Rabu, 18 Desember 2019

Cinta Kasih Dilihat Dalam Perspektif Hindu


Sudah menjadi kata yang terpadu antara cinta dan kasih. Tentu makna kasih lebih dalam dari pada cinta. Dalam mengasihi sudah terkandung makna mencintai. Cinta adalah perasaan pada kesenangan, kesetiaan, kepuasan terhadap suatu obyek. Sedangkan kasih adalah perasaan cinta yang tulus lascarya terhadap suatu obyek. Kenapa dalam mengekspresikan sikap ini selalu digunakan gabungan kata cinta dan kasih? Pertanyaan ini menjadi menarik ketika seseorang baru sanmpai sebatas cinta. Lalu apa yang menjadi kebutuhan yang lebih tinggi lagi dari cinta? Dapat dipastikan jawabannya adalah kasih.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Ternyata perbedaannya terletak pada kesanggupan dan kemampuan memahami hakikat cinta dan kasih. Adapun yang menjadi obyek dari cinta kasih itu adalah semua ciptaan Sanghyang Widhi Wasa. Tuhan Yang Maha Esa. Ciptaan Tuhan dapat digolongkan dalam tingkatan sesuai eksistensinya atau kemampuannya yaitu “eka pramana” ialah makhluk hidup yang hanya memiliki satu aspek kemampuan berupa bayu/tenaga/ hidup, seperti tumbuh-tumbuhan. “Dwi pramana” ialah makhluk hidup yang memiliki dua aspek kemampuan berupa bayu dan sabda/bicara, seperti hewan/binatang. “Tri pramana” ialah makhluk hidup yang memiliki tiga aspek kemampuan berupa bayu, sabda dan idep/pikiran, seperti manusia. 

Dagang Banten Bali



Tri Hita Karana. Untuk dapat menghayati lebih luas lagi, ajaran cinta kasih dapat diwujud-nyatakan dalam interaksi sosial religius yaitu antara sesama manusia (pawongan), antara manusia dengan alam lingkungan (palemahan), dan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa (parahyangan). Ketiga hal ini dikenal dengan istilah Tri Hita Karana.

Tat Twam Asi.
Adapun yang mendasari cinta kasih adalah ajaran yang menyatakan bahwa aku adalah kamu. Maknanya dikembangkan lagi: engkau adalah dia, dia adalah mereka dan seterusnya. Inilah yang sering disebut dengan ”Tat Twam Asi” yang dinyatakan dalam kitab Chandogya Upanisad VI. 14. 1.

Refleksi Cinta Kasih.
Cinta kasih bukanlah sekedar penghias bibir atau buah bibir yang berbunga-bunga, akan tetapi sebuah realita yang tulus lascarya tanpa pamrih. Sesungguhnya bagi siapa saja yang telah mencapai tahap ini dapat dipastikan kehidupannya semakin tenteram, tenang, damai dan bahagia. Cinta kasih yang tulus lascarya memberikan dampak yang sangat fundamental dalam memberikan arti dan makna kehidupan ini dan kehidupan yang akan datang. Dimensi waktu yang lampau, yang sekarang dan yang akan datang merupakan perputaran cakra kehidupan yang harus dilalui dengan semangat cinta kasih nan kunjung padam kepada semua ciptaan Sanghyang Widhi Wasa.

Dalam Brhadaranyaka Upanisad I. 4. 10. dinyatakan : “Aham Brahman Asmi” yang artinya Aku adalah Brahman/Tuhan. Sedangkan dalam Chandogya Upanisad III. 14. 3. dinyatakan : “Sarwam khalu idam Brahman” yang artinya semua ini adalah Brahman/Tuhan.

Dengan demikian tidak ada satupun di dunia ini yang lepas dari Dia. Menyadari bahwa asal dan tujuan kembalinya semua yang ada di dunia ini adalah sama, maka tidak ada satupun di dunia ini yang memiliki kekuatan hukum yang abadi, kecuali Tuhan. Yang berbeda hanyalah jasad materi yang sewaktu-waktu bisa berubah atau tidak kekal. Lalu apa yang harus dibangga-banggakan yang mengarah pada rusaknya perdamaian, kerukunan, ketenteraman, ketenangan, kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia di dunia ini? Sejatinya kebanggaan sebagai umat manusia yang religius, karena berbudi luhur dan prestasi. Mengekspresikan kebanggaan hendaknya dengan arif dan bijaksana serta menampilkan simpati. Hal ini hendaknya menjadi renungan bagi tumbuhnya spiritualitas, moralitas dalam rangka meningkatkan sraddha kepada Sanghyang Widhi Wasa. Percaya kepada Tuhan sudah termasuk di dalamnya cinta kasih pada sesama manusia dan cinta kasih kepada alam lingkungan.

Keseimbangan Cinta Kasih. Untuk mencapai keseimbangan cinta kasih dapat diwujudkan dalam hubungan garis vertikal dan horizontal. Terlebih lagi memasuki abad modern dan global dibutuhkan pemikiran secara arif dan bijaksana. Di satu sisi dituntut bersikap rasional, namun di sisi lain masih diperlukan curahan emosi spiritual terutama dalam hubungan manusia dengan Tuhan sebagai Maha Pencipta alam semesta beserta isinya.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Jalan terbaik adalah bagaimana mensinergikan emosi spiritual dengan sikap rasional. Dalam hal ini relevansi keseimbangan cinta kasih dengan abad modern lebih difokuskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang memegang teguh nilai-nilai ke-Tuhanan, kemanusiaan dan kealaman.

Saling mencintai dan mengasihi satu sama lain dan kepada siapa saja tanpa memandang perbedaan fisik akan memberikan keseimbangan cinta kasih. Dalam Yajur Weda 32. 8 dinyatakan “Sa’atah protasca wibhuh prajasu” yang artinya Tuhan terjalin dalam makhluk yang diciptakan. 

Cinta kasih Dalam Keluarga. Yang sangat menonjol bagi manusia modern mengenai konsep cinta dalam kehidupan berkeluarga dalam Weda adalah keterbukaan. Masalah kehidupan rumah tangga ialah menciptakan keselarasan dan kesesuaian seperti pada alam sesuai dengan hukum abadi (Rta).

Dalam Atharwa Weda III.30 dinyatakan perkataan Pendeta kepada kelompok keluarga : ”Aku membuat engkau bersatu dalam hati, bersatu dalam pikiran, tanpa rasa benci, mempunyai ikatan satu sama lain seperti anak sapi yang baru lahir dari induknya. Agar anak mengikuti Ayahnya dalam kehidupan yang mulia dan sehaluan dengan Ibunya. Agar si isteri berbicara yang manis, mengucapkan kata-kata damai kepada suaminya. Agar sesama saudara, laki atau perempuan tidak saling membenci. Agar semua bersatu dan menyatu dalam tujuan yang luhur dan berbicara dengan sopan. Semoga minuman yang engkau minum bersama dan makan makanan bersama.”

Konsep hubungan garis vertikal dan horizontal juga berlaku dalam kehidupan keluarga agar mencapai satu tujuan luhur yaitu keharmonisan, ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan bersama. Kebersamaan yang begitu menonjol dalam kehidupan keluarga inti menjadi parameter ke tingkat kehidupan keluarga yang lebih besar dan kehidupan sosial kemasyarakatan.

Kesimpulan.
Dari uraian tadi dapat disimpulkan bahwa ajaran cinta kasih adalah bersifat umum (Samana) dan universal (Sadharana). Dalam perspektif Hindu ajaran cinta kasih diwujudnyatakan dalam hubungan garis vertikal dan horizontal yang dikenal dengan Tri Hita Karana. Cinta kasih dapat diwujudkan apabila manusia memahami
secara sinergi antara perasaan emosi spiritual dan sikap rasional yang dilandasi dengan ajaran “Tat Twam Asi,” “Sarwam khalu idan Brahman,” “Aham Brahman asmi.”

Oleh : AAG. Raka Putra

Penulis adalah Ketua PHDI Kab. Bekasi

GAYATRI MANTRAM dalam Keajaiban Penyembuhan dengan Doa



Petunjuk dalam Melakukan Penyembuhan dengan Doa

1) Penyembuh dengan doa, sangat penting menjalani periode pemurnian atau memperbaiki wataknya. Turunnya energi penyembuhan bersama-sama dengan energi spritual, akan melipatgandakan sifat-sifat positif penyembuh sampai beberapa kali. Oleh karena itu, dibutuhkan pemurnian diri melalui latihan renungan batin setiap hari. Seseorang dengan getaran halus atau lebih tinggi, cendrung menarik makhluk dengan getaran serupa atau lebih tinggi.
2) Penyembuh dengan doa dianjurkan bermeditasi dan berdoa (japa) secara teratur, memohon kepada Tuhan agar dijadikan alat penyembuh-Nya.
3) Selama melakukan penyembuhan dengan doa, sangatlah penting untuk berkonsentrasi pada chakra mahkota dan pusat telapak tangan yang digunakan untuk menyembuhkan.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Prosedur Penyembuhan dengan Doa

1) Meletakkan tangan di bagian yang sakit atau di chakra ajna, chakra dahi, chakra mahkota ataupun chakra jantung belakang.

Om bhur bhuvah svah. Tat savitur varenyam
Bhargo devasya dhìmahi. Dhiyo yo nah pracodayàt.
Tuhan Yang Maha Penolong, Pemberi Kehidupan, dan Kebahagiaan
Oh Tuhan aku menerima perlindungan-Mu
Berikanlah aku budi yang baik dan anugrah-Mu

2) Doa ini diulang-ulang beberapa kali hingga rasa sakit berkurang atau hilang sama sekali, dengan konsentrasi dan keyakinan penuh. Doa dilakukan dengan rendah hati, tulus dan rasa hormat.

(a) Sebelum melakukan perawatan, mintalah pasien untuk berdoa mohon kesembuhan dari Tuhan dengan kata-kata sendiri.
(b) Selaraskan diri agar dapat menerima bimbingan intuitif.
(c) Setelah mengakhiri perawatan, penyembuh maupuan pasien harus mengucapkan terima kasih kepada Hyang Widi.

Dagang Banten Bali


5 Lima) Kebebasan Dalam Ajaran Hindu

1) Kebebasan Individu adalah bebas dari rintangan(kleúa):
(a) Kebodohan (avidya);
(b) Keakuan(asmita);
(c) Keterikatan (raga);
(d) Kemurkaan (dvesa):
(e)Ketakutan terhadap kematian (abhinivesa).

2) Kebebasan Dalam Melaksanakan Pemujaan:
(a)-Pemujaan(meditasi),-Konkrit (saguna),-Upasana atau bhaktiyoga yaitu yoga ketaatan-Meditasi dengan simbol (pratika) seperti sesaji, patung, saligrama, gambar (Rama, Krsna, Dewi Gayatri);
(b) Pemujaan (meditasi)abstrak (nirguna upasana atau jnana yoga yaitu yoga pengetahuan) adalah meditasi tanpa kelengkapan seperti langit biru, ether, sinar matahari;
(c) Memuja Ista Dewata seperti Wisnu, Siwa atau lainnya,namun semuanya memuliakan Iswara (Tuhan).

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

3) Kebebasan Dalam Melaksanakan Pekerjaan:
(a) Pekerjaan yang dilakukan sebagai kurban suci untuk Tuhan, kalau tidak, pekerjaan mengakibatkan ikatan di dunia ini.
(b) Tidak terikat akan hasil pekerjaan,selalu bersyukur seberapapun yang diperoleh;
(c) Pekerjaan yang dilakukan sebagai suatu pengabdian kepada Tuhan dan menjadi seorang dermawan.

4) Kebeasan (Moksa) Dalam Hidup (Jiwanmukta)
Mengetahui Tuhan berarti mengetahui segala jenis pengetahuan dan dunia ini.
Setelah mengetahui Tuhan, manusia akan menjadi jivan mukta atau tidak berpengaruh terhadap duka sebesar apapun, karena yang dirasakan hanyalah kebahagiaan sempurna (suka tanpawali duka).

5) Kebebasan (Moksa) Tidak Menjelma Kembali
Merupakan tujuan hidup terakhir yaitu untuk mencapai kebahagiaan abadi dalam penunggalan dengan Tuhan melalui catur yoga atau empat jalan yaitu karma yoga, bhakti yoga, jnana yoga, dan dhyàna yoga atau raja yoga, sesuai kemauan, kemampuan dan keyakinan seseorang.

Kamis, 27 September 2018

Lontar Indik Kayangan



Desak Mirah
Kenapa Pura di Bali sangat unik dan memiliki berbagai model bangunan di dalamnya? Mari kita simak:
Lontar indik khayangan
Gedong pepolosan tertutup ijuk, palinggih bhatara gni jaya dari gunung lempuhyang
Sanggah meprucut pasimpangan bhatara limasari dari gunung uluwatu
Sanggah matudung pane, pasimpangan bhatara limascatu dari gunung batukaru.
Sanggah berisi manjangan, sanggar sapta rsi juga pasimpangan bhatara limaspait.
Sanggah sakawulu gempel, persimpengan dewa ayu pasaren sari dari gunung majapahit.
Taksu , pasimpangan taksu nganten dari gunung agung.
Sanggar pasamuhan marepat, matumpang salu, pasimpangan bhatara putrajayagenu dari panarajon ( sukawana).
Sanggah sebagai tugu, maklabangapit pasimpangan sedahan.
Sanggah sakepat, tempatnya diluar pekarangan sanggah pasimpangan di lebuh.
Meru tumpang 5, pasimpangan bhatara mahajaya di gunung agung.


Meru tumpang 3, pasimpangan bhatara gunung lebah ( batur).
Meru tumpang 2, pasimpangan ratu ngurah dari gunung agung.
Gedong beratap ijuk, pasimpengan bhatara dalem manik mas soring besakih.
Bebaturan berisi naga, pasimpengan hyang saptapetala, yg berisi naga , pasimpengan pangrurah bhatara penyarikan.
Sanggar agung, pengayatan bhatara resinglangit, bhatara gana, miwah luhuring akasa.
Gedong taru papolosan, beratap ijuk, pengayatan bhatara semua.
Gedong sari tumpang 2, pasimpangan ida ratu mas sari, dari gunung sari bulian ( buyan).
Sanggar rong 3, kamulan , pasimpengan bhatara brahma, wisnu, iswara.
Sanggar gedong sakapat, pasimpengan bhatari niang nini, uma.
Sanggah palinggih sebagai taksu, pasimpengan ratu ngurah di tengahing segara.


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

JNANA-VIJNANA


Jnana adl ilmu pengetahuan ttg NIRGUNA BRAHMAN. Yaitu ttg yg Maha Gaib dg Realitas Mutlak. Walo tak diketahui WujudNya secara Nyata (Avyakta), karena tak mungkin kita mengungkapkanNya apa Ia sebenarnya. Para Rsi dlm upanisad menyatakanNya sbg NETI-NETI. Namun suatu yg pasti bhw Beliau ADA dan Hadir dimana saja (Vyapi vyapaka Nirvikara).
Dlm Gita (12.5) disebutkan bhw pemujaan pd Nirguna Brahman hanya cocok bagi mereka yg ASARIRA ( bukan lg berkesadaran badan). Hal ini tak cocok bagi kita yg masih berbadan jasmani yakni masih terikat dg hiruk pikuk kehidupan Duniawi ( masih doyan nasi dingin dan sambal terasi..😂)Karena blom mampu lepas dr rasa Dwandas ( sifat dualisme yg berbeda). Namun bagi mereka yg sudah berkesadaran Rokhani yakni mencapai Jivan mukti maka pemujaan kpd Nirguna Brahmanlah jalannya. Inilah jln Tol yg akan menghantarkannya Penyatuan kpd Sang Brahman dan mencapai Brahma Nirvana.
Namun Kebanyakan dari kita blom bisa lepas dr rasa Dwandas. Mayoritas berpikir dan mengangankannya Sosok Tuhan yg Berwujud (Sakara Brahman), yg lengkap dg segala atribut dan sifatNya sbg Saguna Brahman. VIJNANA adl. Pengetahuan atau pemujaan ttg Saguna Brahman. Dg pengetahuan Vijnana ini memudahkan kita melakukan Pemujaan, dg Saguna Brahman sbg obyek bhakti. Inilah yg cocok bagi kita kebanyakan.(Bg:12.2)Yakni memuja Tuhan yg beratribut spt pemujaan kpd Siwa, Wisnu atau Krishna, termasuk Dewa-Dewi sbg manifestasiNya. Wujud2 yg beratribut tsb adl Purusotama, dan merupakan Manifestasi dr TYME ( Nirguna Brahman).
Bagaimanapun juga setelah tahap pemujaan kpd Sakara Brahman ( Saguna Brahman) mk pemuja ini pd kesempatan berikutnya akan diteruskan kpd Sang Brahman juga. Inilah Demokratisnya Tuhan dlm jalan yg dipilih (Catur Yoga) oleh umatNya.
Trus bagaimana dg pemujaan hindu Bali?
Pemujaan yg umum digunakan adl Panca Sembah. Sembah yg pertama adl menyadari akan hakikat kita yg sujati adl Sang Atman yg suci utk mewujudkan Barahman Atman Aikyam ( Asfek Nirguna Brahman). Selanjutnya Sembah yg ke2,3 dan 4 adl pemujaan kpd ManifestasiNya ( Saguna Brahman/Isvarah) ini memudahkan kita sbg obyek pemujaan, dan yg terakhir ( ke5) adl kembali kpd hakikat Nirguna Brahman / SH. Widhi dg menyadari hakikat Beliau sbg yg Maha Gaib/ Suksma Paramaacintya.
Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah
Om Lokah Samasta Sukino Bhavantu
Om Shanti

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI





Senin, 24 September 2018

Misteri Perang Mahabharata

Dagang Banten Bali



Temanku yg beda agama pernah berkata : agama Weda ...TUHANNYA SRI KRSHNA justru yg mendorong terjadinya perang .
TUHAN kok mengajarkan perang sehingga terjadi pembunuhan masal ?
Saya telah menjelaskan panjang lebar padanya ....beruntung dia memiliki kesabaran untuk mendengarkan penjelasan saya yg sangat panjang , dan akhirnya dia mengerti ...bahkan mengagumi .
Banyak orang di luar agama kita , juga yg menjadikan WEDA sebagaj kitab sucinya belum mengerti kenapa perang besar MAHA BHARATA harus terjadi ? Maha bharata bukanlah dongeng belaka , tetapi sejarah nyata yg sampai kini meninggalkan banyak peninggalan . Para ahli sejarah memperkirakan bahwa yg tewas saat itu berjumlah lebih kurang 260 juta orang ....jumlah yg luar biasa besar , bahkan melampaui jumlah indonesia saat ini yg terbilang negara dengan jumlah penduduk sangat banyak yaitu sekitar 230 juta orang .
Ilustrasi kisah sederhana ini , mungkin akan membuat lebih mudah memahami kenapa perang besar ini mesti terjadi ? Ilustrasinya seperti ini :
Seorang lelaki setengah tua duduk dengan sedih , kemudian di hampiri laki laki tua yg penuh senyum damai dan terlihat bijaksana . Laki2 tua itu bertanya : apa yg terjadi ? Kenapa engkau terlihat sedih ? Laki laki setengah baya itu menjawab : bagaimana aku tidak sedih ? Aku memperbaiki rumahku ...beberapa bulannya ada lagi yg rusak dan harus di perbaiki ....begitu seterusnya . Apa yg harus kulakukan ? Laki2 tua itu berkata : rumahmu harus di robohkan....karena pondasi rumah sudah rapuh . Saat engkau memperbaiki bagian kiri , bagian kanannya juga akan rusak ....begitu seterusnya . Maka yg terbaik adalah bangunan tua yg pondasinya rapuh di robohkan ...agar bisa di bangun rumah baru dengan pondasi baru dan kokoh.


Perang Barata yudha itupun sama seperti itu , jumlah raja raja jahat yg hidup saat itu sudah terlalu banyak . Di bunuh satu ....muncul lainnya yg lebih banyak dan jahat , mereka selalu menebar teror , melakukan perang , menjajah negara lain, memperkosa wanita dan melecehkan bahkan pada Drupadi wanita utama yg lahir dari kesucian api yadnya suci....apalagi pada wanira biasa ? Para kaum brahmana dan orang suci di lecehkan.....dan paling penting mereka telah menyelewengkan ajaran Weda , dan tidak lagi patuh pada ajaran TUHAN . Untuk memperbaiki perorangan tidak mungkin lagi karena merajalelanya kejahatan di mana mana ...." MAKA PERANG BESAR BHARATA YUDHA HARUS TERJADI , SELURUH KSATRIA KURU HARUS MATI DI MEDAN PERANG ,SEHINGGA BISA TERBENTUK SUATU TATANAN KEHIDUPAN BARU YG LEBIH DAMAI ".
Inilah alasan PERANG BESAR TERJADI , untuk melahirkan TATANAN KEHIDUPAN YG BARU , MAKA TATANAN KEHIDUPAN LAMA HARUS DI HANCURKAN.......
Demikian juga dengan tubuh kita ini ....Sang JIWA yg menghidupi badan bersifat enerjik dan terus berkarya , saat tubuh masih muda ....maka tubuh akan mampu mengimbangi sang JIWA . Tetapi saat tubuh sudah tua ....maka tubuh tidak lagi mampu mengimbangi keinginan JIWA yg enerjik . Maka yg mengerti ini , harus merelakan sang JIWA meninggalkan tubuh tuanya , dan lahir pada tubuh yg muda lagi . Demikianlah seterusnya : karena JIWA kekal tidak pernah mati...maka dia akan terus mencari badan baru untuk di hidupi . Maka kematian adalah hal yg pasti....tidak perlu di sesali atau di sedihi karena JIWA hidup selamanya. 


Kehancuran dalam perang BARATA YUDHA sudah di tentukan TUHAN untuk menciptakan TATANAN HIDUP BARU YG LEBIH BAIK . Demikian juga kematian kita semua adalah untuk kepentingan sang JIWA mencari badan yg lebih muda dan bagus pada kehidupan selanjutnya.....marilah kita sambut KEMATIAN setiap insan sebagai hal yg wajar dan kehidupan yg lebih baik ke depannya .
- KEHANCURAN dan KEMATIAN ditentukan oleh WAKTU ....dan WAKTU itu sendiri adalah Wujud TUHAN yg lain .
TUHAN SRI KRSHNA bersabda :" SRI BHAGAVAN UVACA : kalo 'smi loka-ksayakrt praprddhao lojan samhartum iha pravrttah rte ' pi tvam na bhavisyanti sarve ve' vasthitah pratyanikesu yodhah ".
Artinya :
" TUHAN YANG MAHA ESA bersabda : AKU adalah WAKTU. Penghancur besar dunia dunia dan AKU datang kesini untuk menghancurkan semua orang , kecuali kalian para PANDAWA , semua ksatria di sini dari kedua belah fihak akan terbunuh". (Bg . 11.32).

Kehancuran dan Kematian adalah pasti .....semua yg di ciptakan akan mengalami KEMATIAN....termasuk tubuh ini. Tetapi kita bukanlah tubuh ini , kita adalah JIWA yg menghidupi tubuh ini . Kita bersifat kekal , tidak pernah mati karena JIWA tidak di lahirkan .
Maka jangan di bingungkan oleh KEMATIAN , karena sejatinya KEMATIAN hanya berarti meningglkan tubuh yg tidak layak lagi untuk di tempati sang JIWA.



ENERGI KIDUNG

Dagang Banten Bali


ENERGI KIDUNG

Cerita rakyat nusantara turun temurun bukan sekedar isapan jempol belaka, semua harus bisa di buktikan sendiri jangan hanya cuma percaya katanya
Warisan leluhur Jawa yg berupa kidung Macapat bukan hanya sekedar nyanyian anak negri yg tersisa, kidung tembang Macapat memiliki kekhususan di banding dg gending-gending yg lain.
Kidung Macapat semakin dasyat energi elektromagnetiknya apabila si penembang pandai penguasaan teknik olah pernapasan tenaga dalam dan di tambah komposisi penjiwaan sastra serta olah batin yg baik maka kidung Macapat akan semakin memiliki daya adikodrati yg tak kasat mata.


Marilah kita berlatih membiasakan teknik olah pernapasan tenaga dalam sedikit demi sedikit dg maksud dan tujuan apabila kita suatu saat bersatu dg alam dalam keheningan kidung yg maha dasyat.
Contoh Kidung di bawah ini memiliki energi panah asmara buat anda semua silakan di coba
Dhuh wong manis rehne sira nini, wus diwasa katon, datan wurung ing tembe sira ngger, winengku mring priyanta sayekti, marma di pun bangkit, suwita ing kakung.
Mungguhe wong suwita mring laki, iku luwih abot, nora kena ngendhel-endhelke, warna rupa banda lawan asri, pawitane ati, rereh ririh ruruh.
Basa rereh satindhak den aris, satandhuk den alon, aja dumeh ngandhel lakine, lamun sira kuranga ngajeni, nuwuhaken tebih, ring katrisnan ipun.
Kapetik saking serat Panji
Hayu hayu jaya jaya wijaya
Rahayu mulyaning jagat



Pandi Nayuhan


CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

“Megama Laku” Para Leluhur Nusantara
“Agem-ageman” (falsafah hidup) leluhur nusantara sejatinya “ngelakoni” / menjalankan hakikat budi pekerti yakni sujud bhakti dan bepasrah diri kehadapan Hyang Maha Bijaksana. Bukan “beragama filsafat” dimana ajaran-ajaran agama, ayat-ayat suci dibaca habis, dihafal tuntas, lalu diperdebatkan. Kalau sudah “debat” pastilah ada pihak yang memiliki pendapat berbeda yang menyatakan kebenaran pula. Sedangkan agama memiliki “kebenaran tunggal”. Bagaimana manusia yang fana ini bisa memperdebatkan kebenaran tunggal yang hakiki? kecuali mereka terbelenggu oleh pembenaran menurut mereka sendiri.
Urusan filsafat diserahkan kepada beliau para Maha Mpu, Maharesi yang telah mencapai level bijaksana, yang mampu memahami kebenaran hakiki dari ajaran agama. Masyarakat awam tinggal mengikuti kebijakan kebenaran para Danghyang dalam bentuk etika dan upacara.
Para leluhur beragama “bhakti” dan “berpasrah diri” bukan berarti “diam”. Mereka memuja seiring dengan nafas kehidupan, berdoa sejalan dengan langkah kakinya, bersujud senada dengan irama wacananya. Berpasrah diri dalam dharma untuk menunaikan “dharmaning kahuriapan” (kewajiban hidup).
Mereka bekerja dalam ketulusan, berkesenian dalam doa, berbudaya dalam pemujaan, serta berkarya sebagai ritual. Dengan selalu menjunjung prinsip hidup dalam keharmonisan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Ida Betara.
Memuja Hyang Esa dalam bentuk paling sederhana untuk dipahami, yang terdekat dengan dirinya dan lekat dengan pekerjaannya.
Menstanakan Hyang Maha Bijak diantara patung patung, pretima, pelawatan, kober - kober, tedung – tedung suci, senjata nawa dewata.
Memuja Hyang Maha Suci di atas dasa aksara, rerajahan, warna-warna, bunga-bunga, buah-buahan, banten – banten, batu-batu, api, air, daun-daunan.
Memuliakan Hyang Maha Agung dalam rangkaian nada gambelan, kidung suci, dan tandang tangkep tari wali.
Sujud kepada Hyang Maha Acintya dalam semilir wangi asep menyan majegau cendana, dan di setiap molekul air “tirtha wangsuhpada”, sebagai simbol kedekatan rasa di dalam upaya menghaluskan budi.
Begitulah leluhur nusantara… mereka adalah penganut “agama laku” yang senantiasa berkarya dan memuja tanpa pernah terikat pada hasil dari apa yang dilakoni.

#BudiPekertiLeluhurNusantara #GamaLakuNgelakoni kanduksupatra.blogspot.com





Energi = Hidup
Hukum kekekalan energi:
energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain.

Hukum kekekalan energi adalah hukum kehidupan / hukum URIP.
URIP /hidup tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan hanya dapat berubah dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain dalam waktu yang berbeda dan dalam bentuk yg berbeda.

Seperti halnya salah satu siklus energi ini:
Energi Panas matahari memanasi air laut sehingga menguap dan berkumpul jadi awan, awan yg tertiup angin kedarat jatuh sebagai hujan. Awan memiliki E. potensial ketika jatuh sebagai hujan punya E. Kinetik yg kemudian air mengalir bergerak disungai (E. Gerak/ mekanik). Air kemudian memutar turbin pembangkit tenaga listrik mengahasilkan E. Listrik. E.Listrik menyalakan lampu, menghasilkan E. Cahaya dan E. Panas.
*dlm siklus ini E. Panas kembali ke E. Panas setelah melalui berbagai macam perubahan.

Begitu pula dengan Urip/Hidup/Roh/Sukma selalu tetap ada walaupun badan / wadag/ wadahnya rusak /mati.
Urip/Hidup/Roh/Sukma akan mencari kurungan/ wadah/badan baru sesuai dengan frekuensi dan vibrasinya.

Inilah reinkarnasi / peristiwa nitis / titis manitis sehingga hukum karma / hukum perbuatan selalu menghasilkan buahnya.
Sapa gawe bakal nganggo, sapa nandur bakal ngunduh.
Siapa yg menanam pasti menuai.
Kalau tidak menuai dihidup yg sekarang pasti menuai dikehidupan selanjutnya.

Hidup itu kekal seperti energi juga kekal
sehingga:
Hidup = Urip = Roh = Energi.