Ketika kita meninggal roh kita berada di luar badan kasat/badan fisik dan sudah tidak dapat masuk kembali. Mereka yang meninggal dengan penuh kesadaran/kebijaksanaan dapat menikmati proses kematian, hal itu disebabkan karena sebenarnya mereka sudah pernah mengalami perpisahan roh dengan badan fidik beberapa kali saat meditasi.
Ketika kita meninggal terasa seolah-olah kita memasuki terowongan panjang yang bercahaya. Bila kita meninggal dengan penuh kesadaran begitu keluar dari terowongan itu roh kita akan langsung memutuskan hubungan dengan badan fisik. Hanya diniatkan saja (karena kita masih memiliki pikiran dan dapat memikirkan apapun) maka hubungan kita dengan badan fisik akan benar-benar putus . Setelah itu kita akan melihat cahaya yang mengantar kita untuk memasuki alam lain yang lebih indah.
Apabila masih ada kemelekatan dengan keluarga atau apa pun yang kita tinggalkan, cahaya tidak akan terlihat atau bila ia terlihat akan segera lenyap.
Ketika terlihat cahaya lupakan segalanya dan ikuti cahaya itu. Kita akan merasa seolah-olah sedang melayang. Keadaan seperti demikian, perasaan demikian tidak asing bagi para meditator sejati (termasuk para pertapa, yogi, maharsi, nabi, biksu dll) karena mereka sudah merasakannya dalam alam meditasi. Jadi tidak ada rasa takut.
Dalam alam halus yang sedang kita jelajahi niat kita menjadi sangat penting. Apa pun yang kita niatkan itulah yang terjadi.
Ketika melihat cahaya, jika tidak ada niat untuk mengikutinya akan terjadi blackout, gelap gulita tanpa setitik pun cahaya. Itulah yang biasa terjadi dengan mereka yang tidak pernah menyelami alam meditasi/yang hidup tanpa kesadaran.
Setelah gelap gulita yang terasa sangat menyeramkan itu (yang disebut “rasa sakit” dalam alam maut) kita yang masih terikat dengan dunia benda tetap berada di alam dunia benda atau di dunia ini tetapi tanpa badan fisik (Kita akan wara-wiri di dunia ini, mengunjungi tempat-tempat di mana kita biasanya bersenang-senang semasa kita hidup atau mengikuti orang-orang yang kita cintai).
Ketika akhirnya kita lelah, yang terjadi setelah beberapa waktu itu atau waktu yang lama sekali, maka mekanisme alam mulai bekerja secara otomatis. Kita lahir kembali mengikuti proses daur ulang alami. Kita akan lahir dalam keluarga tempat kita dapat menyelesaikan pelajaran-pelajaran berikutnya. Dalam keluarga tersebut kita dapat menyelesaikan hutang piutang karma kita. Semua itu terjadi tanpa kita ketahui saat kelahiran kita kembali (Karena kemelekatan kita dengan keluarga kita, biasanya kita lahir kembali di keluarga yang itu-itu saja).
Apabila ketika melihat cahaya, kita mengikutinya dengan tetap sadar maka kita akan merasakan kenikmatan yang tak terhingga. Cahaya itu membakar badan halus kita atau apa yang disebut etherik body dan kita mendapatkan badan yang lebih halus lagi yang biasanya disebut badan astral/astral body/badan cahaya. Badan cahaya ini akan mengantar kita ke alam yang indah sekali/alam cahaya. Barangkali kita tidak akan menemukan sorga dan neraka seperti sorga dan neraka yang diceritakan dalam kitab-kitab agama.
Dalam alam cahaya ini kita akan melakukan introspeksi diri, apakah masih ada pelajaran-pelajaran yang harus diperoleh dari kehidupan di bumi, apakah masih ada orang-orang yang perlu kita temui. Berdasarkan introspeksi demikian kita akan menentukan kelahiran kita berikutnya, lahir di mana, di keluarga siapa dsb. Biasanya mereka yang sudah mencapai kesadaran semacam itu setelah kelahirannya akan segera menyadari tujuan hidupnya dan melanjutkan pelajarannya.
Mereka yang sudah mencapai kesadaran yang lebih tinggi lagi (bagi jiwa-jiwa yang sudah matang) dapat berada di alam cahaya/alam para dewa-dewi atau malaikat dalam waktu yang lama. Alam ini memang sangat menyenangkan. Mereka dapat bertemu dengan orang-orang yang mendahului mereka, apabila orang-orang yang mendahului itu meninggal dengan penuh kesadaran juga. Di alam cahaya ini pula kita dapat menemui begitu banyak guru rohani, para master dsb.
Mereka yang sadar bahwa alam ini pun tidak perlu dilekati akan melampaui alam cahaya/alam para dewa-dewi atau malaikat ini dan memasuki “kehampaan, kesunyataan, kekosongan abadi” yang tak terjelaskan dengan kata-kata. Mereka mengalami kebahagiaan sejati yang tak terungkapkan.
Setelah ini mereka akan mengalami kelahiran kembali satu kali saja, untuk menyelesaikan mata pelajaran yang terakhir, untuk menyelesaikan hutang piutang dan hubungan-hubungan karma yang tersisa. Selanjutnya ketika mereka meninggal mereka kembali ke alam cahaya itu dan melampauinya dan menyatu dengan Semesta, Hyang Maha Tunggal, Hyang Maha Ada untuk selama-lamanya.
...........
Disadur dari buku Soul Awareness, Menyingkap Rahasia Roh dan Reinkarnasi karya Guruji Anand Krisna, diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama.