Bukan hanya mitos, diBali jika rumah tidak ditinggali lebih dari "ataun" satu tahun maka rumah itu akan angker. Rumah kosong "karang suwung" bisa disebabkan banyak hal, misalnya akibat pemiliknya "anilar kedatuan" pindah rumah tetapi rumahnya dibiarkan sepi tanpa penghuni, sehingga palinggih bangunan suci "tanpa aci" tidak ada upacara yang dilakukan.
Ada 7 alasan kenapa rumah kosong itu angker menurut teks lontar "Sahananing caru karang angker"
1. TANPA ACI (Tanpa upacara)
Rumah yang dibiarkan kosong lalu tidak pernah melakukan upacara "mebanten" dipalinggih yang ada dirumah, adalah penyebab rumah angker. Sebaiknya jika rumah pekarangan akan ditinggalkan secara permanen maka Sebaiknya palinggih ataupun rumah Sebaiknya di-pralina di-tuntun ( dilebur dipindahkan)
Agar rerancang (bawahan) Bhatara terutama di "tugu karang" tidak "ngurebeda" mengganggu. Ini sangat bisa menyebabkan karang menjadi angker karena sosok penunggu dipalinggih itu yang berwujud "Hyang durga manik" mampu MASILUMAN, berubah wujud.
Sosok tinggi hitam, berwujud "anak istri" wanita, binatang aneh adalah akibat pasiluman tugu karang.
2. Dirasuki I BUTA DADIH DARAH
I buta dadih darah adalah sosok halus "rerencang uluning desa" (mahluk bawahan pura sebagai pusat desa setempat), dirupakan sebagai sosok berambut panjang nyapuh jagat, kedua tangan berjari panjang tajam. Dua wajah bertaring menyeramkan, tanpa kaki. Mata melotot tajam, lidah menjulur. Sosok gaib ini bertugas merasuki rumah yang ditinggal kosong begitu saja.
Pasilumannya adalah pada "longan bale" bawah ranjang, semer (sumur), pamesu (pintu masuk). Wujud ini penyebab karang suwung menjadi angker. Bau amis, busuk, penampakan putih melayang adalah jejadian mahluk ini. Sepintas mirip dengan perwujudan kuntilanak, bisa jadi sosok i buta dadih darah ini mahluk sejenis.