Minggu, 16 Agustus 2015

Hindu dengan berbagai jalan



Dagang Banten Bali



PERBEDAAN
Om Swastiastu | Om Shri Sai Ram | Hare Krishna | Namaskar
Agama Hindu tidak alergi dengan perbedaan. Sebab, ajaran Veda mencakup seluruh alam semesta dan menghormati perbedaan dalam cara mencapai tujuan kedamaian, kejernihan dan kebahagiaan secara harmonis. Agama Hindu secara global merupakan sebuah kesatuan di atas perbedaan dan yang mengikat kita semua adalah ajaran Veda. Di manapun Veda itu dianut akan terjadi pembentukan pola pikir umatnya akan mengayomi, mengangkat, dan memaknai budaya. Sehingga ajaran Veda tersebut akan menjelma menjadi kesadaran bahwa hidup kita ini harus dilakoni atas kesamaan di atas segala perbedaan.
Sehingga tidak percuma kita diberikan kemampuan untuk berpikir kalau kita tidak mampu mengelola perbedaan itu menjadi sebuah keindahan. Pertama-tama saya menghayati dengan memperhatikan perbedaan yang ada pada diri saya dengan saudara saudara yang lain. Selanjutnya saya mengamati saudara Hindu dari bermacam-macam negara, bangsa dan suku, ada dari India, Eropa, Amerika, Malaysia, Afrika, Canada, Singapore, Nepal, Indonesia dsb. Pertama yang muncul di hati saya adalah rasa syukur sebab Agama Hindu saya tidak pernah mengajarkan melarang bergaul dengan orang ini atau mebatasi pergaulan dengan orang lain.
Yang beragama Hindu dapat melakukan upacara persembahyangan yang sangat berbeda. Saya sangat bangga melihat kekayaan dalam perbedaan ini dan tidak ada perasaan yang aneh. Saya sangat bangga menjadi orang Hindu yang diajarkan tidak alergi dengan perbedaan. Saya sangat bangga menjadi pengikut Veda yang memberikan kebebasan berbudaya, berkesenian dan berkreatifitas dalam tatanan langkah menuju Sang Pencipta.
Rasa enak itu tidak lain dari campuran yang terdiri dari perbedaan yang telah terukur dosisnya. Itu berarti kita manusia diajarkan dan harus mampu mengelola perbedaan itu menjadi sesuatu yang menimbulkan rasa enak, menimbulkan kesan indah dan menimbulkan suara merdu. Semuanya itu adalah bersumber dari ajaran Veda, mengelola perbedaan menjadi sesuatu yang dapat membahagiakan.
Mengamati dan mengalami semua perbedaan itu merupakan sebuah kesempatan untuk menambah wawasan tentang fleksibilitas dan universalitas yang ada dalam Agama Hindu. Silahkan dimulai dengan lebih mempelajari dan mengenal ajaran, kelompok, ashram dan perkumpulan yang berkaitan dengan ajaran Veda yang ada di Indonesia. Semoga Anda dapat menjadi perbedaan itu sebuah kesan keindahan.
Hindu Suku Tamil https://ipie3.wordpress.com/…/%E2%80%9Corang-india-di-suma…/
Sai Baba Bali: http://saibababali.com
Kesadaran Krishna Indonesia: http://www.iskconid.org
HIndu Kejawen http://kmhbstan.org/hindu-kejawen/
Brahma Kumaris: http://www.brahmakumaris.org
Hindu Suku Bali: http://www.babadbali.com
Anand Krishna: http://www.aumkar.org dan http://akcbali.org
Arya Samaj http://www.aryasamajbalkampet.com/aboutus.php
Bali - India Foundation http://www.yogabaliindia.com
Divine Love Society http://www.divine-love-society.org
Hindu Mahayana Suku Tengger http://kebudayaanindonesia.net/…/hindu-mahayana-agama-suku-…
Bila ada ajaran, kelompok, ashram atau perkumpulan lain selain yang terurai berkaitan dengan ajaran Veda yang perlu ditambah di sini mohon kasih tahu saya melalui inbox. Semakin lengkap pemahaman kita tentang perbedaan yang ada, semakin ia akan bermanfaat pula dalam kembangkan wawasan dan kesadaran kita tentang fleksibilitas dan universalitas yang ada dalam ajaran Veda dan Agama Hindu itu sendiri.
Om, Santih, Santih, Santih, Om | Om Shri Sai Ram | Jay Hare Krishna | Sarvam Shantih


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Sabtu, 15 Agustus 2015

Jual Banten Denpasar

Dagang Banten Bali


Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0897 - 6687 - 246
0882 - 9209 - 6763


Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini

HARI WELAS ASIH

Dagang Banten Bali


Dikisahkan setiap bulan Dewa Siwa dan Dewi Parwati memiliki rutinitas untuk menengok putra tercinta beliau Dewa Kumara yang mengasingkan diri di gunung yang cukup jauh dari Kailash setelah mengalami kekalahan dalam sebuah sayembara melawan Dewa Ganesha. Dewa Kumara sepenuhnya mendedikasikan diri untuk memelihara anak-anak.
Didalam ritual agama Hindu Bali, beliau berstana di pelangkiran yang berada di kamar tidur. Kesitulah Dewa Siwa dengan Dewi Uma menengok putranya setiap bulan. Kapankah itu ???
Di Bali kita mengenal hari raya yang datangnya setiap bulan. Yaitu ANGGARA KASIH yang jatuh setiap hari selasa kliwon (anggara kliwon). Setiap anggara kasih (anggara kliwon), Dewa Siwa melakukan semadhi untuk menganugrahkan ketajaman bhudi kepada umat manusia yang berupa wiweka (kemampuan untuk memilah yang baik dan yang buruk. Dengan adanya wiweka, maka bhudi akan mengembangkan perasaan saling mengasihi, menyayangi, dan menghargai semua mahluk.
Dalam Sundarigama disebutkan
" Dan pada hari pancawara, yakni setiap datangnya hari kliwon, adalah saatnya beryoga Bhatara Siwa, sepatutnya pada saat yang demikian melakukan penyucian dengan menghaturkan wangi-wangian di pemerajan dan diatas tempat tidur (plangkiran). Sedangkan yang patut disuguhkan di pintu masuk pekarangan rumah ialah segehan kepel, di halaman sanggah kepada SANG BHUTA BUCARI, di halaman rumah kepada SANG KALA BUCARI, dan di dengen (depan pintu masuk pekarangan rumah) kepada SANG DURGA BUCARI.
Dewa Siwa yang tengah beryoga semadhi juga bergelar SANG HYANG LUDRA. Yang memiliki aspek melebur. Segala sesuatu yang dilebur tentunya sudah tidak berguna bagi kehidupan, atau mengganggu keseimbangan dan keharmonisan kehidupan seperti penyakit, pencemaran, gangguan-gangguan secara spiritual dll.
Dewa Siwa dikenal sebagai pengembara di malam hari yang mengajarkan ajaranya melalui Dewi Uma (Dewi malam). Disamping melakukan yoga semadhi, Dewa Siwa juga menganugrahkan ketajaman bhudi, dan juga melebur segala mala, kekotoran semesta ini agar menjadi suci, yang beliau lakukan pada anggara kasih.
Di dalam Sundarigama kembali disebutkan,
" Pada hari anggara kasih artinya adalah suatu saat untuk mewujudkan cinta kasih kepada dirinya. Pada hari tersebut, sepatutnyalah untuk peleburan bencana dan membersihkan diri dari segala kecemaran yang melekat pada diri, dengan cara perenungan suci. Sebab pada saat itulah Hyang Ludra melakukan yoga yang bertujuan memusnahkan kecemaran dunia. Pelaksanaan Widhi Widananya dengan menghaturkan wangi-wangi, dupa astanggi dan dilanjutkan dengan metirtha pabersih.
Pada anggara kasih selain melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Siwa, pemujaan juga ditujukan kepada Sang Hyang Ayu (manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pemberi anugrah berupa WELAS ASIH.

Uparengga mapralina dan mlaspas Sumur

Dagang Banten Bali


Memakai iwak kakul,
Kakul mampu hidup di lumpur dan penanda kadar air masih tinggi. Dan nasi wong-wongan simbol bhuta ngurip sumber air. Bila ia bhuta dengan perlakuan benar, maka ia menghidupi. Bila bhuta diperlakukan buruk menadi durga gangga. Ia Adalah Wisnu dewa sumber kemakmuran. Ia Dewi Danuh dalam Sad Kertih penjaga segala sumber mata air.


BANTEN OTON YANG PALING UTAMA MEMBERIKAN ANUGERAH.

Dagang Banten Bali


OM AWIGNAMASTU NAMOSIDHAM
Dalam kelahiran manusia , dihitung setiap 210 hari merupakan hari lahir yang patut di peringati yang disebut Wetu= Weton = Oton.
Biasanya kita membuat upakara untuk otonan paling sederhana adalah, Peras Pengambean dengan dengan sesayut tertentu ( Sesayut Pageh Urip, Sesayut Pengidep Ati, Sesayut Lara Melaradan dan lain-lain sesuai keinginan apa yang di mohonkan )
Banyak sebenarnya yang lupa akan Sodara empat (Catur Sanak limanpancer ) yang kita ajak lahir menemani kita kedunia ini.
Adapun yang ingat dengan sodara empat kita tetapi tidak tau Upakara apa yang disajikan kepada Beliau saat datang kita panggil di hari otonan kita.
Disini akan saya jelaskan sedikit Upacara sajian yang di haturkan kepada sodara empat kita yaitu:
1. Anggapati. Berstana di timur dengan sebutan Nama I Ratu Ngurah Tangkeb Langit. Sajian yang di haturkan yaitu Ketipat Dampulan dengan ulamnya Taluh bekasem. Dan segehannya nasi kepel Putih maulam Bawang Jae.
2. Mrajapati. Berstana di selatan dengan sebutan I Ratu Wayan Tebeng. Dengan upakara sajian Ketipat Galeng Dengan ulam Telor itik (telor bebek ). Dengan segehan kepelan merah maulam bawang jahe.




3. Banaspati. Berstana di barat dengan sebutan I Ratu Made Jelawung. Dengan Upakara sajian ketipat Gangsa meulam Sate gede. Dengan Segehan kepelan kuning meulam bawang jahe.
4. Banaspati Raja. Berstana di utara dengan sebutan I Ratu Nyoman Sakti Pengadangan. Dengan Upakara sajian Ketipat Gong meulam Taluh meguling, lekesan, lanjaran, dengan sesari 11 kepeng uang bolong. Dengan segehan kepelan hitam meulam bawang jahe.
5. Sang Butha Dengen. Berstana di Madya (tengah ) dengan sebutan I Ratu Ketut Petung. Dengan upakara sajian ketipat lepet akelan ( satu kelan tipat lepet berjumlah 8 biji ) meulam taluh.segehannya kepelan brumbun meulam bawang jae.
Demikianlah penjelasan singkat tentang sodara yang kita ajak lahir yabg patut kita berikan sajian khusus saat otonan.
Jika membuat otonan peras pengambean dan sesayutnya tambahkanlah banten ini agar semeton empat yang kita ajak lahir selalu menjaga kita.
Jika kita tidak membuat ayaban peras pengambean cukup dengan banten ini ( sudah utama ) hanya ditambah Dengan peras dan penyeneng saja sebagai paripurnanya otonan kita.
Mintalah anugerah kepada sang panca maha Butha ( catur sanak lima pancer ) dengan pelan, konsentrasi dan pasrah kepada beliau, niscaya jika kita bersungguh-sungguh mapinunas dan selalu ingat beliau setiap melaksanakan sesuatu, pastilah diberikan anugerah dan keingin kita tercapai.
NB. Sebelum melakukan otonan sebaiknya menghaturkan Pejati asoroh atau boleh dengan Rayunan kehadapan SangHyang Tiga Sakti. Atau Hyang Kemulan ( Betara Guru ) memohon agar dilimpahkan anugerah dan Dirgayusa Paripurna.

Jumat, 14 Agustus 2015

DAFTAR HARGA BANTEN Upakara




DAFTAR HARGA BANTEN
  1. BANTEN NGODALIN: RP. 3,500,000
  2. BANTEN TUMPEK LANDEP: RP. 2,000,000
  3. BANTEN MELASPAS: RP. 8,000,000
  4. BANTEN SARASWATI: RP. 2,800,000
  5. BANTEN MAGEDONG –GEDONGAN: RP. 1,500,000
  6. BANTEN MATELUBULANIN BAYI: RP. 5,000,000
  7. BANTEN MAOTON/MEBAYUH: RP. 800,000
  8. BANTEN MEPANDES/MESANGIH: RP. 7,000,000
  9. BANTEN PAWIWAHAN: RP. 8,000,000
  10. BANTEN CARU PANCA SATA: RP. 2,500,000
  11. BANTEN CARU PANCA SANAK: RP. 3,000,000
  12. BANTEN CARU RSI GANA: RP. 5,000,000
  13. BANTEN CARU PANCA DURGA: RP. 7,500,000
  14. BANTEN CARU WARASPATI KALPA: RP. 15,000,000
  15. BANTEN CARU PANCA KELUD DEWA: RP. 25,000,000
  16. BANTEN CARU TAWUR GENTUH
/MELABA GENTUH: RP. 30,000,000
BANTEN NGABEN/NGELANUS: RP. 20,000,000

 HARGA BANTEN TERGANTUNG DARI TINGKATAN UPACARANYA: NISTA ,MADYA, UTAMA.





Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0897 - 6687 - 246
0882 - 9209 - 6763


Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI





Saraswati




Banten tebasan saraswati ala griya penatih 
tamas, aled meplekir, biu kayu kukus, biu dak, raka, peras tulung payasan, 1 tamas serodan, jaja batako, tebu diikat satsat, tumpeng guru n taluh bebek lebeng,  bebek putih meguling .....
Banten Saraswati terdiri dari:
  • Tamas
  • Daun Beringin
  • 1 tamas Jajan Cacalan yang berbentuk Cecak
  • Ituk-ituk
  • Bubur Sumsum
  • Daun Cemara
  • Pisang, Tebu, Tape Gede
  • Jajan Uli, Begina
  • Rerasmen Wadah Celemik
  • Sampian Sesayut
  • Penyeneng Cenik
Cara menatanya:

  • Tamas diisi pisang 2 bulih dan tebu sibakan tugelan. Di tengah-tengahnya diisi tape gede. Disusuni jajan Begina dan jajan Uli.
  • Di teben diisi dengan Cemara, ituk-ituk diisi daun Beringin yang salah satu daunnya sudah diisi bubur sumsum. Kemudian paling atas adalah jajan Cacalan Saraswati yang berbentuk Cecak. Ditemani pula dengan Segehan Kober.
  • Setelah itu ada pula Rerasmen, kemudian setelah semuanya lengkap, diisi Penyeneng dan Sampian Sesayut ukuran kecil.








Banten Saraswati terdiri dari: daksina, beras wangi dilengkapi dengan air kumkuman yang diaturkan pada pustaka-pustaka suci. Dalam banten Saraswati tersebut, disertakan jaja cacalan (kue dari beras) yang berbentuk cecek (cicak dalam bahasa Indonesia) sebagai simbol Saraswati.

Ada beberapa pemikiran tentang dipakainya cecek atau cicak. Kalangan arkeolog dan antropolog memaknainya sebagai binatang yang punya daya magis, mampu menangkap getaran alam, juga dianggap sebagai perwujudan dari leluhur. Kalangan peneliti bahasa menganggapnya sebagai cecek atau dalam bahasa indonesianya titik, yang merupakan akhir dari sebuah kalimat. Menurut kalangan ini, titik inilah yang menjadi awal, dan tempat bertemunya titik-titik (tanpa putus) adalah pada bilangan nol (lingkaran). Jadi di sini ditafsirkan bahwa binatang cicak/cecek hanya berfungsi sebagai simbol untuk mengungkapkan sesuatu yang sempurna yang tak berujung dan tak berakhir.


Setelah banten saraswati dipersiapkan, selanjutnya dilakukan nunas (memohon) Tirtha Saraswati dengan sarana: air, bija, menyan astanggi dan bunga. Caranya sebagai berikut:
  • Ambil setangkai bunga, pujakan mantra: Om, puspa danta ya namah.
  • Sesudahnya dimasukkan kedalam sangku. Ambil menyan astanggi, dengan mantram “Om, agnir, jyotir, Om, dupam samar payami”.
  • Kemudian masukkan ke dalam pedupaan (pasepan).
  • Ambil beras kuning dengan mantram : “Om, kung kumara wijaya Om phat”.
  • Masukkan kedalam sesangku.
  • Setangkai bunga dipegang, memusti dengan anggaranasika, dengan mantram:

 mantra
Om, Saraswati namostu bhyam Warade kama rupini Siddha rastu karaksami Siddhi bhawantu sadam.
Artinya: Om, Dewi Saraswati yang mulia dan maha indah,cantik dan maha mulia. Semoga kami dilindungi dengan sesempurna-sempurnanya. Semoga kami selalu dilimpahi kekuatan.
Om, Pranamya sarwa dewanca para matma nama wanca. rupa siddhi myaham.
Artinya: Om, kami selalu bersedia menerima restuMu ya para Dewa dan Hyang Widhi, yang mempunyai tangan kuat. Saraswati yang berbadan suci mulia.
Om Padma patra wimalaksi padma kesala warni nityam nama Saraswat.
Artinya: Om, teratai yang tak ternoda, Padma yang indah bercahaya. Dewi yang selalu indah bercahaya, kami selalu menjungjungMu Saraswati.


  • Sesudahnya bunga itu dimasukkan kedalam sangku. Sekian mantram permohonan tirta Saraswati. Kalau dengan mantram itu belum mungkin, maka dengan bahasa sendiripun tirta itu dapat dimohon, terutama dengan tujuan mohon kekuatan dan kebijaksanaan, kemampuan intelek, intuisi dan lain-lainnya.
  • Setangkai bunga diambil untuk memercikkan tirtha ke pustaka-pustaka dan banten-banten sebanyak 5 kali masing-masing dengan mantram:
    • Om, Saraswati sweta warna ya namah.
    • Om, Saraswati nila warna ya namah.
    • Om, Saraswati pita warna ya namah.
    • Om, Saraswati rakta warna ya namah.
    • Om, Saraswati wisma warna ya namah.
  • Kemudain dilakukan penghaturan (ngayaban) banten-banten kehadapan Sang Hyang Aji Saraswati
  • Selanjutnya melakukan persembahyangan 3 kali ditujukan ke hadapan :
    • Sang Hyang Widhi (dalam maniftestasinya sebagai Çiwa Raditya).

Om, adityo sya parajyote rakte tejo namastute sweta pangkaja madyaste Baskara ya namo namah.
Om, rang ring sah Parama Çiwa Dityo ya nama swaha
Artinya: Om, Tuhan Hyang Surya maha bersinar-sinar merah yang utama. Putih laksana tunjung di tengah air, Çiwa Raditya yang mulia.Om, Tuhan yang pada awal, tengah dan akhir selalu dipuja.
    • Sang Hyang Widhi (dalam manifestasinya sebagai Tri Purusa)
Om, Pancaksaram maha tirtham, Papakoti saha sranam Agadam bhawa sagare. Om, nama Çiwaya.
Artinya: Om, Pancaksara Iaksana tirtha yang suci. Jernih pelebur mala, beribu mala manusia olehnya. Hanyut olehnya ke laut lepas.
    • Dewi Saraswati
Om, Saraswati namostu bhyam, Warade kama rupini, Siddha rastu karaksami, Siddhi bhawantume sadam.
Artinya: Om Saraswati yang mulia indah, cantik dan maha mulia, semoga kami dilindungi sesempurna-sempurnanya, semoga selalu kami dilimpahi kekuatan.
Sesudah sembahyang dilakukan metirtha dengan cara-cara dan mantram-mantram sebagai berikut :
Meketis 3 kali dengan mantram:
Om, Budha maha pawitra ya namah.
Om, Dharma maha tirtha ya namah.
Om, Sanghyang maha toya ya namah.
Minum 3 kali dengan mantram:
Om, Brahma pawaka.
Om, Wisnu mrtta.
Om, Içwara Jnana.
Meraup 3 kali dengan mantram :
Om, Çiwa sampurna ya namah.
Om, Çiwa paripurna ya namah.
Om, Parama Çiwa suksma ya namah.