Senin, 11 Juli 2022

beda Roh /Ruh Hindu dg Ruh /Roh Agama lain

 


Saran Niki dalam edisi berbagi,... jangan dulu mengatakan beda Roh /Ruh Hindu dg Ruh /Roh Agama lain. Bagi yg memahaminya terutama yg ada dikelas level kesadaran Atman (Roh Suci) akan bicara lain.
Ruh/Roh suci identik dg Atman.
Perkataan Rohaniawan diambil dari kata Roh (Ruh suci). Dan tidak ada Roh gentayangan, yg ada Arwah yg tak dapat tempat yg gentayangan, bukan Roh
Jiwa identik dg Atma,
*Jiwa bisa sakit shg ada RS Jiwa.
*Atma bisa dihaturkan di Pr. Dalem dll.
Merujuk dari
BRAHMA beda dg BRAHMAN, shg
ATMA Beda dg ATMAN
Jika ada yg tak sependapat sah² saja, karenaqa hanya *Beda Jnana manten*. Dan tak perlu perdebatan. Jika sekarang belum sependapat Abaikan manten.
Mari kita sama-sama saling berbagi dan saling meluruskan, tanpa mementingkan siapa yang benar dan siapa yang salah,
Tapi untuk kebenaran yang kita akui dan disepakati bersama,
Saya ini tidak ahli tentang Sansekerta,
Mungkin nanti dipesraman Madhu Jala Dewata yang bisa menjelaskan secara detail, karena beliau yang ahli tentang dewa nagari Sansekerta, khusus membahas tentang " atman, dan atma",
Begini,
Setiap saya membaca kitab catur weda ataupun manawadharmasatra, saya tidak menemukan kata " ATMAN" di sastra itu,
Yang ada adalah Kata:
- ATMA, dan,
- ATMANAM,
Jadi kata atman hanya istilah yang sering digunakan oleh umat umat yang ada di Bali,
Tapi apapun itu sebutannya, baik itu istilah kata:
- atma,
- atman,
Ini esensi nya sama, dan makna nya juga sama,
Sama halnya dengan ibarat perumpamaan kata air:
- ada yang menyebut air,
- ada yang menyebut water,
- ada yang menyebut yeh,
- ada yang menyebut toye,
- ada yang menyebut toye,dll,
Ini esensi nya sama dan makna nya juga sama,
Untuk membedakan antara yang tertinggi dengan yang tidak tertinggi, umum yang dipakai istilah di Sansekerta adalahKata :
-maha dan Parama,
Contoh:
- Mahaatma,
- paramaatma,
Dimana tempat nya Atma?
Tur genahe dije ring angge?
Yen ngidupang Nike napi penadosane? Suksma,
Sekadi penjelasan tiang di atas,
Tempat nya sang atma ada di seluruh alam semesta,
- di alam Semesta ada di semua ruang dan waktu,
- jika di dalam tubuh, beliau sang Atma ada di seluruh tubuh, ada di persendian, darah,melekul dan di jaringan tubuh ,
- rumah beliau sang atma di di dalam tubuh yaitu ada di:
Tumpuking hati, ini istilah di sastra Kawi,
(jika di istilah di Sansekerta ada di PADMA HARDAYA, di istana hati)
Sedangkan sang jiwa atau sang roh ketika ada di dalam tubuh, beliau ada di hati-jantung- di nyali,
Itulah sebabnya ketika seseorang ingin menyatukan, atau nunggilang sang jiwa, maka dia harus menyatukan sabda-bayu-hidep,
Beliau sang jiwa di tempatkan dalam perwujudan maha jiwa yaitu: Brahma ada di hati, Wisnu ada nyali, sedangkan Iswara ada di jantung,
Lalu ada ungsilan, ada lempa,peparu,usus kecil, usus besar, ineban,ini dewata nawa Sanga dan dasa aksara yang menjadi kembangan nya,
Sang atma beliau tidak perlu di hidupkan, karena beliau memang hidup, dan juga sebagai pemberi hidup,
Beliau sang atma, hanya terselubung oleh kekuatan sakti Maya ketika ada di dalam tubuh manusia,
Ketika tirai selubung maya ini hilang, maka kekuatan sang atma akan menunjukkan jati dirinya, dalam wujud:
- manifestasi pengetahuan,
- kesadaran diri dan kesadaran universal ,
- kesemestaan,
- kebahagiaan,
- kekekalan,
- sang waktu ,
- sang gaib,
- cadu sakti,
Perbedaan nya:
-Sang jiwa bisa musnah oleh waktu,
-Sedangkan sang Atma beliau tak termusnahkan,
- sang jiwa
megalami evolusi di pura dalem dan di sorga- neraka, ini tergantung karma-phala,
- sedangkan sang Atma, dia tidak tersentuh oleh kekuatan apapun termasuk kekuatan sorga-neraka,
Karena sang Atma beliau ini Neti- Neti,
Tak terbakar oleh api,tak terbasahi oleh air,tak terkeringkan oleh udara,
Sedangkan apa itu apa itu atma tatwe?
Atma sudah di jelaskan di atas
Tatwa atau tatwe, ini artinya filsafat,
Tatwa ini dalam bahasa Kawi, sedangkan
Filsafat= arti dalam bahasa Indonesia,
Yang artinya filsafat (akekat) tentang atma/tuhan,
Pahami ini:
- atma,
- jiwa/ Sukma,
- sarira,
Ini yang melengkapi tubuh manusia supaya bisa menjadi hidup,
Disertai oleh roh/sukma kasar( kanda Pat sarire),
Semoga bermanfaat,
Om namo guru Siwa ya.
Roh/ jiwa, Atma, adalah sama,
Roh dari bahasa Arab
Makanya ada roh kudus,
Jawaban:
Permisi perlu Saya luruskan,
Roh itu berbeda jauh dengan atma Saudara ku,
Roh itu adalah lapisan tubuh untuk melengkapi tubuh supaya bisa hidup menjadi manusia,
Di Kristen ,
Ada roh Kudus,
Ada roh bapa Allah,
pengertian ini tidak bisa di samakan dengan kitab hindu,
Itulah sebabnya, beda agama akan berbeda ajaran,
Berbeda agama akan berbeda isi kitab nya,
Di hindu:
-Ada roh halus,
-ada roh kasar,
1,Roh halus adalah jiwa itu,
Ini juga disebut jiwa halus,
Bahasa umum di sastra, di sebut Sukma sarira,
Sukma= roh ( jiwa)
Sarira = badan,
Apa itu jiwa?
Yaitu:
Penyatuan sabda- bayu- hidep,
Yang ke 2,Ada roh kasar, yaitu:
Sesuatu yang hidup, yang mengiringi manusia ketika ia terlahir, diantaranya: yeh yom, ari-ari,darah, dan ketubah,
Ini juga menyatu di dalam tubuh manusia yang telah terlahir, melengkapi tubuh supaya bisa menjadi hidup, tapi tidak disadari oleh nya ,
Ini disebut sang Catur sanak, yang umum disebut kanda Pat sarira,
Sedangkan Atma, ini adalah sumber kehidupan Sang maurip,
Perbedaanya:
-Jiwa/roh adalah ia yang hidup,
-Sedangkan atma dia adalah Sumber kehidupan,
Roh/ jiwa ada di pikiran- diperkataan-dibayu prana( sabda-bayu-, hidep)
rumahnya di jantung- hati- empedu,
Sedangkan Atma adalah ada di seluruh kehidupan, dan ada di seluruh alam semesta,
Rumahnya di sang individu ada di padma hrdaya,
Padma=istana/lotus,
Hrdaya=hati, artianya di istana hati,
Pagi pak Wayan,
Apa artinya hrdaya?
Hrdaya itu artinya hati,
Umumnya di sastra2 Bali disebut tumpuking hati
-Secara kasar, hati adalah pisik, organ yang ada di tengah dada,
-Secara halus, itu adalah bunga Lotus yang menjadi istananya sang Atma,
Percikan Sang Atma Terkurung oleh lapisan Maya di tubuh manusia,
lalu jiwa mengambil alih memegang setir kendali Pikiran,
Itulah sebabnya yang menikmati Sorga- neraka itu adalah jiwa, bukan Atma,
Dan sang Atma,dia tidak merasakan panasnya api neraka di rumah nya, karena dia yang menciptakan,
Atma adalah saksi dan sumber kehidupan yang tidak terpengaruh oleh hukum sebab-akibat, dan tanpa atribut apapun,
Semua alam semesta dan plenet2 diciptakan oleh parama atma , termasuk alam Sorga-neraka,
Ketika Paramaatma menciptakan alam semesta ini, beliau bermanifestasi sebagai brahma prajapatih,
bagaimana sang atma menikmati sesuatu yang Ia Ciptakan ,
Alam surga neraka dan alam yang lainnya adalah rumah nya sang atma,
Ini sama seperti :
-Tuhan menciptakan buah-buahan, bagaimana ia menikmati buah persembahan manusia,
- sama seperti, Tuhan menciptakan alam sebagai rumah ini , apa artinya mesjid dan pura,
Jadi yang menikmati itu adalah sang jiwa universal(agung) dan sang jiwa individu,
Sang jiwa agung menikmati persembahan buah dari manusia,
Tapi Bukan buah itu yang sang jiwa agung bisa nikmati, tapi bakthi Manusia itu yang menjadi persembahan utama,
Ada 2 jiwa yaitu:
- jiwa individu dan jiwa agung( universal) ,
Jiwa individu ini, ada di seluruh mahluk hidup termasuk manusia,
Jiwa agung ( universal) adalah :
Ada yang menyebut Siwa, Buddha, Krisna, Yesus, Wisnu, Indra, Laksmi, adisakti, Saraswati,dll
JIWA agung ini menguasai alam mikro dan alam makro sesuai tugas fungsi/ guna, yang umum disebut Manifestasi Tuhan,

Semoga bermanfaat,

- Service Laptop / Smartphone Panggilan Denpasar

ULASAN TENTANG GALUNGAN.

 


Umat sedharma sane kusumayang Mpu Agra Dwijananda , dibawah ini perkanankan Mpu menyampaikan article singkat ulasan tentang galungan singkat namun demikian harapan Mpu dapat kiranya menjadi lentera kecil memberikan secercah cahaya kesucian kepada umat se-dharma. yang dengan tulus hati telah mau mengabdikan dirinya bagi kebenaran.
Semoga melalui karya dan baktinya umat se-dharma, mau mempelajari, menghayati dan mampu mengamalkan ajaran suci Veda semakin mendalam.
Teruntuk sang sane WIKANA kami ucapkan banyak terimakasih yaning wenten sane berkenan untuk menyempurnakan and menambahkan articel puniki.
1. What Galungan ( kosa kata galungan )
Secara umum semarak sekali kata galungan itu memasyarakat pada umat hindu, namun jangan salah dari sekian kata galungan terucap, mungkin masih banyak yang belum mengerti apa Galungan itu.
Galung=Menang, Galungan identik dengan kemenangan yang. Galungan ini identik dengan Hari raya SRADHA WIJAYA DASMI, untuk di India malahan di India sendiri masih banyak yang identik dengan Galungan misalnya DIPAVALI India Utara dan DURGA PUJA India timur dll.
2. WHEN ( syklus galunan) : Galungan dirayakan oleh umat hindu di Indonesia dg periodik Nityakalanya Jatuh pada pawukon Bude Kliwon, Dungulan.(210 Hari/1kali) kapan pastinya Galungan itu adalah sangat tidak menentu karena sepanjang kehidupan kita, kawan dan lawan tidak pernah berakhir namun ada fakta yang ditemukan bahwa perayaan galungan dilaksanakan persis pada bulan Purnama sasih kapat pada jaman pemrintahan Raja Wijaya Kusumu (1246-1250)
3. WHO ,( siapa saja yg merayakan Galungan) Galungan ini dirayakan oleh umat Hindu Nusantara khusunya yang berada di Bali namun demikian galungan juga dirayakan di luar bali yang di sesuaikan dengan culture setempat. Dari arti kata merayakan kemenangan, kalau kita berbicara merayakan berarti ada event yang puncaknya terjadi sehingga dirayakan.
4. MUSUH ENEMY,
Ketika kita berbicara kemenangn sudah tentu ada musuh yang dikalahkan, siapa sesungguhnya musuh itu....Dalam konsept Hindu ada yang namanya Rwa Bineda, pemiliknya tunggal namun metu yg keluar Suba dan Asuba Karma sebagai output product nya, yang sangat erat kaitannya denga Hukum Karma Phala dalam konsept Panca sradha dlm ajaran tatwa yang kita yakini. Agar membuahkan Suba karma tentunya kita harus bisa memenangkan dharma dalam diri kita. YATO DHARMA STATO JAYAH. Dimana dharma ditegakkan disanlah akan ada kejayaan demikian pula DHARMA EVA HATO HANTI, DHARMA RAKSATI RAKSITAH, dimana dharma dikebiri disitulah akan terjadi kehancuran. Kesimpulan musuh itu adalah Adharma, yang sesungguhnya ada dalam diri kita.
RAGA DIMUSUH MEPAROH, RING HATI TUNGGUANIA TAN MADOH RING DEWEK. Dalam kekawin ini dibahas sesungguhnya musuh kita yang paling berat ada dalam diri kita, ketika kita tidak bisa menguasai diri kita dalam konotasi positip disitulah diri kita akan hancur, kekuatan yang paling dahsyat ketika kita bisa mengendalikan diri, nah ketika hal ini belum bisa kita kuasai jangan harap bisa ,menang dalam meminpin oran lain.
5. WHERE, Semuanya itu bersemayam dalam diri kita, pertempuran setiap saat berkecamuk ada dalam diri kita seshingga diperlukan suatu persiapan yang matang untuk bisa mengendalikan diri, kalau kita ingin berhasil sukses agar bisa merayakan galungan lakukanlah dua hal, well preparation siapkanlah diri kita lebih awal dan lebih mateng, sehingga ketika kesempatan itu datang anda tinggal landas, jangan terbalik, kesempatan datang tetatpi kenyataannya kita belum siap alias kurang pembekalan. Karena kesempatan itu akan tidak datang kesekian kali. Artinya jarang sekali.
6. HOW.... Saudaraku yang terkasih, kemenangan dalam arti kata Sukses,.....itu tidak sedemikian jatuh meglebug dari langit, setiap kemenangan itu sudah pasti adanya suatu usaha untuk meraihnya, dalam usaha tersebut, tentunya sudah pasti ada perjuangan, dalam perjuangan sudah pasti diperlukan suatu pengorbanan, apakah itu pengorbanan berupa pemikiran, perasaan, harta brana, waktu dsbnya, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Tapa Brata – yg disymbolkan dengan PENYEKEBAN, anyekung sehananing Indria karena sesungguhnya yang menjadikan orang sengsara adalah Indria, keinginan yang berkelebihan seperti halnya deret Ukur, sedangkan pemenuhan keinginan seperti deret hitung, ya tulalit alias tinggal tulang sama kulit, Nah kalau kita berhasil melakukan Tapabrata maka kita akan mendapatkan kesucian ( DIKSITA ) spiritual lah yang diharapkan berhasil untuk mengontrol hal ini.
b. DIKSA/suci diksita, yang artinya menyucikan diri yang terdiri dari Badan kasar dan badan halus, disimbulkan dalam Galungan adalah SUGIHAN bali ( penyucian badan kasar) dan sugihan Jawa penyucian badan halus rochaniah. Nah inilah yang disebutkan dengan Sudha/bersih, Sidhi/bisa lan Sidha/mampu, jadi Sudha, Sidhi lan Sidha inilah yang bisa mendatangkan DAKSINA.
c. DAKSINA / Ucapan terimakasih dlm bentuk serana rumahtangga. Ketika hal ini sudah berada dalam diri kita maka munculah suatu keyakinan/kepercayaan yang disebut dengan SRADAH
d. SRADAH / yakin dari keyakinan inilah yang membawa kita ajeg memargi maring dharma sehingga kita tetap langgeng berada dalam Koridor Dhara SATYA, sebenarnya tatkala kita kecil sering diberikan tembang tembang rare oleh para leluhur kita barang kali masih ingat.....?
CAKUP CAKUP BALANG / satukanlah sukma sarira kelawan stula sarira sehingga Bayu sabda lan idep kita menunggal, antara Panca Budi indria tangan kira dan panca karma Indria tangan kanan akal manah dan budi sebagai pengendalinya.
LUWUNG TITI LUWUNG PENGANCAN, Titi adalah pijakan untuk menyebrangkan kita ketempat tujuan carilah pijakan yang baik sesuai dengan dharma yang kita yakini, PENGANCAN pegangan the way of life Panca Sradha pinake pikukuh dasar agama.
KETIPAT KAYU BUNUT dstnya tolong diteruskan.
SELAMAT HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN SEMOGA DHARMA ABADI BERSEMAYAM DALAM DIRI SEJATI

HAKEKAT SUGI (SUGIHAN)

 


Dalam pelaksanaan yadnya sehubungan dengan hari raya Galungan, masih ada umat kita yang kurang paham tentang pelaksanaannya yaitu mengenai pelaksanaan Sugihan, sementara ada yang beranggapan bahwa yang menganggap dirinya keturunan Jawa melaksanakan sugi pada sugi manik Jawa sedangkan yang merasa dirinya Bali asli melaksanakan sugi pada sugi manik Bali, sebenarnya hal itu kurang memahami sesuai dengan petunjuk Sastra
Didalam sastra Hindu ada tersurat sebagai berikut :
WRHASPATI WAGE SUNGSANG NGARAN SUGIHAN JAWA, PESUCIAN BHUANA KABEH MANGKANA PAJARA RI LOKA PANGGREREBON NGARAN
TEMEDUN IKANG BHATARA KABEH
SUKRA KLIWON SUNGSANG NGARAN SUGI MANIK BALI MRASTITA RAGA TAWULAN MATIRTA GO CARA
(L.SUNDARIGAMA)
Artinya :
WRHASPATI WAGE SUNGSANG DISEBUT SUGIHAN JAWA, PEMBERSIHAN BHUANA AGUNG DENGAN ANGGREREBU
PADA HARI INILAH TURUNNYA DEWA DAN LELUHUR UNTUK BERSTHANA DI PRAHYANGAN (MERAJAN)
-adapun visualisasi kegiatan yang patut dilakukan oleh semua umat Hindu adalah mengadakan pembersihan sekala, seperti melaksanakan bersih-bersih di prhayangan dan segala perabot beserta alat-alat upakara bebantenan, lalu disucikan dengan pangrerebuan seperti bayuhan, toya bungkak, tirta sulinggih, tirta segara, mulai dari prahyangan dan seluruh pekarangan rumah. KENAPA DEMIKIAN ? Karena Dewa dan leluhur sudah mulai bersthana di merajan/pura, hendaknya pada saat inilah mulai wastra dan alat-alat upakara sudah dipasang dimasing-masing pelinggih.
SUKRA KLIWON SUNGSANG DISEBUT SUGIHAN BALI, ADALAH PEMBERSIHAN BHUANA ALIT (MANUSIA)
-adapun pelaksanaaannya yakni dengan melakukan pesucian jasmani dan rohani, sudah tentunya dengan cara mandi, keramas, mohon tirta penglukatan untuk tangkil ke prhyangan (sembahyang) memohon kepada ida bhatara di merajan hendaknya diberikan kekuatan untuk mengendalikan diri, dalam rangka menyambut hari Galungan.
Kita sama-sama berusaha agar pikiran tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif sehingga bicara dan tindakan selalu positif
"YAN HANA WWANG ATUKAR MUR KANG SARWA DEWATA" (L.PURWAKABHUMI)
artinya kalau pada saat ini kita berkelahi Ida Bhatara tidak akan jenek melinggih di merajan lantas kapan beliau akan bisa memberikan anugrah kepada umatnya.
Itulah merupakan makna Sugihan, mari kita bersama-sama berusaha mengendalikan diri dengan berpikir yang jernih, berkata-kata yang menyejukkan dan berbuat selalu positif, utamanya sejak mulai hari sugihan Jawa ini supaya agar Dharma tetap Jaya.
Demikian mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan dan semoga ada manfaatnya.

Apa Itu "Manuk Dewata" dan Apa Fungsinya..???

 


Manuk Dewata merupakan sekumpulan spesies burung yang dikelompokkan dalam "famili Paradisaeidae". Burung yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur, Papua Nugini dan Australia timur ini terdiri atas 14 genus dan sekitar 43 spesies. 30-an spesies di antaranya ditemukan di Indonesia.
Menurut Ide Pandita MPU Nabe, penggunaan Manuk Dewata ketika upacara Ngaben sangat diwajibkan. Sebab, secara filosofis, Manuk Dewata adalah wahana sang Atman menuju alam "Swah Loka" agar perjalanannya dilancarkan tanpa ada hambatan.
Burung Cendrawasih sendiri dalam mitologi Hindu Bali dianggap sebagai burungnya para dewa atau disebut "Manuk Dewata".
“Manuk Dewata itu wajib ada saat upacara pangabenan. Manuk Dewata itu sebagai burung kadewatan yang menjadi wahana untuk mengantarkan Sang Atman dari berbagai rintangan untuk menuju Swah Loka. Ini hanya khusus ngaben saja penggunaan Manuk Dewata, ”
Dikatakannya, hakikat digelarnya upacara Ngaben adalah untuk melepaskan unsur-unsur Panca Mahabhuta dan Panca Tan Matra dari badan kasar manusia yang meninggal. Sehingga nantinya setelah diaben, Atma tersebut benar-benar terlepas dari unsur Panca Mahabhuta dan Panca Tan Matra sebagai sumber kehidupan.
Lalu, mengapa mesti Burung Cendrawasih yang dipergunakan? Ide pandita MPU ingin menambahkan jika Burung Cendrawasih merupakan burung Surga. Sebab keindahan yang dimiliki burung tersebut tiada duanya. Terutama yang jantan, memiliki bulu-bulu yang indah, layaknya bidadari yang turun dari Surga (kayangan).
“Karena keindahan yang tiada tandingannya ini membuat Burung Cendrawasih dinobatkan sebagai burung Surga,” terangnya. Ditekankannya, dalam filosofi Hindu banyak menggunakan simbol yang dijadikan sarana upakara sebuah yadnya. Salah satunya adalah "Burung Cendrawasih" yang merupakan simbol dari penunjuk jalan Atma untuk melanjutkan perjalanan menuju Surga.
Penggunaan sarana Burung Cendrawasih sebagai sarana upakara sebenarnya sudah tersurat dalam kitab Manawadharmasastra V.42.
“Tuhan itu menciptakan binatang dan tumbuhan untuk tujuan upacara-upacara kurban, dengan maksud untuk kebaikan bumi. Jadi, penggunaan Manuk Dewata atau Burung Cendrawasih untuk sarana upakara memang dibenarkan dalam ajaran Hindu".

penekun LIAK, penjahat?

 


Main banyaknya Oknum #Balian abal-abal yang pamer permainan sugesti, menebar fitnah, membangun opini, bahwa yang suka menyakiti itu para praktisi spiritual jalan Berawa Tantra alias orang yang bisa ngLEAK.. Mereka dengan jumawa, merasa diri hebat, mampu dengan mudah menaklukan para yogi Pengleakan... Bahkan ada juga yang sok keren pakai ngundang LEAK saat pargelaran seni.. banyak hal yang mereka sampaikan..
Setelah dibully, difitnah, direndahkan seperti itu, apakah ada praktisi leak yang marah dan mulai menyerang mereka...?
Tentu tidak
Orang yang menapaki jalan Berawa Tantra ini tidak semudah itu dipancing. Mereka (praktisi leak) bukanlah preman gang, yang disulut dikit langsung pamer kemampuan, bak anak ABG yang mabuk dengan kemampuannya..
Masuk, menjadi sisia dalam aguron-guron ada hal yang rahasia, etikanya ketat, tentu kempuan Tapa-yoga-brata-samadinya diatas rata-rata. Larangan pamer, ngeret indria adalah hal yang wajib. Baru mau belajar aja sudah disodori hal yang sulit.. Silahkan simak petikan berikut ini:
Aji Pangleakan utawi pangiwa, ong awigenam astu. Iki pinaka dasaring pangiwa, yan sira mahyun manggelaraken pangiwa, iki maka pangawit gelaraken ring sarira, iki pasiwyan pangiwa, nga., salwiring pangiwa, wenang iki regepakena rumuhun, iki maka pasiwanya, phalanya sidha kahidep denta, wetu ikang sariranta, kadi iki regepang: Bhutane di sarira mwah dewane di sarira, ne rumaksa ring sariranta, dewa ring jero, bhuta ring jaba..
Terjemahannya:
Aji Pangleakan atau pangiwa, Ong Awigenam astu, ini adalah dasar dari pangiwa, apabila seseorang berkeinginan mempelajari pangiwa, ini semua diawali dari dalam diri. Ini adalah Pasiwyan Pangiwa namanya, semua pangiwa perlu dipikirkan terlebih dahulu, setelah dipersiapkan dalam diri maka yang akan dipejari nantinya adalah tentang bhuta dan Dewa yang terdapat dalam diri manusia, dimana Dewa di dalam dan butha di luar. (lontar tutur pengiwa 1b.)
Silahkan perhatikan, baru AKAN belajar saja sudah berat tantangannya. Setelah memahami tattwa yang terkandung dalam pemabah pengiwa tersebut, tentu praktisi harus mampu menggunakan sarining penugran sanghyang aji saraswati, yang artinya dasa aksara dan kanda pat susah fasih dilaksanakan.
Trus..
Apakah menurut para semeton pembaca, praktisi setara kemampuannya dengan para balian LIVE-er itu..?
Bermain tunggul #PancaGni tidak semudah menghafal anak sekolahan, yang terus dihayalkan... atau dengan permainan hypnotis, sugesti diri saja..
karena, ini tidak sekedar main bawah sadar atau niskala saja, LEAK itu butuh pembuktian NYATA, dengan hal nyata itulah mereka menunjukan dirinya.
Gambaran sedikit berkenaan "sorganya" para praktisi leak.. praktisi memiliki target capaian semasa hidupnya, bila tidak tercapai semasa hidup, maka nerakalah yang diperoleh.. Dalam menggapai puncak capaiannya itu, praktisi dituntut mampu memurnikan 18 roh anggota keluarganya, serta 118 roh orang lain..
Bayangkan...
bagaimana cara memurnikan roh orang lain? sedangkan ngurip aksara saja belum mampu.. Rangkaian latihan yang harus dijalani mulai dari kemampuan mentranafer energi aktif, kemudian ngurip aksara, pemurtian gni sakti dengan ciri rambut mengeluarkan cahaya, uap nafas menyemburkan kedip2 dengan bara api dll.. Setelah itu baru bisa homadyatmika, membersihkan diri, dan tahap berikutnya memurnikan roh orang lain..
Sangat jauh dan berat...
Dengan gambaran tersebut, tentu para oknum BALIAN LIVE bukan levelnya..
Adapun cara pemurnian aksara tersebut dengan "pangerehan di pamuhunan".
Pertanyaan orang awam, apakah pratisi dalam berritual membawa banten, sanggah cucuk, titimamah kepala manusia..?
Tentu tidak..
seperti dalam lontar peyadnya disebutkan, semua banten itu simbol diri, jadi praktisi menciptakan banten dengan "ngredana", bukan dengan membeli banten seperti kita umumnya. Mereka cukup ngregepan, maka semua piranti ritual yang diperlukan akan muncul..
Adapun yang akan dimurnikan rohnya tidak sembarangan, praktisi harus mampu melihat aksara mana yang bermasalah dan akan dimurnikan.. tidak sekedar ritual saja. Saat puncak kultusnya, praktisi akan melihat penyatuan ongkara ngadeg, ongkara sungsang dan menemukan ongkara mingmang. Saat terbentuk itulah barulah praktisi kultus disebut menjalankan ajaran pangliakan, kasarnya diterima kredit pemurnian aksaranya.
Jadi..
jangan menganggap remeh para penekun itu.
Seperti bahasan sebelumnya, ada kalanya batas kesabaran habis.. saat itulah yang wajib diwaapadai.. karena praktisi memiliki akses langsung, maka dengan mudah mereka (praktisi leak) memohon langsung kepada betari, atas dasar kesalahan yang diperbuat..
Mari kita waspada.. bermain sandiwara itu baik, apalagi untuk menghibur orang banyak.. cuma jangan kelewatan..

Apa Itu "SANGGAH CUCUK" dan Apa FUNGSINYA..???

 


Dalam pelaksanaan upacara manapun di Bali, baik hari raya besar maupun dalam aktifitas yang lain dalam masyarakat menggunakan sanggah cucuk. Masyarakat pada umumnya banyak yang sudah mampu membuat sanggah cucuk, namun tidak demikian dengan pemahaman maknanya.
Pada kenyataanya, sanggah cucuk selalu digunakan untuk setiap upacara di Bali, khususnya di dalam bidang upakara di Bali. Kalaupun mengkhusus biasanya yang sering memakai sanggah cucuk adalah Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa Yadnya, Pitra Yadnya hingga ke dalam Bhuta Yadnya. khususnya lagi pada upacara mecaru.
Jika dilihat dari pengertiannya bahwa kata 'sanggah' yang dianalogikan dengan kata penyangga atau penopang yang ditancapkan di dalam tanah adalah simbol kekuatan Sang Hyang Ibu Pertiwi(bumi).
Sedangkan kata 'cucuk' dianalogkan dengan kata pamucuk yang arahnya menghadap ke atas sebagai simbol cakrawala (akasa) atau angkasa.
"Kedua hal ini berfilsafatkan 'rwa bhineda' dua yang berbeda yaitu ada atas dan bawah, ada baik dan jahat, kuat dan lemah, bapak dan ibu dan seterusnya.
Dalam hal ini, kata dia, Ibu Pertiwi atau bumi adalah lambang ibu dan akasa adalah lambang bapak.
Sanggah cucuk terdiri dari dua bagian yaitu bagian bawah sebagai penopang, yang terbuat dari satu bambu lurus sebagai simbol juga "Sang Hyang Tunggal" yaitu I"da Sang Hyang Widhi Wasa".
Dalam sumber yang lain mengatakan, yaitu "Lontar Bame Kertih" dan "Lontar Aji Gurnita", dikatakan bahwa sanggah cucuk sebagai simbol keseimbangan kekuatan alam dari kekuatan bhuta,kala dan dhurga.
Tangkai sanggah cucuk masuku tunggal sebagai pemurtian kekuatan "Tuhan Yang Maha Kuasa", sehingga dapat menyatukan kekuatan dari Kala Bhucari, Bhuta Bhucari, dan Dhurga Bhucari, sebagai swabhawanya "Sang Hyang Sri Bhasundari" untuk menetralisir alam semesta dan alam diri manusia.