Jumat, 14 Agustus 2015

CARU AYAM PUTIH

Dagang Banten Bali


Dapetan 1, Nasi Kelopokan, Nasi Kepelan Putih, Nasi Wong – wongan Putih, Canang Manisan, Laklak Tape, Tipat Bantal a Kelan, Bayuan a soroh, Durmengala 1, Sibakan 1, Daksina 3, Coblong caratan a soroh, Bungkak nyuh bulan, Sengkui 5 ulatan, Kelabang meikuh 1 ulatan, Dangap – dangap 1 ulatan, Olahan Ketengan 6 Tanding, Bakaran a Tanding, getih, Kawisan 1, Layangan 1, Sanggah cucukan 1, sujang1, Pemali Pisang ( Pusuh,Klebing,Bluluk, tibah, don kumbang, Blatung gada, tapis, Boki, Pemali metatakan ituk – ituk, bungsil ) sumber : Widhi Sastra Danghyang Gni Jaya..

NASI WONG-WONGAN

Dagang Banten Bali


Segehan dengan nasi kepelan dan wong-wongan bisa diletakkan di bawah tempat tidur si bayi, untuk menangkal gangguan ilmu hitam atau makhluk halus.
"Dalam Kanda Pat Rare, bayi disebut orang yang masih suci. Jadi, orang yang masih suci menjadi 'makanan empuk' dari orang-orang yang mengamalkan ilmu gaib secara negatif,"
Konon, makhluk halus atau orang yang mengamalkan ilmu hitam, lanjutnya, mencium aroma bayi yang baru lahir seperti masakan yang lezat. "Jadi, baunya sangat enak, seperti masakan," ungkapnya.
berjapa
yoga
pancadatu
dupa pasupati
dan orgonite

Panjang ilang


Dagang Banten Bali



Wadah dari kebat dibentuk seperti tabung bawahnya mangkok kisa dr pahpah nyuh
dihias seperti cenigaan, digelantungi tipat sirikan, peselan batang/muncuk  ambengan seperti yg untuk meketis tirtha diseletkan antar kisa n kebat, muncuk carang don tiing,tipat nasi 2 kelan, belayag 2 kelan, tipat sirikan, sesabet dr bulu ayam n kamen, sesabet bungkusan nasi di don tiing,


Jual Banten Caru


Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0882 - 9209 - 6763
0896-0952-7771

Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini

Kamis, 13 Agustus 2015

Astungkara

Dagang Banten Bali


Astungkara berasal dari kata Astu dan Kara, yang mendapat sisipan "ng". Astu berarti semoga terjadi dan Kara berarti penyebab, dan kata penyebab dalam hal ini merujuk kepada Tuhan. Jadi Astungkara berarti semoga terjadi atas kehendak-Nya. Jika dipadankan dalam bahasa saudara kita umat muslim mungkin serupa dengan ucapan "insya allah"
Swaha adalah nama dari permaisuri dewa Agni. Swaha bagaikan sebuah yel - yel rohani dan juga berarti semoga diberkati. Swaha adalah ucapan yang umumnya diucapkan di akhir sebuah mantra. Seperti kata "Om" yang diucapkan di awal mantra, "Swaha" diucapkan di akhir mantra.
Tathastu berasal dari kata Tat dan Astu, Tat berarti itu, kata "itu" merujuk pada doa atau permohonan yang diucapkan, sedangkan Astu berarti semoga terjadi. Jadi Tathastu berarti terjadilah seperti itu, jika dipadankan dengan ucapan dari saudara kita umat muslim atau kristen, mungkin serupa dengan kata "Amin"
Saat kapan sebaiknya menggunakan kata Astungkara, Svaha dan Tathastu
Astungkara diucapkan saat kita sedang menyampaikan mengucapkan harapan, keinginan dan doa pribadi kita.
“Astungkara perjalanan saya nanti berjalan lancar dan selamat”
Svaha diucapkan di akhir pengucapan sebuah mantra suci, setiap menghaturkan persembahan atau setiap menuangkan persembahan ke dalam api suci
“Om Namah Sivaya, Svaha !”.
Tathastu diucapkan untuk meng-amini atau untuk ikut mendoakan apa yang menjadi harapan dan doa orang lain.
Wayan : “Astungkara, tahun depan saya bisa lulus S2”.
Made : “ Tathastu”.
Terjemahan menggunakan Sanskrit Dictionary App, kirang langkung genggrena sinampura, Om Shantih.

