Ada empat ucapan agung (mahavakya) dari Veda melalui kontemplasi atasnya pikiran dituntun dari dunia nama dan bentuk menuju Brahman. Mahavakya tersebut sebagai berikut:
1. Tat tvam asi, (itu adalah kamu)
2. Aham Brahmasmi, (Aku adalah Brahman)
3. Ayamatman Brahman, (Diri ini adalah Brahma)
4. Prajnanam Brahman, (Brahman adalah Kesadaran)
Semua mahavakya tersebut merujuk pada kesamaan fakta, bahwa, kesatuan dan esensi paling akhir dari manusia, atau jiwa individu, dan Tuhan, atau Jiwa Universal, Realitas dibalik itu semua adalah Brahman, atau Kesadaran Murni.
Sekarang kita akan mencoba untuk memahami pengertian dari "Itu adalah Kamu"
Kata Tat dalam Mahavakya Tat Tvam Asi memiliki dua makna: tersirat dan tersurat.
Secara tersurat adalah Isvara (Saguna Brahman, Tuhan ber pribadi), secara tersirat itu adalah Nirguna Brahman (Tuhan tanpa Pribadi)
Demikian pula, kata kamu(tvam) memiliki dua makna: yang langsung dan tersirat.
Artinya, kata kamu menandakan jiwa yang hidup, ditandai dengan keterbatasan seperti kelahiran dan kematian, lapar dan haus, rasa sakit dan kesenangan. Tetapi Atman, yang dihubungkan dengan maya, yang merupakan kebahagiaan terdalam, dan yang juga merupakan landasan dari jiwa, adalah makna yang tersirat dari kata kamu.
.
Makna yang disampaikan oleh kata "asi" (adalah) dalam mahavakya ini berarti kesamaan(identitas) dari itu dan kamu.
.
Ketika arti langsung dari sebuah kata dalam sebuah pernyataan bertentangan dengan pengalaman nyata, kita menafsirkan itu dengan menggunakan makna tersirat nya. Jelas bahwa 'itu dan kamu', memiliki sifat sifat yang bertentangan, tidak dapat identik dari sudut pandang arti langsung dari kata kata itu, dalam arti harfiahnya. Yang satu, Isvara, berbeda dari Jiwa individual, seperti matahari berbeda dari cacing yang bersinar, laut dari sumur, atau Gunung Himalaya dari biji sawi.
.
Namun kesamaan mereka adalah fakta, diwujudkan melalui pengalaman dekat dan langsung dari para Rsi Vedanta. Oleh karena itu, kesamaan ini dijelaskan dari sudut pandang makna tersirat.
Para filosof Vedanta beralasan, seperti disebut kan diatas, bahwa ciri yang bertentangan, yang membedakan Isvara dan Jiwa pada intinya tidak nyata, tapi disebabkan oleh superimposisi. Melalui maya inilah Brahman, tampaknya telah menjadi alam semesta dan Sang Pencipta, Pemelihara dan Pamralina yang maha kuasa.
.
Melalui maya, selanjutnya Brahman yang sama nampaknya telah menjadi jiwa yang terbatas, atau jiwa individual, memiliki badan fisik. Semua hal yang bertolak belakang tersebut adalah ilusi, lapisan diri mereka sendiri adalah nyata. Ini adalah Brahman yang merupakan dasar dari Isvara dan Jiwa.
Ketika melalui disiplin penyangkalan Vedanta, kita menghilangkan segala sesuatu yang bersifat palsu, kita menyadari melalui pengalaman langsung bahwa Realitas tertinggi adalah Brahman, dan bukanlah Isvara atau jiwa.
.
Sumber: Atmabodha oleh Sankaracharya