Selasa, 25 Oktober 2016

KARMA PHALA



Dagang Banten Bali


Karmaphala atau karmapala adalah salah satu dari lima keyakinan (Panca Sradha) dari Agama Hindu serta filsafat dari agama Dharmik. Berakar dari dua kata yaitu karma dan phala. Karma berarti "perbuatan", "aksi", dan phala berarti "buah", "hasil". Karmaphala berarti "buah dari perbuatan", baik yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan.

 

Apapun yang kita perbuat, seperti itulah hasil yang akan kita terima. Yang menerima adalah yang berbuat, dan efeknya kepada orang lain. Karma Phala adalah sebuah Hukum kausalitas bahwa setiap perbuatan akan mendatangkan hasil. Dalam konsep Hindu, berbuat itu terdiri atas: perbuatan melalui pikiran, perbuatan melalui perkataan, dan perbuatan melalui tingkah laku, Ketiganya lah yang akan mendatangkan hasil bagi yang berbuat.Kalau perbuatannya baik, hasilnya pasti baik, demikian pula sebaliknya.

 

Karma phala terbagi atas tiga jenis, yaitu:

 

Sancita Karma Phala merupakan jenis phala/hasil yang diterima pada kehidupan sekarang atas perbuatannya di kehidupan sebelumnya.

 

Prarabdha Karma Phala merupakan jenis perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini dan phalanya akan diterima pada kehidupan saat ini juga.

 

Kryamana Karma Phala merupakan jenis perbuatan yang dilakukan pada kehidupan saat ini, namun phalanya akan dinikmati pada kehidupan yang akan datang.

 

Jadi apapun perbuatan kita saat ini baik itu baik ataupun buruk pasti ada karmaphalanya baik itu kita terima saat ini maupun kehidupan kita selanjutnya. Tidak salah jika kita melihat kehidupan seseorang yang sangat sukses ataupun bahagia, mungkin saja karmanya sangat baik dikehidupannya yang dahulu, begitupun sebaliknya. Maka dari itu berbuat baiklah sebanyak mungkin agar dapat memetik buah karma yang baik di kehidupan selanjutnya. 


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Bhakti marga




Dagang Banten Bali



Hari Om, Shiwa Om
Untuk mencapai beliau yang Maha suci, ada beberapa jalan; tetapi hanya satu yang utama, yaitu dengan jalan Bhakti (Bhakti marga). Hal ini juga sejalan dengan sloka Bhagavad Gita. Dimana disebutkan bahwa ada empat jalan untuk mencari Tuhan (Catur Marga Yoga), tetapi beliau hanya bisa dicapai dengan Bhakti Yoga. Bhakti yoga adalah istilah dalam agama Hindu yang merujuk kepada praktik pemujaan dengan tulus ikhlas kepada Tuhan maupun kepribadiannya. Memuja Tuhan tanpa motif, tanpa terikat oleh pahala, tanpa tujuan, tanpa permohonan. Hal inilah disebut sebagai Bhakti Yoga Marga. Memuja Tuhan hanya dimaksudkan sebagai rasa Bhakti dan kewajiban serta pelayanan kepada beliau dengan mencintai/mengasihi semua ciptaan-Nya.
Selain itu, menurut kitab Siva Purana, sembahyang tidak pada waktu yang telah ditentukan tidak akan membawa pahala. Sedangkan di dalam Canakya Nitisastra dianjurkan untuk berjapa (mengulang-ulang nama suci Tuhan) pada setiap saat. Hal ini sebenarnya tidak membingungkan, karena ada ketentuan umum ada ketentuan khusus, ketentuan dalam kitab yang satu tidak menghilangkan atau menghapus ketentuan kitab yang lain, tetapi bisa diikuti salah satunya.
Ada berbagai ketentuan mengenai waktu yang baik untuk persembahyangan rutin. Menurut Manawa Dharmasastra sebuah keluarga yang mengharapkan kebahagian wajib hukumnya melaksanakan Puja dua kali sehari yaitu ketika pertemuan dua waktu (sandi kala), yaitu ketika sebelum matahari terbit dan ketika matahari terbenam. Sembahyang di pagi hari sebagai penebusan dosa perbuatan di malam hari, sembahyang malam atau sore hari sebagai penebusan dosa perbuatan di siang hari.
Ada juga ketentuan untuk sembahyang tiga kali sehari, bahkan lima kali sehari. Bahkan seperti disebutkan di dalam berbagai kitab dianjurkan untuk selalu memuja tuhan di setiap saat dengan melantunkan Nama Suci Tuhan (Nama Smaranam). Di dalam kitab suci Bhagavad Gita dinyatakan bahwa apa diingat oleh seseorang ketika ajalnya tiba, maka seperti itulah ia akan jadinya setelah meninggal. Apabila ketika menjelang meninggal ingat dengan nama suci Tuhan maka seseorang akan mencapai alam Brahma/Brahma Loka (mencapai Tuhan).




Gayatri Mantra



Dagang Banten Bali



Om bhur bhuvah svah,
tat savitur varenyam,
bhargo devasya dhimahi,
dhiyo yo nah pracodayat.
artinya:
O cahaya bersinar yang telah melahirkan semua loka atau dunia kesadaran, O Tuhan yang muncul melalui sinarnya matahari sinarilah budi kami.
Inilah makna dari mantra yang memiliki semua bija-mantra yang kesemuanya melambangkan dari kekuasaan Brahman dalam cahaya suciNya. Om melambangkan Tuhan, Bhur mewakili bumi, Bhuvah melingkupi semua bagian dari daerahnya dewata-dewata dan setengah dewata sampai kepada matahari. Sedangkan Svah mewakili dimensi alam ketiga yang diketahui dengan nama svargaloka dan semua loka-loka yang cemerlang dia atasnya.
IlustrasiGayatri mantra ini mempunyai getaran sangat kuat sehingga seseorang dalam pencaran rohaninya apabila tulus mengucapkan Gayatri mantra ini akan membawa
kepada pencerahan bathin. Banyak buku yang mengulas bagaimana kehebatan dari Gayatri mantram tersebut, namun tidak ada guru yang bisa memberikan pelajaran secara sistematis sehingga tidak ada pegangan yang kuat bagi murid-murid untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi.
Gayatri mantram pada dasarnya bekerja secara otomatis dalam kesadaran rohani manusia. Ini di sebabkan mantram tersebut mewakili dari setiap elemen dasar
manusia dan alam.
Manusia memiliki tiga bagian badan yaitu badan fisik, badan energy (aura atau cahaya) dan badan roh (atma) ketiga bagian badan ini saling terkait satu sama
lainnya. Badan fisik berhubungan dengan napas dan prana, dan badan roh berhubungan dengan kesadaran Brahman.
Dijaman yang serba tidak pasti ini, banyak sekali bermunculan suatu masalah dalam kehidupan seperti contoh agama, ekonomi, sosial dan lain-lain dan yang
lebih parah lagi adalah banyaknya kasus penyakit. Tidak bisa disangkal lagi bahwa jaman ini materi menjadi tujuan yang paling utama, karena materi bagi seseorang menjajanjikan sebuah kebahagiaan.
Karena pencitraan yang sangat kuat ini, banyak orang pada jaman sekarang melakukan perbuatan yang berorientasi pada harta, segala cara pun dilakukan
asalkan terpenuhi nafsunya serta ambisinya. Tidak di dunia ekonomi saja terjadi seperti itu, di dunia energy pun banyak orang menggunakan kekuatan mistik
hitam untuk mencelakai secara halus, ini terlepas dari percaya atau tidak dengan hal ilmu hitam. Banyak bermunculan duku-dukun serta paranormal yang
menjajanjikan serta menjual berbagai macam kebolehan serta asesories untuk kedigjayaan atau kesaktian. Apabila tidak kuat iman, bisa dipastikan jaman
sekarang akan menjadi budak dari sekian pencitraan yang mencekam dalam kehidupan ini.
Lalu haruskah kita lari dari kehidupan ini dan mengasingkan diri untuk pergi ke hutan atau gua dan apakah kita mengambil jalan singkat bunuh diri?
Kedua-duanya adalah jalan yang konyol, kita harus menghadapi gelombang badai tersebut, namun dengan cara yang sangat halus serta bijak.
Apa yang disebut dengan suara karena kita mempunyai otak serta indra mata. Anadaikan saja seseorang buta dan tuli sejak lahir pasti baginya dunia ini tidak
ada, inilah yang disebut dengan ikatan indra dengan alam sementa. Untuk bisa terhindar dari masalah tersebut, tidada jalan lain kecuali mencari masalah
itu jauh ke dalam hati dan pikiran sebab di sanalah kemelut itu bercokol.
MEDITASI DENGAN GAYATRI MANTRA
Sudah dikatakan Gayatri mantram mempunyai vibrasi sangat kuat terhadap otak dan batin asalkan tahu bagaimana cara menggunakan mantra tersebut. Meditasi
pada hakekatnya berhubungan dengan pikiran, kesadaran, serta spirit dan sangat dibutuhkan guru yang khusus. Apabila anda ingin menjadikan Gayatri Mantra sebagai bagian dari meditasi anda harus melakukan puasa putih(tanpa garam, dan tidak minum susu) selama dua hari untuk memohon berkat kepada Maha Dewi.
Lakukan puasa mulai hari Rabu (pagi) sampai Jumat (pagi) hanya makan nasi putih dan air putih saja dan lakukan puja Gayatri setiap pagi menghadap matahari
terbit, siang hari, dan malam hari. Dalam mengucapkan Gayatri mantra enam kali untuk pagi hari, empat kali untuk siang hari, dan dua puluh sembilan kali untuk
malam hari. Lakukan puasa dan puja Gayatri dengan ketulusan hati jangan memohon suatu daya-daya sakti tertentu sebab belum tentu keinginan anda akan
terpenuhi. Setelah melakukan puasa dan puja gayatri selama dua hari barulah anda di perkenankan untuk melakukan meditasi ternadap Gayatri mantra sebab api spirit anda sudah menyala.
Tambahan:
Dalam penjelasannya puasa putih ini dapat dilakukan sehari saja tapi harus pada hari kelahirannya. Misalnya lahir hari Senen, maka puasa dilakukan pada Senen pagi hingga Selasa pagi.
TEORI MEDITASI
Sebelum meditasi cucilah muka, tangan, serta kaki, atau anda mandi untuk membersihkan badan dari kotoran sekaligus membuat badan menjadi segar. Duduklah dengan memakai alas dari kain, tikar, atau selimut, posisi punggung tegak lurus dan tangan diletakkan dipangkuan dalam posisi relek. Pejamkan mata, serta tenangkan pikiran berberapa detik, setelah itu ucapkan mantra "
OM Bhur, OM Bhuvah, OM Svah"
ucapkan dengan suara lambat serta santai jangan tergesa-gesa sebanyak lima
kali, ini bertujuan untuk membersihkan lapisan pikiran.
Pada saat mengucapkan mantra ini arahkan pikiran pada mantra dan suara bukan pada bayangan pikiran. Setelah baca mantra selesai tutuplah mulut serta tenangkan pikiran lalu ucapkan Gayatri mantram
" OM Bhur, Bhuvah, Svah, tat savitur varenyam, bhargo devasya
dimahi, dhiyo yo nah pracodayat"
dengan lambat dan tenang di dalam hati. Arahkan pikiran serta getaran suara mantra pada jantung, anda cukup meniatkan saja bukan membayangkan.
Meditasi dengan Gayatri mantram sangat efektif untuk berbagai macam keperluan seperti melindungi diri dari energy negatif, kecantikan, kekuatan batin, kecerdasan
dan lain-lain. Kekuatan Gayatri mantra tidak bisa berfungsi apabila disertai niat kurang baik. Meditasi Gayatri mantra apabila dilakukan dengan baik serta
tulus akan banyak muncul keajaiban-keajaiban yang tidak bisa kita sangka. Gayatri mantra bukan bekerja pada maksud si meditator namun, karunia, energy,
rahmat, dari Maha Devi Gayatri yang berhak menentukan. Bagaikan mobil, sang supirlah yang tahu kemana tujuan dari mobil itu, bukan tujuan dari mobil tersebut yang dituruti sang supir.
Energy Gayatri masuk dari ubun-ubun melalui tulang belakang serta menyebar keseluruh tubuh fisik, tubuh energy, dan atma. Banyak guru-guru suci yang tercerahkan mengatakan "pencerahan akan kalian dapatkan pada Gayatri mantra. Pada jaman kali yuga ini tiada yang mampu melepaskan lapisan kekotoran pikiran
selain getaran halus dari Gayatri mantra.
TIPS :
Apa bila anda merasa ada sakit yang disebabkan oleh ulah niat jahat seseorang, dan kalau percaya dengan hal ini anda bisa menggunakan cara berikut ini. Sediakan air bersih , higienis, untuk diminum, lalu jemurlah air tersebut pada cahaya matahari serta cahaya bulan di malam hari. Setelah air tersebut dijemur oleh kedua unsur cahaya tersebut berdoalah pada Tuhan sambil membaca Gayatri mantram 11 kali, setiap habis membaca gayatri mantram tiupkan nafas anda pada air tersebut. Air tersebut bisa diminum atau dipakai campuran obat, mandi dan lain-lainnya. Dengan kekuatan ini segala macam bentuk energy jahat dari seseorang akan hancur oleh kekuatan dari mantra tersebut, hal ini sering terbutkti di daerah-daaerah terpencil. Ada banyak lagi cara-cara yang bisa dijadikan renungan, betapa Gayatri mantra mempu untuk menghadapi dilema dalam hidup in



Pantangan Bagi Suami Yang Istrinya Hamil Menurut Hindu-Bali



Setiap tempat selalu mempunyai tradisi atau kepercayaan tentang sebuah pantangan-pantangan. Khususnya dalam kepercayaan Hindu di Bali, jika istri sedang hamil ada beberapa pantangan bagi suami yang tidak boleh dilakukan. Berikut pantangan bagi para suami yang saat ini istrinya sedang hamil khususnya menurut Hindu di Bali.
Pantangan Hamil Secara Umum
Pada umumnya pantangan yang tidak boleh dilakukan bagi suami yaitu :
Menjelekkan, menghina, merendahkan orang lain
Menyiksa binatang
Makan atau minum berlebihan apalagi sampai mabuk
Berjudi
Pantangan Hamil Dalam Kanda Pat Rare
Dalam ajaran Kanda Pat Rare juga dijelaskan pantangan yang tidak boleh dilakukan bagi suami yaitu :
Tidak membangunkan istri yang sedang tidur.
Tidak melangkahi (ngungkulin) istri yang sedang tidur
Pada saat istri yang sedang hamil itu lagi makan, dilarang anglawatin(membayangi dengan bayangan badan) terhadap nasi atau makanan yang sedang dimakannya.
Dalam ajaran kanda pat rare diyakini bahwa, perkembangan bayi berkaitan dengan penstanaan para dewa di tubuh bayi, demikian juga para leluhur mulai berhubungan dengan bayi anda. Sehingga untuk menghormati beliau yang sedang berhubungan dengan pembentukan bayi dalam kandungan, hendaknya suami menghormatinya dengan cara tidak melangkahi ataupun membangunkannya dengan mengkejutkan pada saat istri anda tidur.

Belajar Meditasi







Dagang Banten Bali

Saat manusia sudah tenang, sabar dan atma sudah bersih dengan mendapatkan cahaya Tuhan, ingin belajar buku-buku suci, suka bermeditasi, mencari pengetahuan yang benar, bersih dari dalam dan luar, telah mengontrol semua indria, selalu berbahagia dengan selalu berbuat baik dalam kehidupan, saat itulah sifat satwam telah muncul dalam diri manusia..
Bagi temen-temen yang tertarik belajar meditasi dan yoga, mungkin pada awalnya banyak yang bingung mulai dari mana? bagaimana caranya bermeditasi, pingin belajar tapi belajar dimana? dimana mencari guru pembimbing? Kalo ikut pada lembaga pelatihan meditasi dan yoga, saat ini biayanya relatif mahal. Nah awalnya saya juga merasakan hal itu, tetapi beruntung saya menemukan salah satu note panduan belajar meditasi sendiri yang ditulis salah satu bLog Hindu yang menurut saya tulisannya sederhana, bagus dan bermanfaat.
Sebelum memulai meditasi
[di rumah], ucapkanlah Gayatri Mantra. Dan kita mulai meditasi dengan suatu tekad, kita meditasi tidak hanya untuk diri kita sendiri, tapi juga meditasi untuk semua mahluk. Dengan meditasi bathin kita menjadi damai, tenang-seimbang dan bahagia, serta kecenderungan negatif kita seperti kemarahan, kebencian, kesombongan, dll, akan jauh berkurang. Dengan lebih sedikit marah dan benci, kita lebih sedikit melukai hati dan perasaan mahluk lain. Dengan lebih rendah hati, kita bisa menghormati orang lain dan menghormati perbedaan secara lebih baik. Dengan lebih sedikit serakah, kita lebih sedikit membuat orang lain menderita. Dengan lebih tenang-seimbang, kita lebih sedikit membunuh nyamuk dan serangga, dll-nya. Dengan kata lain, kembali ke awal, meditasi kita mulai dengan suatu tekad, kita melaksanakan meditasi tidak hanya untuk diri kita sendiri tapi sekaligus juga untuk semua mahluk....









- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Kamis, 13 Oktober 2016

Nava Vida Bhakti

Dagang Banten Bali


Sembilan cara ber-bhakti (hormat, sujud, pengabdian, cinta kasih sayang, pelayanan, dan spiritual) yang disebut Nawa Wida Bhakti yaitu rasa bhakti manusia terhadap Tuhan-nya. Konsep Nava Vida Bhakti ini dapat dimaknai dalam kontek kehidupan sosial atau arah gerak putarannya secara horizontal yaitu rasa sujud, hormat-menghormati, pengabdian, cinta kasih sayang, spiritual, dan memberikan pelayanan antara manusia dengan sesamanya dan lingkungannya. Sehingga harapannya dengan nilai-nilai dari ajaran Nawa Wida Bhakti (hormat, sujud, pengabdian, cinta kasih sayang, pelayanan, dan spiritual) tercipta karakter Ketuhanan di lingkungan keluarga sehingga pada saatnya nanti dapat dijadikan sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial karena di lingkungan masyarakat umum atau lingkungan masyarakat yang lebih luas telah hidup atau dihuni oleh individu-individu manusia yang telah ditanamkan nilai-nilai ajaran Nawa Wida Bhakti, individu yang bermoralitas, serta memiliki budi pekerti yang luhur melalui proses pembinaan, pendidikan dan pendalaman atau penghayatan sejak awal di lingkungan keluarga. Seperti uraian berikut ini;
1. Sravanam, adalah bhakti dengan jalan mendengar. Arah gerak vertikal dari bhakti mendengar ini adalah dalam hal ini masyarakat manusia hendaknya meyakini dan mendengarkan sabda-sabda suci dari Tuhan baik yang tersurat maupun tersirat dalam kitab suci atau aturan-aturan keimanan, aturan kebajikan dan aturan upacara. Tetapi penomena arah gerak vertikal dari bhkati mendengar yang kita jumpai di tengah-tengah kehidupan kita, termasuk di lingkungan keluarga dan masyarakat tidak sedikit individu manusia yang tidak mau mendengarkan sabda-sabda suci atau aturan-aturan keimanan, aturan kebajikan dan aturan upacara keberagamaan. Kenyataan ini diperkuat apabila ada orang yang mewartakan ajaran tentang kebajikan, kebenaran, kesucian, dll tentang sabda suci Tuhan justru yang terjadi malah ketidak pedulian, pelecehan, atau dengan kata lain respon yang muncul menunjukan kekurang tertarikan akan pewartaan itu. Contoh kecil saja di sebagian banyak orang tidak mau mendengar atau bahkan mengantuk apabila ada ceramah-ceramah agama baik itu di tempat-tempat suci atau pewartaan melalui media cetak dan eletronik yang lain. Tetapi kalau ada pewartaan/tayangan sinetron tentang gosip, fitnah, kekerasan, diskriminasi, dll justru menjadi sebuah konsumsi bagaikan seorang pecandu. Selanjutnya arah gerak horizontal, bhakti mendengar ini hendaknya masyarakat manusia dalam hidup dan kehidupannya menanamkan rasa bhakti untuk selalu belajar mendengarkan nasehat dan menghormati pendapat orang lain serta selalu belajar untuk menyimak atau mendengarkan pewartaan tentang sesamanya dan lingkungannya. Tetapi penomena yang sering terjadi tidak sedikit juga masyarakat manusia yang tidak peduli dan tidak belajar serta menghormati nasehat dan pendapat orang lain, serta tidak peduli dan tidak belajar untuk menyimak berita-berita tentang teragedi kemanusiaan dan kerusakan lingkungan. Padahal dalam hidup ini untuk mewujudkan cita-cita atau visi-misi hidup hendaknya dimulai dengan adanya kemauan dan kesadaran untuk mendengar. Pengetahuan, pemahaman dan pendalaman tetang berbagai hal hasil dari mendengar dapat dijadikan konsep dasar untuk menantat hidup dan kehidupan di dunia ini yang kemudian ditindaklanjuti dengan berupaya untuk berbuat atau mencari solusi yang terbaik dalam mengambil sebuah tindakan akan kemanusiaan/sesama dan lingkungan. Contoh; di lingkungan keluarga antara anggota keluarga semestinya selalu menanamkan sifat dan rasa bhakti untuk selalu mendengar baik antara suami dan istri, antara orang tua dan anak, untuk selalu membangun komunikasi aktif sehingga dapat mengurangi terjadinya miskumunikasi diantara anggota keluarga. Sifat dan sikap ini akan dapat menumbuhkan karakter Ketuhanan di lingkungan keluarga itu, seperti; sifat, sikap dan karakter hormat-menghormati, sujud, cinta kasih sayang, pengabdian, pelayanan, berfikir yang baik dan suci, berkata yang baik dan suci, berbuat yang baik dan suci serta teguh dalam melaksanakan disiplin spiritual. Sifat dan sikap individu seperti itu akan dapat dijadikan sebagai modal sosial untuk menciptakan kesalehan dan keharmonisan sosial antara keluarga, antar sesama anggota masyarakat. Sifat, sikap dan karakter individu yang selalu belajar untuk membuka diri mendengar nasehat, pendapat orang lain atau apa yang diwacanakan orang lain adalah sebuah sifat, sikap dan karakter insklusif yaitu sebuah sifat, sikap dan karakter membuka diri secara tulus ikhlas untuk mau mendengarkan kebenaran dari orang lain, karena dalam diri ada kebenaran tetapi diluar diri juga masih banyak kebenaran yang belum diketahui. Untuk itu pesan yang ingin disampaikan melalui bhakti dengan jalan mendengar ini adalah dalam hidup ini masyarakat manusia untuk selalu berupaya membudayakan untuk mendengar, baik mendengar secara vertical antara manusia dengan Tuhan-nya melalui sabda-sabda sucinya, maupun secara horizontal antar sesamanya dan lingkungannya. Karena baik mendengar ataupun memberi pendengaran/pewartaan apabila sama-sama dilandasi dengan rasa bhakti maka semua akan mendapat hasil (pahala) yang baik atau paling tidak dapat manfaat dari bhakti mendegar ini. Iklim saling bhakti mendengar ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia yang di awali di tananamkan di lingkungan keluarga selanjutnya ditumbuh kembangkan secara harmonis dan dinamis dalam kehidupan sosial masyarakat di lingkungan masyarakat sosial yang lebih luas.



2. Kirtanam, adalah bhakti dengan jalan melantunkan Gita/zikir (nyayian atau kidung suci memuja dan memuji nama suci dan kebesaran Tuhan), bhakti ini juga di arahkan menjadi dua arah gerak vertical maupun arah gerak horizontal. Arah gerak vertical melakukan bhakti kirtanam untuk menumbuhkan dan membangkitkan nilai-nilai spiritual yang ada dalam jiwa setiap individu manusia, dengan bangkitnya spiritual dalam setiap individu akan dapat meredam melakukan pengendalian diri dengan baik, jiwa lebih tenang, tentram dan tercerahi, sistuasi dan kondisi ini akan dapat membantu keluar dari kekusutan mental dan kegelapan jiwa. Sehingga dapat dijadikan modal dasar untuk menciptakan kesalehan dan keharmonisan individual yang damai dan bahagia. Arah gerak horizontal masyarakat manusia berusaha selalu untuk melantunkan bhakti kirtanam yang dapat menyejukan perasaan hati orang lain dan lingkungannya. Kepada sesama atau anggota masyarakat yang lainnya tidak hanya melantunkan atau melontarkan kritikan dan cemohan tetapi selalu belajar untuk melatih diri untuk memberikan saran, solusi yang terbaik bagi kepentingan bersama dalam keberagamaan, kehidupan sehari-hari tentang kemanusiaan, kebersamaan, persatuan dan perdamaian, serta memberikan pengakuan dan penghargaan atau pujian akan keberhasilan dan prestasi yang telah dicapai terhadap sesama atau anggota masyarakat manusia yang lain. Iklim saling bhakti Kirthanam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia yang penanaman nilai-nilai bhakti Kirthanam di awali dilingkungan keluarga sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.
3. Smaranam, adalah bhakti dengan jalan mengingat. Arah gerak vertical dari bhakti ini adalah dalam menjalani dan menata kehidupan ini masyarakat manusia sepatutnya selalu melatih diri untuk mengingat, mengingat nama-nama suci Tuhan dengan segala Kemahakuasaaannya, dan selalu untuk melatih diri untuk mengingat tentang intruksi dan pesan atau amanat dari sabda suci Tuhan kepada umat manusia yang dapat dijadikan sebagai pedoman atau pegangan hidup dalam hidup di dunia dan di alam sunya (akhirat) nanti. Arah gerak secara horizontal dari bhakti ini apabila dikaitkan dengan isu-isu pluralisme, kemanusiaan, perdamaian, demokrasi dan gender maka sepatutnya masyarakat manusia selalu berusaha untuk mengingat kembali tragedi dan penderitaan kemanusiaan, musibah dan bencana alam, dll, yang diakibatkan oleh konflik-konflik atau pertikaian, kesewenang-wenangan, diskriminasi, dan tindakan kekerasan yang lainnya antara individu yang satu dengan individu yang lain ataupun antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain yang tidak atau kurang memahami dan menghargai indahnya sebuah kebhinekaan dan pluralisme. Harapannya dengan mengingat tragedi, penderitaan, musibah dan bencana yang diakibatkan itu masyarakat manusia selalu mewartakan dan mengingatnya sebagai bekal untuk mengevaluasi dan merepleksi diri akan indahnya kebhinekaan dan pluralisme apabila masyarakat manusia mampu mengkemasnya dalam satu bingkai yaitu bingkai kebersamaan, persatuan dan kedamaian. Iklim saling bhakti Smaranam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia yang ditanamkan di awali dilingkungan keluarga sehingga tumbuh karakter Ketuhanan dalam setiap anggota keluarga sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.
4. Padasevanam, adalah bhakti dengan jalan menyembah, sujud, hormat di Kaki Padma. Arah gerak vertikal dalam bhakti ini masyarakat manusia dalam menjalani dan menata kehidupannya sepatutnya selalu sujud dan hormat kepada Tuhan, hormat dan sujud terhadap intruksi dan pesan/amanat dari hukum Tuhan (rtam). Arah gerak horizontal masyarakat manusia untuk selalu belajar dan menumbuhkan kesadaran untuk menghormati para pahlawan dan pendahulunya, pemerintah dan peraturan perundang-undangan yang telah dijadikan dan disepakati sebagai sumber hukum, para pemimpin, para orang tua dan yang tidak kalah penting juga hormat/sujud kepada ibu pertiwi. Karena dengan adanya kesadaran untuk saling menghormati inilah kita akan bisa hidup berdampingan dalam kebhinekaan dan pluralisme, sehingga terwujud kebersamaan, perastuan, kesalehan dan keharmonisan sosial. Iklim saling bhakti Padasevanam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia sehingga sejak dini semestinya ditanamkan untuk menumbuhkan karakter Ketuhanan di lingkungan keluarga sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.
5. Arcanam, adalah bhakti dengan jalan perhormatan terhadap simbol-simbol atau nyasa Tuhan seperti membuat Arca, Pratima, Pelinggih, dll, bhakti penguatan iman dan taqwa, menghaturkan dan pemberian persembahan terhadap Tuhan. Arah gerak vertikal masyarakat manusia dalam menjalani dan menata kehidupannya untuk selalu menghaturkan dan menunjukan rasa hormat, sujud, cintakasih sayang, pelayanan, pengabdian kepada Tuhan dengan iman dan taqwa kuat dan teguh dengan jalan menghaturkan sebuah persembahan sebagai bentuk ucapan terimakasih atas tuntunan, bimbingan, perlindungan, kekuatan, kesehatan dan setiap anugrah yang diberikan Tuhan kepada seluruh sekalian alam. Arah gerak horizontal masyarakat manusia terutama kepada sesama dan lingkungannya dalam kehidupannya untuk selalu belajar untuk memberikan pelayanan, pengabdian, cinta kasih sayang, penguatan dan pemberian penghargaan kepada orang lain. Contoh, Pemerintah, pemimpin dan atau anggota masyarakat hendaknya memberikan pengabdian, pelayanan, cinta kasih sayang dan penghargaan kepada pemerintah dan pemimpinnya demikian pula sebaliknya kepada dan oleh rakyatnya yang telah menunjukan dedikasinya tinggi terhadap segala aspek kehidupan demi kemajuan dan perbaikan situasi dan kondisi bersama dan sekalian alam tentang kemanusiaan, kelestarian lingkungan dan perdamaian. Karena pemimpin yang baik menghargai rakyatnya, demikian juga sebaliknya. Iklim saling bhakti Arcanam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia di lingkungan keluarga dan dikehidupan masyarakat umum. Hal ini akan dapat menumbuhkan karakter Ketuhanan mulai dari lingkungan keluarga dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai matra dan sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.
6. Wandanam adalah bhakti dengan jalan membaca, menyimak dan mempelajari , mendalami serta menghayati dan memaknai ajaran yang bersumber dari aturan keimanan, aturan kebajikan, dan aturan yang lainnya yang bersumber dari sabda-sabda suci Tuhan dan susastra suci yang lainnya. Arah gerak vertikal masyarakat manusia dalam menjalani dan menata kehidupannya selalu meluangkan waktu untuk membaca, menyimak dan mempelajari, mendalami serta menghayati dan memaknai kitab suci dan susastra suci serta ilmu pengetahuan yang lainnya tentang Tuhan sebagai pedoman hidup, sehingga gagasan dan arah pilihan jalan hidup masyarakat manusia sesuai dengan sabda suci Tuhan yang tertuang dalam kitab suci atau sumber hukum agama yang diyakini dan dianut, tentunya dengan selalu tidak menutup diri atau mengabaikan hal-hal yang ada diluar dirinya. Arah gerak horizontal dari bhakti ini, masyarakat manusia kepada sesama dan lingkungan hidupnya untuk selalu membaca, menyimak dan mempelajari , mendalami serta menghayati dan memaknai situasi untuk menuju arah gerak yang lebih baik. Karena apabila salah dalam membaca, menyimak dan mempelajari , mendalami serta menghayati dan memaknai situasi maka salah juga dalam pengambilan keputusan. Iklim saling bhakti Wandanam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia untuk menciptakan kesalehan dan keharmonisan di lingkungan keluarga dan sosial kemasyarakatannya.
7. Dasyam, adalah bhakti dengan jalan mengabdi, pelayanan, dan cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas terhadap Tuhan. Arah gerak vertical dari bahkti ini masyarakat manusia dalam menjalani dan menata kehidupannya, untuk selalu melatih diri dan secara tulus ikhlas untuk mengahturkan mengabdikan, pelayanan kepada Tuhan, karena hanya kepada Beliaulah umat manusia dan seluruh sekalian alam beserta isinya berpasrah diri memohon segalanya apa yang harapkan untuk mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat. Arah gerak horizontal masyarakat manusia kepada sesama dan lingkungan hidupnya untuk selalu mengabdi, memberikan pelayanan dan cinta kasih sayang dengan tulus ikhlas untuk kepentingan bersama tentang kemanusiaan, kelestarian lingkungan hidup dan kedamaian di tengah-tengah kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Iklim saling bhakti Dasyam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia baik dilingkungan keluarga lebih-lebih dikehidupan sosial kemasyarakatannya.
8. Sakyam, adalah bhakti dengan jalan kasih persahabatan, mentaati hukum dan tidak merusak system hukum. Baik arah gerak vertical dan horizontal, baik dalam kehidupan matrial dan spiritual (jasmani dan rohani) masyarakat manusia agar selalu berusaha melatih diri untuk tidak merusak system hukum, dan selalu dijalan kasih persahabatan. Iklim saling bhakti Sakyam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia untuk menumbuhkan karakter Ketuhanan mulai dari lingkungan keluarga dan selanjutnya dapat dijadikan sebagai matra dan sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya.
9. Atmanivedanam adalah bhakti dengan jalan berlindung dan penyerahan diri secara tulus ikhlas kepada Tuhan. Arah gerak vertikal dan horizontal dari bhakti ini masyarakat manusia selalu berpasrah diri dengan kesadaran dan keyakinan yang mantap untuk selalu berjalan di jalan Tuhan, berlindung dan penyerahan diri secara tulus ikhlas kepada Tuhan, sesama dan lingkungan hidupnya atau kepada ibu pertiwi, baik dalam kehidupan duniawi (nyata) maupun kehidupan sunya (niskala). Iklim saling bhakti Atmanivedanam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia baik dalam kehidupan sosial dan kehidupan spiritualnya.
*Note: Sy sedang belajar smoga bs praktek, kek3....
Penulis: I Nengah Sumendra

Senin, 10 Oktober 2016

TIRTHA DAN BIJA





Dagang Banten Bali


Tirtha dan Bija dalam kehidupan Hindu khususnya Hindu di Bali sudah tidak asing lagi, setiap sembahyang akan diakhiri dengan Tirtha dan Bija tersebut.
Dalam Lontar Aji Tatwa Kapandhitan dan juga dalam Lontar Magheswari Tatwa yang dirangkum dalam Lontar Tutur Rare Angon dijelaskan makna Tirtha dan Bija sebagai berikut:
“Indik matirtha, maketis ping telu maksud ipun ngaturang pamarisudha ring kawitan”.
Artinya:
“Tatakrama matirtha, memercikan tiga kali maksudnya menghaturkan pembersihan kehadapan Bhatara Kawitan”.
Selanjutnya disebutkan:
“Sane tigang pasal malih manginum ping tiga, maksud ipun pangleburan I Tri Mala”.
Artinya:
“Yang tiga tahap lagi selanjutnya meminum tiga kali, bermakna melebur yang namanya Tri Mala (tiga kekotoran)”.
Selanjutnya disebutkan:
“Malih meraup ping tiga, maksud ipun mersihin I Catur Lokapala ring sarira”.
Artinya:
“Selanjutnya meraup tiga kali, maknanya membersihkan Sang Catur Lokapala pada badan”.
Adapun filsafat Bija adalah sebagai berikut:
“Awanan amangan wija 7 siki, maksud ipun bibit saking Sapta Tirtha, tan wenang remekaken, amangan mwang aneled juga, mangdaning sidaning urip, nguripang I Sapta Pramana, madewek uriping sajagat”.
Artinya:
“Maksud dari menelan Bija sebanyak 7 butir adalah merupakan simbul bibit yang berasal dari Sapta Tirtha, tidak boleh diremukan, akan tetapi dimakan dan juga ditelan, agar keberhasilan kehidupan terwujud, yang menghidupkan Sang Sapta Premana (tujuh kekuatan) yang merupakan jiwa dari jagat raya”.