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI


BRAHMAN

 
Dagang Banten Bali

 
TUHAN BRAHMAN, WEDA DAN SEMESTA.
Sebelum membuat sesuatu apapun itu, maka yg dilakukan pertama adalah menuliskan atau menggambarkan ide dalam bentuk konsep, desain, gambaran wujud, bentuk dll menjadi sebuah kreasi bentuk ciptaan/ benda buatan yg hendak di buat atau diciptakan, yg kedua ialah membuat uraian formulasi jenis bahan bahan apa yg dipergunakan untuk membuat ciptaan itu. Ketiga, bagaimana wujud ciptaan itu nantinya bisa bekerja sesuai sistem kerja secara mandiri, ke empat, sampai berapa lama sistem itu mampu bekerja dari dimulai digerakkan sampai akhir gerakan nya. Kelima kendala apa saja yg kemungkinan membuat sistem kerja mengalami hambatan atau gangguan. keenam formula apa saja yg di harus dipakai sebagai antisipasi ganguan tsb.
Tuhan brahman menciptakan semesta melalui proses 6 cara (sad krma yoga) sebagaimana uraian diatas yang tulisan desain gambaran semesta dituangkan dalam rangkaian pustaka yang disebut WEDA. WEDA adalah gambaran desain IDE tuhan dengan 6 konsep dalam proses penciptaan SEMESTA.
Semesta dalam weda di tulis sebagai BRAHMANDA BRAHMANDA yg artinya kumpulan telor brahman, pengertian telor itu dimaksudkan bentuk itu bulat bulat. Sesuai dengan fakta, planet planet semesta kumpulan brahmanda dalam wujud bulat.
Unsur dan bahan dari semesta tertulis di WEDA terdiri dari unsur panca maha butha /unsur buhuwana agung
bagian dari Panca Maha Bhuta adalah sebagai berikut:
1. Pertiwi adalah pembentuk zat padat
2. Apah adalah pembentuk zat cair
3. Bayu adalah pembentuk zat gas
4. Akasa membentuk zat ether
5. Teja adalah pembentuk zat panas atau energi
Dari panca mahabhuta membentuk kemudian Panca Tan Mantra yang terdiri dari:
1. Ganda Tan Mantra yaitu sari suara
2. Rupa Tan Mantra yaitu sari warna
3. Sparsa Tan Mantra yaitu sari rabaan
4. Rasa Tan Mantra yaitu sari rasa
5. Sabda tan mantra yaitu sari suara
Dan trisarira (suksme, stula sarira dan antakarana sarira) dalam bentuk bhuwana alit
3 kunci adanya SEMESTA yaitu: TUHAN BRAHMAN, WEDA, dan SEMESTA ciptaan.
WEDA disebut pustaka SANATANA /tanpa awal dan akhir. Karena merupakan gambaran desain semesta dan rangkain sistem sebelum semesta diciptakan, sehingga setelah ciptaan itu terjadi WEDA membaur dan MENSEMESTA didalam ciptaan TUHAN itu....WEDA bukan Cuma membumi, tetapi MENSEMESTA....maka jangan heran jika ajaran weda sangat universal dan lengkap karena memang gambaran semesta dan mensemesta.
Setelah SEMESTA tercpta dan bekerja sendiri lewat SISTEM KERJA rancangan Tuhan yg tertuang dalam weda dan BERAPA LAMA SISTEM ITU BEKERJA adalah melalui evolusi panjang mengikuti hukum YUGA yg terbagi mnjadi 4 yg disebut CATUR YUGA. Yaitu Kerta yuga/jaman emas yg berlangsung milyaran tahn yg lalu. Treta yuga/jaman perak, dwaparayuga/jaman perunggu dan terakhir dijaman ini disebut Kaliyuga/jaman besi...
..
Semesta dan penghuni ciptaan Tuhan Brahman itu komposisinya akan tetap selalu sama dari penciptaan awal sampai nantinya dalam peleburan kembali. Tidak pernah bertambah juga tidak berkurang.(secara kasat mata yg tampak hanya berubah bentuk). Sebagaimana uraian dalam Bhagawad GITA “ yang ada akan selalu ada dan yg tidak ada akan tetap tidak ada, hanya mereka yg tidak paham melihat seperti ada baru,karena semua itu adalh fana/ilusi”.
TUHAN brahman berada diluar Ciptaannya, Tuhan Brahman tidak IKUT CAMPUR dalam sistem kerja karena sistem kerja sudah dituangkan dalam 6 komponen kerja diatas yg tertuang dalam WEDA dan tunduk dalam aturan desain WEDA.
Semesta dan penghuninya bekerja mengikuti alur kerja weda sebagai Desain dan SISTEM kerja SEMESTA. Meskipun Tuhan Brahman berada dilluar ciptaannya dan tidak larut dalam sistem kerja itu, tetapi energy tuhan yg terserap dan meresapi ciptaan itu membuat ciptaan itu bekerja sesuai sistem yg sudah DIPATENKAN TUHAN. sehingga sistem semesta dan semua penghuni bekerja sendiri ibarat CAKRA SUDARSANA. Energy TUHAN yg terserap dan meresapi ciptaannya itu disebut dengan ATMAN....
sementara aturan baku yg berlaku untuk semesta adalah HUKUM KARMA/ sebagai hukum semesta, dengan Proses SIKLUS semesta disebut PUNARBHAWA/SAMSARA..... dan alam Tuhan yg terpisah dengan ciptaannya disebut alam bersemayam nya Tuhan Brahman yaitu disebut alam MOKSHA atau ALAM BRAHMAN..
Semesta dan isi dari semesta karena gabungan dari unsur materi ciptaan tuhan dan Energy Tuhan tunduk pada hukum DUALITAS. Sedangkan Tuhan yang Esa yg mendiami alam Brahman/alam MOKSA Terbebas dari hukum DUALITAS. Sebagaimana uraian Bhagawad gita “Semua dunia/alam dibawah brahman mengalami kelahiran kembali/terkena hukum dualitas, tetapi mereka yg sudah mencapai AKU terbebas dari hukum itu dan bersatu dengan KU”
Kendala dan hambatan kerja sistem semsta diantisipasi sebagai mana tertulis dalam purana di 4 jaman/catur yuga dan kendala di jaman terakhir menjelang kaliyuga dengan ditekankan kembali dalam sari sari ajaran weda ke 5 yaitu BHAGAWAD GITA, tidak ada pembaharuan dalam ajaran weda, hanya penekanan kembali ketika weda salah ditafsirkan dan melenceng... Lewat Krisna sebagai pancaran sinar Tuhan menekannkan jalur weda yg sesungguhnya.
Pada jaman kali yuga banyak muncul kisah wahyu Tuhan yg secara politisasi dirangkum menjadi ajaran agama. Dan agama adalah ajaran politisasi kesepakatan yg mengambil sebagian unsur WEDA. Tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pada jamannya oleh orang orang yg memiliki kelebihan pada jamannya.
Wahyu adalah konfirasi antara manusia dengan mahluk penghuni planet semesta yg tidak ada hubungannya dengan TUHAN. Karena setelah semesta tercipta dan bekerja sendiri tuhan sudah tidak ikut campur, hanya menyerahkan sistem itu pada ajaran WEDA sebagai pustaka semesta.
Maka ajaran wahyu cendrung seperti PEDANG BERMATA DUA dan bertolak belakang dengan Sifat KETUHANAN. Karena bersift DUALITAS.
Ajaran wahyu tidak pernah akan sampai kepada Tuhan yg sesungguhnya, karena hanya sampai pada tingkatan mahluk semesta ciptaan Tuhan seperti DEWA/tempat planet Sorga atau mahluk lain seperti iblis, picasa dll yg mengkonfirasi penerima itu.
sehinggapenerima wahyu itu sebagai panutan dan digiring pada mahluk planet yg di ajak berkonfirasi
WEDA bukan WAHYU tapi PUSTAKA SUCI rangkaian ajaran dan denah atau petunjuk jalan pasti sebagi desain lukisan TUHAN dan IDE tuhan yg tertuang sebagai gambaran arsitektur nya semesta beserta ajaran dan konsep 6 karma yoganya TUHAN sebelum semesta diciptakan hingga nanti sampai sistem berhenti sesuai YUGA nya.
Dalam Bhagawad gita...TUHAN hanya bisa di capai lewat 4 jalan/marga yang disebut catur marga yaitu Bakti marga, karma marga, jnana marga, dan raja marga melalui ajaran brata tanpa keterikatan. Karena Tuhan dan alam Tuhan adalah alam tanpa KETERIKATAN maka hanya bisa di capai dengan ajaran 4 marga yg tanpa keterikatan juga. Kekosongan hanya bisa dicapai dengan kekosongan. Alam kebebasan hanya bisa dicapai oleh ajaran kebebasan tanpa keterikatan. Yaitu ajaran..MOKSHA. RAHAYU.

Pejati

Dagang Banten Bali



Pejati
Pejati suci 
pejati sudi jauman 
pejati dasaran 
pejati sulinggih/peras sulinggih 
pejati mesalaran 
pejati penuuran 




Pejati
Pejati suci 
pejati sudi jauman 
pejati dasaran 

pejati sulinggih/peras sulinggih 
sok gede, aled ....
jauman
santun
serodan

pejati mesalaran 


pejati penuuran



5 pejati
santun gede (besek meserobong, matah2 santun, buah, 4 kelapa+ sekantong beras, 4 telor bebek)
sok isi 2 aled
aled ke 1 isi tbtjm ceper isi 2 nasi sodan n 2 nasin peras
aled ke 2 isi tbtj ceper isi base tampelan, celemik isi kacang saur, tipat nasi akelan
seodan (jajan saji 13 macam, 2 celemik isi apel dan gula n sangit yi tepung yg digoreng)
daun  (kawas yi aled dijahit 4 celemik n 1 kojong 2 celemik atas diisi jajan kukus merah putih 2 celemik
          bawah diisi lawar tengah nasi sodan n sate ditumpukin 2 segehan)