Nampaknya kepercayaan larangan pulang lebih awal sebelum pertunjukan calonarang usai bisa dicegat leak bukan sekedar mitos, namun memang benar-benar terjadi.
Menurut Ketut Kodi, SSP, M.Si seorang dalang dan juga seniman calonarang mengatakan hal itu bisa terjadi karena pada pertunjukan calonarang ada namanya gending tunjang. Gending ini merupakan salah satu gambelan pengiring pada pertunjukan calonarang, dimana mampu membangkitkan kekuatan para leak.
Salah satu adegan dalam pertunjukan calonarang
“Di gambelan tunjang ada aksara dan suara yang mampu membangkitkan kekuatan leak,” ungkapnya. “Maka setiap ada calonarang tidak diperkenankan untuk pulang pada pertengahan pertunjukan,” kata Ketut Kodi pada Seminar Membedah Etika Tari Rangda, di Rumah Topeng dan Wayang Setiadharma, Ubud, Gianyar, Minggu (27/3/2016).
Karena para leak dibangunkan, hal ini kemudian membuat mereka (para leak) keluar dan menari-nari berkeliaran di dekat lokasi pertunjukan calonarang. “Karena dibangkitkan, para leak akan ngigel di perempatan, di jalan dan di dekat lokasi pertunjukan,” ujarnya.
Jika memaksakan diri untuk pulang sebelum usai pergelaran calonarang bisa saja akan bertemu dengan berbagai wujud leak di perjalanan, “jika pulang lebih awal, maka pulang dari calonarang bisa bertemu dengan wujud leak seperti bojong (monyet…red), kambing, babi dan sebagainya,” ungkap Kodi.
Cerita Leak Bali : Pencari Jangkrik Bertemu Leak ,Dunia
leak memang ada-ada saja. Keberadaannya memang sangat msiterius,
semuanya serba rahasia, gelap dan diam-diam. Itulah konon kabarnya.
Pada suatu malam I Nyoman S, I Ketut I beserta I Made J (Nama Di Rahasiakan) berencana
Mengintip jangkrik. Dibali Jangkrik biasanya digunakan untuk makanan
burung atau di adu. Mereka bertiga tak tahu kalau malam itu merupakan
malam Pemapag kajeng kliwon. Menurut orang-orang, pada malam itu
adalah malam yang tenget. Karena mereka tak tahu, maka tak sedikit pun
terpikiran yang bukan-bukan. Sampai akhirnya ia sampai di suatu areal
persawahan di pinggir Desanya (Nama Desa Di Rahasiakan). Mereka
belum memulai ngintip jangkrik. Mereka cuma persiapan saja, namun
suasana di tempat tersebut sangat sepi dan sudah gelap. Karena ia
berangkat sekitar jam setengah sembilan dan di tempat tersebut sudah jam
setengah sepuluh malam, Maka Suasana malam yang mencekam tersebut tak
menyurutkan niatnya untuk mengintip jangkrik. Karena harapannya kalau
mencari jangkrik di tempat yang jauh dan pada tengah malam, maka ia akan
mendapatkan jangkrik yang besar- besar dan kuat-kuat (dengan harapan pada tajen jangkrik nantinya ia akan menang dapat uang banyak) Demikian harapannnya.
Di tempat tersebut tumbuh sebuah pohon beringin yang besar di pinggir sungaimdimana bangsingnya (Akar)
terurai sampai ke tanah yang menambah angker tempat itu. Banyak orang
tak berani datang ke tempat tersebut pada malam hari, bahkan siang hari.
Nah kini giliran I Ketut dan teman-temannya mencari jangkrik di sana.
Namun sebelum sampai ngintip jangkrik, tiba-tiba dari arah timur datang
sekumpulan cahaya sepertinya nyala obor. Ia mengira awalnya itu
orang-orang banyak yang datang ngintip jangkrik, Namun setelah mendekat,
kok mereka tak melihat sesosok manusia yang datang, hanya kelebatan api
saja yang datang dan menuju pohon beringin. Mereka yang berada beberapa
puluh meter dari tempat tersebut segera tiarap dan sembunyi di bawah
pohon pandan.
I Ketut
ingat dengan pesan dari orang-orang, kalau ingin melihat siapa yang ada
di balik api itu, maka ia harus telanjang bulat alias melalung. Dari sana baru akan kelihatan siapa saja orangnya. Mereka membuka pakaian dan celana bersamaan, sambil
mematikan api obornya mendekat ke rimbunan pohon pandan yang ada di
sana. Akhirnya memang benar, apa yang dikatakan orang-orang. Mereka
melihat sekumpulan manusia yang sedang menari-nari di bawah pohon
beringin tempat api tersebut ngumpul, sambil membawa sarana-sarana tertentu dan membawa dupa.
Namun
alangkah terkejutnya mereka, sebab dari wajah-wajah yang tadinya
samar-samar, lama lama makin jelas, dimana mereka melihat sosok-sosok
yang sebagian besar mereka kenal. Para leak itu melenggang-lenggang ke
sana kemari, kegirangan, karena mereka telah nadi. Mungkin
mereka tak menyangka kalau aktivitas mereka sedang ada yang menonton.
Dan malahan yang nonton tersebut adalah saudaranya sendiri.
I Nyoman S
beserta teman-temannya, tetap tiarap tanpa menghiraukan suasana di
sampingnya. Sampai kira-kira sekitar dua jam mereka asik menonton leak ngigel,
bahkan mereka semakin malam semakin asik menonton. Sampai akhirnya
suatu saat leak tersebut kembali bergerombol terbang ke tengah sawah dan
akhirnya berpencar. Mungkin mereka sudah selesai menjalankan ritual
tariannya, untuk kemudian bubar ke rumahnya masing-masing.
I Made J
dan teman-temannya yang masih melalung, segera terbangun dan memakai
kembali pakaian mereka. Mereka dengan takut-takut berani pada malam hari
itu, mereka pun memutuskan untuk tak melanjutkan ngintip jangkrik,
sebab mereka sudah dapat ngintip leak. Mereka pulang bersama dengan
perasaan takut-takut berani. Mereka menuju rumah masing-masing, sampai
akhirnya mereka terbangun pada pagi hari.
Pada pagi yang cerah itu, ada sesuatu yang tak enak dalam diri I Ketut I Pada bagian butuh-nya (kemaluan) ia merasakan ada yang tak beres dan setelah dilihatnya ternyata butuh-nya besar sekali, alias beseh(bengkak). Nah mulailah ia ketakutan dan kawatir karena kemarin malam menyaksikan banyak leak menari. Ia kawatir jangan-jangan butuh-nya
telah dimakan leak. Ia kemudian datang ke rumah termannya yang lain
yang diajak ngintip dan menyampaikan masalahnya. Mereka pun menjadi
semakin panik, pikirannya bukan-bukan. Mereka mencoba untuk nunas tamba di tempat balian sakti yang ada di luar desanya.
Namun
sebelum berangkat mereka bertemu dengan I Kadek B, kakak I Ketut. Ia
seorang perawat kesehatan. Ia melihat I Ketut sedikit mengerang dan raut
mukanya kurang sehat. Ia mencoba untuk mencari tahu ada apa dengan
adiknya. Adiknya mencoba untuk berterus terang kepadanya dan menyatakan
dirinya bahwa butuh-nya bengkak. Karena ngintip leak kemarin
malam. Jangan-jangan ia terkena imbas leak. Sambil ia menceritakan
ngintip leak dengan cara melalung.
Setelah itu
I Kadek mencoba memeriksa adiknya di rumah menggunakan lampu senter.
Dilihatnya kelamin I Ketut dengan seksama. I Kadek tersenyum, yang
membuat I Ketut bertanya-tanya. Ternyata I Kadek menemukan dua buah
kepala semut gatal di kemaluan I Ketut yang beseh itu. Jelaslah
semut ini yang mengigit kemaluannya kemarin hingga bengkak. Ini bukan
karena dimakan leak, tapi dimakan semut. Mendengar semua itu mereka
menjadi ngakak, seperti tertawa leak, karena dugaan mereka salah.
I Nyoman berpikir “mungkin karena saking asiknya nonton leak ngigel (menari), sampai-sampai ada “leak semut” menyusup dan mengigit tak terasa. Ada-ada saja ….
Mereka tak
jadi ke balian, kelamin mereka hanya diolesi minyak kelapa, dan sore
hari itu juga kelaminnya yang bengkak sudah kembali kempes.http://www.nutrisimedia.xyz/2016/12/cerita-leak-bali-bertemu-leak.html