Sabtu, 07 Juli 2018

Tantrayana











Andira Puspita SharmaIkuti

WEDA DAN TANTRAYANA
Kebenaran Weda berdasarkan wahyu; sementara Tantra berdasarkan pengalaman. Kebenaran diverifikasi atau dibuktikan benar dan valid di dalam pengalaman. Antara wahyu dan pengalaman saling melengkapi - apa yang diwahyukan dibuktikan di dalam pengalaman. Konfirmasi pengalaman ini adalah fungsi Tantra. Dalam pengertian ini, Tantra (agama) bersifat melengkapi Weda (nigama). Namun, status ini bersifat insidental. Sesungguhnya Tantra mempunyai status atonom dan independen. Dalam beberapa hal Tantra bahkan lebih penuh dan lebih penting dari pada Weda. Alasannya sederhana. Tantra adalah Weda plus Tantra; sementara Weda adalah Weda plus implisit Tantra. Bahwa Tantra disamping kebijaksanaannya sendiri, secara penuh menggabungkan kebijaksanaan Weda, tetapi Weda mengandung kebijaksanaan Tantra hanya secara implisit dan membutuhkan Tantra membuatnya explisit. Dengan demikian unsur kriya atau spanda atau wimarsa menjadi sangat dominan di dalam praktek sadhana Tantrayana.




REG WEDA MENGINGATKAN KITA :
"Jangan balas pukulan dengan pukulan, juga jangan balas cacian dengan cacian, pun jangan membalas daya upaya nista dengan nista. Tetapi hujanilah dengan restu sebagai balasan penghinaan dan jauhilah daya upaya yang nista itu".

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Siapa Nabi Agama Hindu?
Hindu tidak punya Nabi, tapi Hindu punya banyak Maharesi. Maharesi, bukan Nabi. Para Rsi itu disebut Wipra, yaitu orang yang arif bijaksana. Orang yang akhli dan pandai.






Reorientasi Tantra-Yoga Dalam Dharma
Tantra-yoga bukan sekedar olah rokhani yang bersifat magis dan menghasilkan bayangan wah luar biasa bahkan seram.
Tantra-Yoga merupakan kombinasi basis dharma untuk meningkatkan kualitas kehidupan sesuai pelaksanaan dan tujuan dharma.
Ajaran tantra-yoga juga bukan ajaran purba yang ketinggalan jaman. Ajaran ini bahkan sangat penting dalam perkembangan berbagai kemajuan jaman. Untuk itu perlu reorientasi implementasi tantra-yoga yang selama ini selalu dimanfaatkan secara rohani menuju pengimplementasiannya dalam berbagai bidang.
Inti tantra-Yoga adalah Shiva yang bermakna tidak sekedar Tuhan secara rokhani, melainkan Tuhan sebagai Kebahagiaan Mutlak yang menjadi tujuan. Bukankah tujuan hidup dan tujuan semua aktivitas kehidupan adalah kebahagiaan, baik secara jasmani maupun rohani.
.
Tantra menyediakan landasan ekspansi atau pengembangan diri (tanoti) untuk membebaskan diri (trayate) dari ikatan keterbatasan tubuh. Upaya menjadikan diri bebas berkembang untuk meraih dan menikmati kebahagiaan Tuhan dalam bentuk segala anugrah maupun keberadaan-NYA.

Yoga menyediakan landasan cara atau jalan (akar kata sanskrit ga) untuk menghubungkan diri dengan (yuj) atau menghormati secara utama (ya +U) pada Tuhan. Dalam artian Tuhan sebagai kebahagiaan, ini merupakan cara atau jalan mengelola diri untuk mengoptimasi Kebahagiaan atau Tuhan dalam diri sebagai wujud harmonisasi kesatuan buana alit dan buana agung. Dengan kata lain, Yoga menyediakan landasan manajemen diri atau landasan pengelolaan diri dalam melakukan optimasi pengembangan kemampuan diri
.

Tantra-Yoga merupakan kombinasi dari ekspansi-dan optimasi kemampuan diri yang luar biasa tanpa batas dalam Kebahagiaan atau atau dalam Tuhan.

Optimasi ekspansi diri (tantra-yoga) ini memiliki dasar syukur atau berterimakasih mendalam setulus-tulusnya dalam menerima dan menikmati kebahagiaan (sebagai anugrah) Tuhan, karena setiap aktivitas hidup merupakan bakti pada Tuhan.
Secara sederhana: optimalkan pengembangan diri dengan cara tulus bersyukur atau berterimakasih dalam menikmati berbagai anugrah Tuhan sebagai kebahagiaan.
Inilah pengembangan energi positif.
Jangan mengeluh atau selalu mengeluh yang akan menghasilkan energi negatif. Energi yang menjadi dasar munculnya segala kesengsaraan dalam bentuk kesulitan maupun penyakit (hasil penelitian menunjukkan penyakit 80-90 persen muncul dari pikiran)
Tantra-Yoga sebagai optimasi ekspansi diri merupakan landasan peningkatan kualitas hidup dalam berbagai bidang.
Tentu saja kombinasi tantra-yoga menyediakan dasar-dasar optimasi ekspansi diri yang penting untuk meningkatkan kualitas hidup dalam kebahagiaan. Dasar-dasar yang penting itu berhubungan dengan niat sebagai tujuan (iccha), pemahaman tujuan (jnana), modal dasar yang dipunyai (shakti), dan kreativitas produktif (krya).
Nah inilah yang perlu lebih lanjut dijabarkan sesuai dengan bidang aktivitas yang ingin dioptimasi pengembangannya dalam kebahagiaan. Bahasan ini yang mendasari berbagai bahasan tantra dan yoga dari jaman ke jaman dalam berbagai bidang.
Bahasan yang tidak sempurna ini semoga dapat memberi sedikit sumbangan dalam implementasi pelaksanaan dharma.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI


Ada tiga jenis japa-yajña.





Dagang Banten Bali


Yi: vācika-japa, upāṁśu-japa dan mānasa-japa.
Di antara ketiganya, masing-masing lebih unggul dari yang sebelumnya.
1). Vācika-japa adalah nyanyian yang ditandai dengan nada tinggi dan rendah bersama dengan pengucapan yang jelas dan ucapan yang dapat didengar.
2). Upāṁśu-japa adalah di mana bibir bergerak sedikit dan mantra diucapkan dengan lembut sedemikian rupa sehingga hanya dapat didengar oleh diri sendiri.
3). Mānasa-japa /manasika-japa adalah di mana pelafal secara mental menghubungkan suku kata mantra untuk membentuk sebuah kata dan kemudian secara mental menghubungkan kata-kata tersebut untuk membentuk mantra, setelah itu merenungkan arti mantra.
Manasa japa adalah bentuk japa yang tidak dapat didengar bahkan oleh telinganya sendiri
Upamsu didengar oleh diri sendiri tetapi tidak oleh orang lain.
Vachika japa dapat didengar oleh siapa saja di sekitar. ”
Manasika japa adalah bentuk japa terbaik diikuti oleh Upamshu japa lalu Vachika japa
Melafalkan doa dalam pūjā disebut stuti atau stavana.

TUHAN SIFATNYA ACINTYA








CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

TUHAN SIFATNYA ACINTYA (TAK TERPIKIRKAN DAN TAK BERWUJUD)
Mencapai yang tak terpikirkan sangat sulit bagi kita yang terbatas ini. Sedangkan wujud-Nya tak tergambarkan, karena pikiran tak mampu mencapai-Nya dan kata-kata tak dapat menerangkan-Nya. Didefinisikan pun tidak mungkin, sebab kata-kata hanyalah produk pikiran hingga tak dapat digunakan untuk menggambarkan kebenaran-Nya. Sehingga kita membutuhkan simbol dan makna dari fungsi Tuhan itu sendiri.
Tuhan menurut Hindu itu tidak laki maupun tidak perempuan dan juga tidak banci. Kita tidak bisa mengukur Tuhan yang bersifat tidak terbatas dengan ukuran-ukuran yang terbatas. Laki, perempuan dan banci itu hanya ukuran makhluk nyata dan terbatas. Ukuran itu hanyalah untuk membantu manusia dalam memahami sesuatu yang abstrak dan tak terbatas. Sebenarnya kekuatan hakikih Tuhan itu adalah Purusa dan Prakerti. Maka Tuhan juga dikatakan sebagai Ardhanareswari.
Sifat-sifat dan karakter Tuhan itu sangat banyak. Kalau dalam kenyataan bahwa kisah Dewa dalam Hindu ada laki atau perempuan itu hanyalah metode awam untuk menjelaskan sesuatu yang abstrak. Malah dalam Upanisad dikatakan bahwa Tuhan itu Neti-neti yang artinya bukan ini dan bukan itu. Atau Tuhan itu jauh tetapi juga dekat. Tuhan itu memenuhi segala ruang.
Sampai saat ini belum ada wujud patung dari Tuhan atau Brahman atau Sang Hyang Widhi, karena Tuhan atau Brahman atau Sang Hyang Widhi sifatnya Acintya (tak terpikirkan dan tak berwujud) yang ada adalah patung dari sinar suci Tuhan atau Brahman atau Sang Hyang Widhi yang disebut dengan Dewa. Patung Dewa-dewi itu menandakan bahwa fungsi Tuhan atau Brahman atau Sang Hyang Widhi yang disebut Dewa berasal dari kata "DIV" yang artinya sinar. Sinar inilah yang digambarkan sesuai dengan fungsi Beliau.
Dengan pengertian "Acintya" atau "sesuatu yang tak tergambarkan", bahwa hakekat Tuhan adalah sebuah "kekosongan" atau "suwung", kekosongan adalah sesuatu yang ada tetapi tak tergambarkan.
Jadi hakekat Tuhan adalah "kekosongan abadi yang padat energi", seperti areal hampa udara yang menyelimuti jagad raya, yang menyelimuti segalanya secara immanen sekaligus transenden, tak terbayangkan namun mempunyai energi luar biasa, hingga membuat semua benda di angkasa berjalan sesuai kodratnya dan tidak saling bertabrakan. Sang "kosong" atau "suwung" itu meliputi segalanya. Ia seperti udara yang tanpa batas dan keberadaannya meliputi semua yang ada, baik di luar maupun di dalamnya.
Tuhan itu tidak nampak oleh mata, namun dirasakan, diyakini ada, seperti nafas di dalam tubuh kita sendiri. Ia ada namun, bagaimana rupanya?


Sistem pemberian banyak nama kepada Tuhan sesuai peranan-Nya, dalam ajaran Hindu disebut "Ekam Sat Viprah Bahuda Vadanti" artinya "Tuhan itu satu tetapi para bijak menyebut-Nya dengan banyak nama".
Yatrakama Wasayitwa adalah nama sifat Tuhan Yang Maha Kuasa itu juga. Yatrakama Wasayitwa artinya kehendak dan sifat kemahakuasaan-Nya itu tidak dapat dihitung banyaknya. Pendeknya sifat dan kodratnya sangat banyak sehingga manusia tidak dapat menyebutkan satu persatu.
Dari uraian di atas jelas bahwa sifat Tuhan itu banyak. Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat yang amat banyak. Manusia memberi nama sifat-sifat itu menurut pengertian manusia. Para Maha Rsi yang mula-mula memberi nama sifat-sifat itu. Nama-nama itu diberikan oleh para Maha Rsi pada jaman dahulu. Sejak wahyu diturunkan. Waktu wahyu diturunkan manusia tidak dapat memberi nama kepada-Nya. Baru kemudian saja para Maha Rsi memberi nama kepada Tuhan yang tak bernama.
Kalau kita menamakan Tuhan itu warnanya merah tidak berarti Tuhan tidak mempunyai warna lain. Ia juga mempunyai warna yang putih. Ia juga mempunyai warna jingga. Ia juga mempunyai warna hijau. Semua warna ada pada-Nya. Begitulah akhirnya Ia memiliki banyak nama. Apakah dengan nama yang banyak berarti Tuhan itu banyak? Tentu tidak bukan. Ia tetap Esa. Yang Maha Tunggal.
Para Rsi itu disebut Wipra. Orang yang arif bijaksana akhli dan pandai.

Ardhana Wijaya Saputra bersama Nandito Negeri Seribu Candi dan Andira Puspita Sharma.



Subhashita







Dagang Banten Bali




आज का सुभाषित /  Subhashita.
भ्रमन्सम्पूज्यते राजा भ्रमन्सम्पूज्यते द्विजः |
भ्रमन्सम्पूज्यते योगी स्त्री भ्रमन्ति विनश्यति |
- चाणक्य नीति (६/४ )

भावार्थ - जब कोई राजा भ्रमण (नये नये स्थानों की यात्रा )
के लिये निकलता है तो वह सर्वत्र पूजा जाता है (उसका स्वागत
होता है ) | इसी प्रकार ब्राह्मण, क्षत्रिय और वैश्य वर्ण के लोगों
का तथा साधु संतों का भी उनके भ्रमण करने पर स्वागत होता
है | परन्तु यदि कोई स्त्री अकेले ही भ्रमण करने के लिये निकलती
है तो उसका नाश हो जाता है |
(प्रस्तुत सुभाषित में तत्कालीन समाज की शासन व्यवस्था का
परोक्ष रूप से चित्रण किया गया है | उस समय भी स्त्रियों द्वारा
अकेले भ्रमण करना असुरक्षित और वर्ज्य था ऐसा इस सुभाषित
से प्रतीत होता है | यह भी प्रतीत होता है कि शूद्र वर्ण के व्यक्तियों
को भ्रमण के दौरान सम्मान प्राप्त नहीं होता था क्यों कि उनके
बारे में इस श्लोक में उनके बारे में कुछ भी नहीं कहा गया है | )

Bhramansampoojyate raajaa bhramansampoojyate dvijah.
Bhramansampoojyate yogi stree bhramanti vinashyati,

Bhramana + sampoojyate. Bhraman = roaming about.
Sampoojyate =sam +poojyate. Sam = a prefix to a word
meaning thoroughly. Poojyate = honoured. Raaja =king.
Dvijah = a person of first three categories of four'Varnas'
of persons belonging to Sanaattana dharma, namely Brahmin,
Kshitriya and Vaishya (leaving aside the Shoodra (lowest
category). Yogi = an ascetic. Stree = a woman. Bhramati=
roams about. Vinashyati = perishes, destroyed.

i.e. When a king embarks upon a journey to distant and new
places he is honoured every where, and similarly people of the
first three classes namely Brahmins, Kshatriyas and Vaishyaas,
as also ascetics (Yogis) also undertaking such journeys they too
are also honoured. But if a lone women does so, she will surely
perish.

( This Subhashita indirectly describes the then state of the Law and
order in the society i.e. it was not safe for a woman to roam around
alone. There is no mention of the fourth class namely Shoodra,
thereby implying that they were not respected.)

Sabtu, 7 Juli 2018
Hari ini subhāṣita / oday ' s subhashita.

भ्रमन्सम्पूज्यते राजा भ्रमन्सम्पूज्यते द्विजः |
भ्रमन्सम्पूज्यते योगी स्त्री भ्रमन्ति विनश्यति |
- kebijakan canakya (6/4)

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

The - ketika seorang raja perjalanan (perjalanan ke tempat-tempat baru)
Jika dia keluar, dia dipuja di mana-mana (selamat datang kepadanya)
Hal ini | jenis brahmana yang sama, ksatria dan karakter waisya.
Orang-Orang Kudus dan kudus juga selamat datang untuk mengunjungi mereka.
| tapi jika seorang wanita datang untuk bepergian sendiri
Jadi dia hancur |
- Lrb-dalam bahasa sekarang dari masyarakat kontemporer mertua-Mertua -
Secara tidak langsung digambarkan | pada saat itu juga oleh wanita
Bepergian sendiri tidak aman dan dapat dilepas seperti ini
Dia tampaknya | juga tampaknya menjadi karakter mengaku.
Tidak dihormati selama bepergian karena mereka
Tidak ada yang pernah dikatakan tentang mereka dalam ayat ini |)

Bhramansampoojyate raajaa bhramansampoojyate dvijah.
Bhramansampoojyate yogi stree bhramanti vinashyati,

Bhramana + sampoojyate. Bhraman = roaming about.
Aku tak tahu apa yang terjadi. Sam = sebuah awalan untuk sebuah kata
Artinya secara menyeluruh. Poojyate = terhormat. Raja =King.
Dvijah = seseorang dari tiga kategori pertama dari empat 'varna'
Dari Orang-orang milik sanaattana dharma, yaitu brahmana,
Kshitriya dan waisya (meninggalkan shoodra (terendah
Kategori). Yogi = Seorang Pertapa. Stree = seorang wanita. Bhramati=
Menjelajah tentang. Vinashyati = binasa, hancur.

Yaitu Ketika seorang raja memulai perjalanan ke tempat yang jauh dan baru
(yaitu) tempat-tempat yang dimuliakan, yang di dalamnya ada orang-orang yang dimuliakan,
Tiga kelas pertama yaitu brahmana, bangsawan dan vaishyas,
Seperti juga petapa (Yogi) juga melakukan perjalanan seperti itu mereka juga
Juga merasa terhormat. Tapi jika wanita yang kesepian melakukannya, dia pasti akan melakukannya.
Binasa.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

(ini ini secara tidak langsung menggambarkan kemudian negara hukum dan
Ketertiban dalam masyarakat yaitu tidak aman bagi seorang wanita untuk berkeliaran di sekitar
Sendirian. Tidak ada sebutan dari kelas keempat yaitu shoodra,
Dengan demikian menyiratkan bahwa mereka tidak dihormati. )






आज का सुभाषित / oday's Subhashita.
भ्रमन्सम्पूज्यते राजा भ्रमन्सम्पूज्यते द्विजः |
भ्रमन्सम्पूज्यते योगी स्त्री भ्रमन्ति विनश्यति |
- चाणक्य नीति (६/४ )

भावार्थ - जब कोई राजा भ्रमण (नये नये स्थानों की यात्रा )
के लिये निकलता है तो वह सर्वत्र पूजा जाता है (उसका स्वागत
होता है ) | इसी प्रकार ब्राह्मण, क्षत्रिय और वैश्य वर्ण के लोगों
का तथा साधु संतों का भी उनके भ्रमण करने पर स्वागत होता
है | परन्तु यदि कोई स्त्री अकेले ही भ्रमण करने के लिये निकलती
है तो उसका नाश हो जाता है |
(प्रस्तुत सुभाषित में तत्कालीन समाज की शासन व्यवस्था का
परोक्ष रूप से चित्रण किया गया है | उस समय भी स्त्रियों द्वारा
अकेले भ्रमण करना असुरक्षित और वर्ज्य था ऐसा इस सुभाषित
से प्रतीत होता है | यह भी प्रतीत होता है कि शूद्र वर्ण के व्यक्तियों
को भ्रमण के दौरान सम्मान प्राप्त नहीं होता था क्यों कि उनके
बारे में इस श्लोक में उनके बारे में कुछ भी नहीं कहा गया है | )

Bhramansampoojyate raajaa bhramansampoojyate dvijah.
Bhramansampoojyate yogi stree bhramanti vinashyati,

Bhramana + sampoojyate. Bhraman = roaming about.
Sampoojyate =sam +poojyate. Sam = a prefix to a word
meaning thoroughly. Poojyate = honoured. Raaja =king.
Dvijah = a person of first three categories of four'Varnas'
of persons belonging to Sanaattana dharma, namely Brahmin,
Kshitriya and Vaishya (leaving aside the Shoodra (lowest
category). Yogi = an ascetic. Stree = a woman. Bhramati=
roams about. Vinashyati = perishes, destroyed.

i.e. When a king embarks upon a journey to distant and new
places he is honoured every where, and similarly people of the
first three classes namely Brahmins, Kshatriyas and Vaishyaas,
as also ascetics (Yogis) also undertaking such journeys they too
are also honoured. But if a lone women does so, she will surely
perish.

( This Subhashita indirectly describes the then state of the Law and
order in the society i.e. it was not safe for a woman to roam around
alone. There is no mention of the fourth class namely Shoodra,
thereby implying that they were not respected.)

Sabtu, 7 Juli 2018
Hari ini subhāṣita / oday ' s subhashita.

भ्रमन्सम्पूज्यते राजा भ्रमन्सम्पूज्यते द्विजः |
भ्रमन्सम्पूज्यते योगी स्त्री भ्रमन्ति विनश्यति |
- kebijakan canakya (6/4)

The - ketika seorang raja perjalanan (perjalanan ke tempat-tempat baru)
Jika dia keluar, dia dipuja di mana-mana (selamat datang kepadanya)
Hal ini | jenis brahmana yang sama, ksatria dan karakter waisya.
Orang-Orang Kudus dan kudus juga selamat datang untuk mengunjungi mereka.
| tapi jika seorang wanita datang untuk bepergian sendiri
Jadi dia hancur |
- Lrb-dalam bahasa sekarang dari masyarakat kontemporer mertua-Mertua -
Secara tidak langsung digambarkan | pada saat itu juga oleh wanita
Bepergian sendiri tidak aman dan dapat dilepas seperti ini
Dia tampaknya | juga tampaknya menjadi karakter mengaku.
Tidak dihormati selama bepergian karena mereka
Tidak ada yang pernah dikatakan tentang mereka dalam ayat ini |)

Bhramansampoojyate raajaa bhramansampoojyate dvijah.
Bhramansampoojyate yogi stree bhramanti vinashyati,

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Bhramana + sampoojyate. Bhraman = roaming about.
Aku tak tahu apa yang terjadi. Sam = sebuah awalan untuk sebuah kata
Artinya secara menyeluruh. Poojyate = terhormat. Raja =King.
Dvijah = seseorang dari tiga kategori pertama dari empat 'varna'
Dari Orang-orang milik sanaattana dharma, yaitu brahmana,
Kshitriya dan waisya (meninggalkan shoodra (terendah
Kategori). Yogi = Seorang Pertapa. Stree = seorang wanita. Bhramati=
Menjelajah tentang. Vinashyati = binasa, hancur.

Yaitu Ketika seorang raja memulai perjalanan ke tempat yang jauh dan baru
(yaitu) tempat-tempat yang dimuliakan, yang di dalamnya ada orang-orang yang dimuliakan,
Tiga kelas pertama yaitu brahmana, bangsawan dan vaishyas,
Seperti juga petapa (Yogi) juga melakukan perjalanan seperti itu mereka juga
Juga merasa terhormat. Tapi jika wanita yang kesepian melakukannya, dia pasti akan melakukannya.
Binasa.

(ini ini secara tidak langsung menggambarkan kemudian negara hukum dan
Ketertiban dalam masyarakat yaitu tidak aman bagi seorang wanita untuk berkeliaran di sekitar
Sendirian. Tidak ada sebutan dari kelas keempat yaitu shoodra,
Dengan demikian menyiratkan bahwa mereka tidak dihormat
i. )






   
Letters are dead - said Plato. I have heard in Sanskrit that is why the word for wise is बहुश्रुत and not well read.

Surat-surat sudah mati - kata plato. Saya pernah mendengar dalam bahasa Sansekerta itulah mengapa kata untuk bijak adalah bahuśruta dan tidak dibaca dengan baik.


 बहुत सटीक विश्लेषण और वय्ख्या , जोशी जी बधाई आपको ऐसे ज्ञान वर्धक संदेश प्रेषित किया है।

Analisa yang sangat akurat dan vaykhyā, joshi ji selamat anda telah mengirim pengetahuan pengetahuan seperti itu.


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Senin, 02 Juli 2018

vadatu saMskRtam




Dagang Banten Bali




1.      duravani 

a.      Om svastyastu 
         ksamyatam, Raissa asti?
b.      aham raissa asmi. bavaan naama kim?
a.      mama naama Rara. aham  pulsa 50.000 ichami
b.      no kim?
a.      0812 4412 4525. saya sudah bayar tadi. Dhanyaavadah.
a.      svagatam. api Dhanyaavadah.



b.      bavati duravani samsung asti?



- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI