluk seperti naga, macan dan lain - lain sebagai penyangga. Naga dalam ajaran agama Hindu diibaratkan sama dengan ular terkhusus kobra seperti Dewa Ular Naga Ananta Sesa yang dilambangkan sebagai tempat berbaringnya Dewa Wisnu dan Dewa Naga Vasuki / Basuki yang membantu pengadukan samudera mantana untuk mendapatkan tirtha keabadian amerta bersama Kurma Awatara Dewa Wisnu yang kedua oleh para Dewata dan Raksasa.
Lingga model Sunda, Jawa, Bali dan India inilah keUNIVERSALAN ajaran leluhur kita Ke-BHINEKA-an terapi esensi tattwa filsafatnya sama yaitu Ika satu tunggal tiada yg kedua tan hana dharma mangarwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar