Senin, 02 Januari 2017

Cymatics Om


Dagang Banten Bali

Om Swatyastu, Semeton....
"Di antara para Maharishi, Akulah Bhrgu; di antara akshara-akshara suci, Akulah Om yang Maha Suci; di antara yajna, Akulah Japa (chanting); dan, di antara yang kukuh dan dan tak tergoyahkan, Akulah Himalaya."
(Bhagavad Gita 10:25)
"Pranava atau Sabda Awal Om adalah Ungkapan Verbal-Nya (Paramatma)"
(Yoga Sutra Patanjali I.27)
Seluruh umat Hindu mengetahui kebenaran ini. Bahwa dari keadaan yang tidak bisa dipikirkan dan dirasakan, ada Nada atau Sabda yang oleh para rishi didengar sebagai Om.
Om adalah sabda yang menghasilkan alam semesta, yang memeliharanya, dan yang mendaur-ulangnya. Sabda Om senantiasa terdengar hingga kini, "saling sahut-sahutan", seiring berbagai penciptaan dan daur-ulang yang secara konstan terjadi.
Disebut sebagai prana awal atau utama, Pranava, maka dari Sabda Om, muncul prana yang menjadi sumber energi penciptaan. Setelahnya, pikiran dan perasaan alam semesta terbentuk dari materi halus. Demikian, dari Om, muncul nada-nada lain yang pada akhirnya menciptakan pikiran dan perasaan manusia, serta Pancha Mahā Butha yang menghasilkan badan manusia.
Baru-baru ini, NASA berhasil membuat suara "desis lidah" matahari dapat didengar oleh telinga manusia. Dan itu terdengar sebagai Om.
Artinya, matahari (Surya) adalah sumber prana semua makhluk di bumi. Tanpa Om (dan prana) dari matahari, tak ada satu pun makhuk di bumi yang mampu bergerak.
Om juga memiliki bentuk geometri yang dapat dilihat oleh mata kita.
Dr. Hans Jenny mempopulerkan istilah cymatics yang bermakna "ilmu terapan yang membuat suara atau sound dapat terlihat oleh mata manusia".
Dalam usahanya, Dr. Hans menciptakan seperangkat alat, yang disebut tonoscope, yang bisa membuat suara terlihat wujudnya.
Dr. Hans mengundang beberapa schoolar-brahmin untuk penelitiannya terhadap Suara Om. Melalui tonoscope, para brahmin (brahmana) itu mengucapkan Suara Om.
Hanya setelah mengucapkan Om dengan tepat, dengan irama yang benar, tanpa sedikitpun disimpangkan bunyinya, maka terbentuk geometri Shri Yantra/Shri Chakra. Awalnya (saat suara A dan U yang berbunyi O dibunyikan) terbentuk lingkaran dan kubus. Tetapi saat suara "m" dari Om terucap, segitiga-segitiga mulai terbentuk menyusun geometri Shri Yantra.
Artinya, alam semesta ini sesungguhnya adalah wujud nyata dari geometri/yantra yang berwujud Shri Yantra. Ada penguasa atau Deva disetiap sudut dan disetiap segitiganya. Dan ada bindu di pusat yantra sebagai sumber Sabda Om dari Paramatma.
Tetapi, itu adalah sisi materi atau kebendaannya. Ada sisi lainnya, yaitu Om sebagai Shabda Paramatma atau Shabda Brahman. Brahman memiliki dua (2) aspek, yaitu Shabda Brahman, yang merupakan getaran Nada Om dan nada-nada turunannya, serta Prakash Brahman, yang merupakan materi alam semesta yang terlihat/visible.
Bukan berarti suara selain Om adalah salah. Tidak.Tetapi dari penelitian Dr. Hans, nyatanya hanya suara Om yang diuncarkan dengan tepat saja yang menghasilkan geometri yang indah. Yang artinya, membenarkan visi dari rishis masa lampau.
Om dan suara lain dari sebuah mantra adalah usaha manusia untuk men-dekodifikasi aspek-aspek tertentu dari pikiran dan perasaan alam semesta. Setiap mantra adalah suara yang berusaha mengakses bagian tertentu dari alam semesta.
Sedangkan untuk "kembali" pada Paramatma, sumber dari Om itu sendiri, pengulangan Om secara tepat di saat kita menghembuskan prana yang terakhir, "sudah cukup" untuk menghantar kita pada Moksha.
Om, dengan nada-nada lain pada mantra, menghantar kita pada segala aspek materi atau kebendaan. Om pula yang menghantarkan kita pada moksha.
Asalkan pengucapan kita tepat. Asalkan kita melatih diri seumur hidup, agar saat ajal menjemput, hal tersebut sudah otomatis terucap.
Om adalah sumber dari Shri Yantra, sumber dari kejayaan Peradaban Hindu Dharma.
Sampai jumpa lagi, Semeton....Matur Suksma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar