Jumat, 07 Juni 2024

RAHINA PURNAMA

 

Rahajeng Nuasen Karya Pewangunan Pura Melanting
---------------------------------------------------
Apresiasi setinggi-tingginya kepada Pemerintahan Desa Adat Bugbug yang saat ini dalam proses Pembangunan Pura Melanting. Tiang sebagai krama ngaturang suksmaning dahat antuk Pembangunan Pura Melanting yang merupakan salah satu Pura Kahyangan Desa Adat Bugbug tempat stana Ida Bhatara Melanting/ Ida Bhatari Rambut Sedana. Dumogi pembangunan memargi antar dan diberikan jalan untuk bisa menyelesaikan Pembangunan. Walaupun terdengar banyak rintangan dalam proses saat ini.
Walaupun sebagian Masyarakat antipati/pratirasa/tidak suka dengan Pemerintahan Desa Adat Bugbug saat ini tapi saya pribadi sebagai krama mengapresiasi Pembangunan yang telah dilakukan 3 tahun terakhir. Apakah saya pro ke Pemerintah Desa Adat Bugbug Saat ini dan kontra dengan Pihak atau Kelompok yang tidak suka? Jawabnya “Saya akan selalu PRO dengan Pemerintahan Desa Adat Bugbug siapapun pemimpinnya dan saya tidak ada masalah dengan krama yang memposisikan sebagai OPOSISI, karena makejang NYAMA, saya dalam hal ini melihat dari titik obyektif”.
 
Sebagai krama, tiang hanya mengamati dan kanggeang bisa ngayah tenaga atau punia seadanya.
Tahun 2023, tiang melihat khususnya Pembangunan Prahyangan dan Palemahan luar biasa: Pura Gumang Tangga jalan, Pura Dalem, Pura Ayung, Pura Pasek, Pura Pamengkang, Pura Babotoh, Pura Puseh, Banjar (Baruna/Dukuh Tengah/Madya), Penataan Setra Bugbug/Samuh, dll.
Dan Tahun 2024, agenda besar Pembangunan Pura Melanting.
Sebagai krama terlepas dari keributan Desa Bugbug saat ini dengan permasalahan terakhir setuju/ tidak setuju dengan sumber Pembangunan Tri Hita Karana Desa Adat Bugbug yakni SEWA TANAH ENJUNG AWIT, tiang ngaturang SUKSMANING DAHAT.
Tapi ngiring merenung "pantaskah kita menghalangi niat Pembangunan Parahyangan/Palemahan/Pawongan yang dilakukan Desa Adat Bugbug saat ini baik secara Langsung/ Tidak Langsung?"

Rahina Tumpek Kandang

 


Tumpek kandang atau Tumpek Wewalungan atau Tumpek Uye merupakan hari selamatan binatang-binatang peliharaan (binatang yang dikandangkan) atau binatang ternak (wewalungan). Tentang Tumpek kandang sudah tersurat dalam Lontar Sunarigama dinyatakan sebagai berikut :
.
Saniscara Kliwon Uye pinaka prakertining sarwa sato
.
Artinya : pada hari Saniscara Kliwon Uye hendaknya dijadikan tonggak untuk melestarikan semua jenis hewan.
.
 
Makna Tumpek Kandang
.
Tumpek Kandang adalah upacara selamatan untuk binatang-binatang seperti binatang yang disemblih dan binatang piaraan. Hakekatnya pada rahina ini untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi, Sang Hyang Siwa Pasupati yang disebut Rare Angon, penggembala makhluk. Berdasarkan kutipan ini, tegas bahwa yang dipuja adalah Ida Sang Hyang Widhi, bukan memuja binatang, demikian pula terhadap tumbuh-tumbuhan, senjata-senjata, gamelan dan sebagainya.
.
.
Tujuan Tumpek Kandang
.
.
Kenapa harus ada upacara untuk para binatang? Mungkin ada yang pernah bertanya dalam hati demikian. Sesungguhnya inilah Hindu yang mengajarkan cinta kasih yang besar kepada seluruh ciptaan Tuhan dan yang mengajarkan sifat untuk menghargai tak hanya kepada sesama manusia tapi juga kepada binatang ,tumbuhan dan seluruh ciptaannya. Karena dalam hindu terdapat amanat untuk menjaga keharmonisan hidup dengan semua mahluk dan alam semesta. Selain itu dalam ajaran Hindu, meyakini bahwa semua makhluk memiliki jiwa yang berasal dari Ida Sang Hyang Widhi.
.
.
Sumber inputbali 
 

Sanghyang Aksara Jati

 


Dalam laku Tantra Kadyatmikan dan Kwisesan, Sanghyang Aji Saraswati tidak saja dipuja dalam sosok atau citra dewi tertentu, tetapi ditempatkan di dalam diri sebagai Sanghyang Aksara Jati atau Sanghyang Sastra Jati dalam wujud aksara yang sangat rahasia. Dimanakah beliau ditempatkan di dalam tubuh? Beliau mendiami beberapa tempat yang sangat rahasia di dalam diri. Saya akan menceritakan satu tempat saja.
.
Sanghyang Aji Saraswati menempati pangkal lidah (bogkoling jihwa). Di tempat itu beliau berdiam dalam wujud aksara yang sangat rahasia. Pangkal lidah atau Campuhan yang menghubungkan antara Sanghyang Tri Nadi dengan lubang hidung, kepala dan mulut. Pada titik itulah disebut Marga Tiga atau pertigaan tubuh dimana persipangan jiwa ketika jiwa akan terlepas dari raga. Konon, ketika jiwa akan terlepas dari raga, di pangkal lidahlah ia menunggu sari nafas atau prana untuk mendorong jiwa terlepas bisa melalui ubun-ubun, mata, mulut, hidung dan telinga. Semua itu bergantung niat.
.
Pada pangkal lidah pula disebut alam Anyastana, yakni batasan antara alam Bapa Akasa dengan alam Ibu Pertiwi. Alam Bapa Akasa dari langit-langit mulut ke atas dan alam Ibu Pertiwi dari cekok leher ke bawah. Pertemuan antara alam Bapa Akasa dengan alam Ibu Pertiwi di pangkal lidah sebagai simbol Sabda di mana Bayu bersatu dengan Idep. Olehnya, Sanghyang Aji Saraswati disebut sari-sari aksara atau sastra pengetahuan dalam bentuk sabda.
.
Jadi, para penekun Kadyatmikan dan Kawisesan ketika hendak belajar mati (kelepasan), mereka memanunggalkan Bayu ( energi ) dan Idep ( pikiran ) pada Sabda ( getaran ). Getaran ini menjadikan Tirtha Panca Pawitra yang berdiam di otak mengalir melalui Sanghyang Trinadi dalam Sabda Ang, Ung dan Mang. Kemudian, tirtha menyentuh ujung api yang menyala dari dasar tubuh. Ketika air bertemu dengan api, maka munculah asap atau kukus (Sang Atma). Asap atau kukus ini kemudian naik sampai di pangkal lidah dan di sana menyatu dengan sari nafas atau udara. Pada akhirnya di pangkal lidah terjadi campuhan antara asap, air atau tirtha dengan api dan udara atau angin. Setelah itu tinggal diniatkan asap yang sudah bercampur api, air dan angin hendak mengarah ke lubang pintu yang mana untuk terlepas.
.
Sebelum sampai pada itu, alami dan masuki tubuh untuk bertemu dengan kediaman Sanghyang Aji Saraswati di dalam diri. Untuk itu, Tantra Kadyatmikan dan Kawisesan mengarahkan kita untuk melampaui sosok atau citra Sanghyang Aji Saraswati, sebab sejatinya beliau bukan sosok tetapi aksara rahasia yang berdiam di pangkal lidah. Jadi, bisa saja aksara itu menakutkan, tidak sebagaimana sosok yang selama ini dicitrakan bahwa Dewi Saraswati itu cantik.
*Rahajeng Rahina Saraswati, semoga Sanghyang Aji Saraswati memberikan karunia sari aksara dan sastra pengetahuan.
~ sandi reka ~
 

MAKNA DARI SIWALATRI

 


Rahajeng Rahina Siwalatri
Dumogi sami ngemolihan Rahayu
LUBDAKA
Lubdaka adalah seorang pemburu binatang yang memakan dan menjual daging hasil buruannya untuk menafkahi keluarganya. Suatu hari ketia sedang berburu ia tidak memperoleh seekor pun binatang untuk dimakan atau dijual. Tanpa pantang menyerah ia terus berburu hingga ke tengah hutan, karena sampai larut malam, ahirnya ia bermalam dihutan.
Ketakutannya terhadap binatang buas membuatnya memanjat pohon bilwa untuk tempat tidurnya. Dibawah pohon bilwa terdapat air telaga yang jernih, dengan sebuah pelinggih dan Lingga. Perlahan Lubdaka memanjat pohon itu kemudian bersandar diatasnya dan berusaha untuk tidur. Meskipun ia sangat mengantuk ia tidak berani tidur karena kan terjatuh dan dimakan binatang buas, untuk menghilangkan rasa mengantuknya ia memetik daun-daun pohon bilwa dan menjatuhkannya ke bawah, sehingga mengenai Lingga yang ada di bawahnya. Lubdaka sendiri tidak menyadari bahwa malam itu adalah malam Siwalatri, di mana Dewa Siwa tengah melakukan yoga.
 
Ketika ia sedang memetik daun bilwa, ia teringat dengan masa lalunya yang selalu memburu binatang. Lubdaka mulai menyesali segala perbuatan jahat yang pernah dilakukannya sepanjang hidup, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Di atas pohon Bila itu, hatinya bertekad untuk berhenti bekerja sebagai pemburu.
Waktu terasa sangat cepat, ia terus membayangkan masa lalunya hingga matahari terbit, itu menggambarkan bahwa dosa-dosa yang pernah dilakukannya sudah terlalu banyak dan tidak bisa diingatnya satu per satu lagi dalam waktu satu malam. Karena sudah pagi, ia berkemas-kemas pulang ke rumahnya.
Sejak hari itu, Lubdaka beralih pekerjaan sebagai petani. Tapi, petani tidak memberinya banyak kegesitan gerak, sehingga tubuhnya mulai kaku dan sakit, yang bertambah parah dari hari ke hari. Hingga, akhirnya hal ini membuat Lubdaka meninggal dunia. Roh Lubdaka, setelah lepas dari jasadnya, melayang-layang di angkasa. Roh Lubdaka bingung tidak tahu jalan harus ke mana.
Pasukan Cikrabala kemudian datang hendak membawanya ke kawah Candragomuka yang berada di Neraka. Di saat itulah, Dewa Siwa datang mencegah pasukan Cikrabala membawa roh Lubdaka ke kawah Candragomuka. Menurut pasukan Cikrabala, roh Lubdaka harus dibawa ke neraka. Ini disebabkan, semasa ia hidup, ia kerap membunuh binatang. Namun Dewa Siwa berkata lain, Beliau mengatakan bahwa, walaupun Lubdaka kerap membunuh binatang, tapi pada suatu malam di malam Sivalatri, Lubdaka begadang semalam suntuk dan menyesali dosa-dosanya di masa lalu. Sehingga, roh Lubdaka berhak mendapatkan pengampunan. Ahirnya, roh Lubdaka dibawa ke Siwa Loka.

ILMU YANG MENYERANG BALIK TUBUH

 


Olih: Made Adi Suadnyana, S. Psi.
Pembimbing Perguruan Dasa Dhurga
Pernah menjabat sebagai Duta Bahasa Negara tahun 2014
(Sebentuk tanggung jawab atas isi tulisan)
-o-
Om Suastiastu
Ngawit tresna
Mugi rahayu sareng sami
Mohon ijin untuk mengupas kasus-kasus oknum semeton penekun Dasa Aksara & Kanda Pat yang mengalami fenomena ilmu yang menyerang balik tubuh
-o-
OM
Sugra Tabik Pakulun
Ida Hyang Aji Saraswati
Sang Hyang Dasa Aksara
Sang Hyang Panca Sanak
Mugi nenten keni pinulah
Rikala ngemargiang sarining sastra
Ong Ano Badrah Kratawo Yantu Wiswantah.
*
Semeton sane dahat tresnain tiang
Tulisan ini tiang rangkai melihat banyaknya kasus di lapangan, yang dialami oknum penekun ilmu tersebut di atas, baik di Bali maupun di luar Bali.
Kasus-kasus yang tiang kupas khusus terkait ilmu yang menyerang balik tubuh.
Serta bagaimana menanganinya agar justru menjadi titik pencerahan spiritual.
**
Ilmu Dasa Aksara maupun Kanda Pat merupakan dua dari tak terhitung jumlahnya, ilmu-ilmu yang diciptakan oleh Tuhan dalam personifikasi Beliau sebagai Ida Hyang Aji Saraswati, Sinar Suci Tuhan penguasa ilmu pengetahuan.
Apapun ilmu yang ada
Tujuannya sama yaitu
DHARMA
Segala niat dan kerja/karma tanpa terikat dengan hasil untuk memberi manfaat kepada semua mahluk hidup (all sentient beings) untuk mencapai pelepasan sempurna di alam kehidupan.
Sekali lagi
Memberi manfaat kepada semua mahluk di sekalian alam. 
 
***
Semua ilmu bertujuan dan bermuara pada DHARMA.
Sehingga setiap pemilik ilmu wajib untuk memiliki spirit DHARMA dengan tujuan menekuni ilmu untuk dan hanya untuk melayani DHARMA.
Lalu apa kebalikan DHARMA?
DOSA
Apa itu DOSA?
Menurut Bhagawad Gita, DOSA adalah segala niat dan karma yang ditujukan hanya untuk kepuasan diri sendiri. Hanya untuk memuaskan hasrat dari seluruh indera dan pencerapan. Atau hanya untuk kepentingan pribadi.
****
Lalu apa hubungan DHARMA, DOSA, dan ilmu yang menyerang balik tubuh?
Semeton-semeton yang sempat mengalami hal ini dan lalu pulih total mengaku bahwa mereka:
1. Belajar ilmu untuk melindungi kepentingan tubuhnya sendiri
2. Belajar ilmu untuk terlihat hebat atau diakui
3. Belajar ilmu untuk menundukkan orang lain, agar patuh dan menurut keinginannya
4. Belajar ilmu untuk balas dendam karena pernah diserang ilmu hitam
5. Belajar ilmu untuk mencari kekayaan pribadi
6. Belajar ilmu untuk memperbanyak pengikut
7. Belajar ilmu sekadar ingin tahu dan mecobai orang lain
Inilah rangkuman tujuh pengakuan rekan-rekan semeton yang sekarang saat ini, atas ijin Tuhan, sembuh dari penyakit-penyakit akibat diserang balik oleh ilmu.
Jika dirangkum, semeton yang pernah sakit tersebut, keliru dalam niatan dasar mempelajari ilmu.
Mereka belum memiliki pondasi filsafat DHARMA.
Mereka belum belajar dengan iringan motivasi untuk melayani DHARMA.
Mereka belajar menuju ke arah yang tidak menjadi tujuan dasar seluruh ilmu yaitu memuaskan hasrat dan kepentingan diri sendiri atau DOSA.
*****
Apa hikmah dari fenomena ini?
Mendasari segala kegiatan hidup khususnya belajar ilmu, untuk pelayanan DHARMA, yaitu memberi manfaat bagi seluruh mahluk di sekalian alam.
Dan
Apabila anda mengalami fenomena ini, cukup anda niatkan untuk minta maaf kepada Sang Hyang Aji Saraswati lalu ubah niatan dasar anda untuk belajar ilmu, dari kepentingan pribadi (DOSA) menuju tindakan karma tanpa terikat hasil,kepada seluruh mahluk dan alam (DHARMA)
Semoga bermanfaat
Tiang berdoa dan selalu berdoa semoga semua mahluk damai berbahagia, bebas derita
Salam hormat
Dengan segala kerendahan hati
Mohon maaf jika ada yang tidak berkenan di hati