Minggu, 19 Mei 2024

WARIGA gemet lebih banyak ketepatannya

  


Semut sedulur n kala gotongan
Dalam kepercayaan tentang semut sedulur dan kala gotongan terungkap bahwa hari-hari dimana perhitungan gabungan antara Sapta Wara dan Panca Wara menghasilkan bilangan angka "13" dan terjadi berturut-turut selama 3 hari maka itu dianggap sebagai hari tidak baik (pantangan) untuk melakukan upacara Pitra Yajna (ngaben/Atiwa- tiwa) sebab sesuai artinya akan membawa akibat pada kematian yg berturut-turut di lingkup krama/ braya setempat.
Bagaikan semut yg selalu berjalan beriringan begitu pula masyarakat memahami makna "Semut Sedulur" sebagai isyarat akan adanya iringan mayat bersusulan. Oleh sebab itu ketika perhitungan hari jatuh pada semut sedulur seperti: Sukra-Pon (6+7=13), Saniscara-Wage (9+4=13), dan Redite-Kliwon (5+8=13) maka akan dihindari untuk melaksanakan upacara Pitra Yajna (ngaben/Atiwa-tiwa).
Kala Gotongan jumlah urip gabungannya adalah "14" dan terjadi berturut-turut selama 3 hari seperti: Sukra Kliwon (6+8=14), Saniscara umanis (9+5=14) dan Redite Pahing (5+9=14). Kalau hasil perhitungan jumlah jumlah urip Sapta Wara dan Panca Wara hanya sekali terjadi bilangan "13" atau "14" tentu tidak dapat disebut "Semut Sedulur" atau "Kala Gotongan".
Ingkel wong
Ingkel = lung/pegat
Wong= manusa/manusia. Jadi ingkel wong tidak baik untuk pedewasan yg melibatkan manusia. Mesakapan potong gigi upacara manusa yadnya.

Penuntun wariga dewasa,dan wariga siwamandala, dalam kalender ada yg disebut ingkel = pantangan untuk melakukan suatu pekerjaan/yadnya
1.ingkel wong,wong =manusia.tidak baik melakukan upacara manusa yadnya
Ingkel sato = patangan untuk mulai memelihara ternak,ingkel mina = tidak baik mulai memelihara ikan,tambak,telaga dan sejenisnya.Ingkel manuk = tidak baik untuk mulai memelihara bangsa unggas,: bebek,angsa,ayam,dan burung.Ikel taru = tidak baik menanam pohon"an,mencari kayu untuk bangunan rumah.Ingkel buku = tidak baik menanam/ menebang tanaman yg berbuku misalnya tebu,bambu dan sejenisnya.
Ingkel itu berlangsung selama 7 hari mulai hari minggu - hari sabtu,jadi pantangan berlangsung selama 1minggu sesuai ingkel saat itu.
Pantangan yg tergolong dlm upacara manusa yadnya ada 13 macam :
1.upacara megedong- gedongan
2.upacara bayi baru lahir,
3.upacara kepus puser
4.upacara bayi 12 hari,
5 upaca bayi42 hari,
6.upcara bayi 3 bulan,
7,upacara bayi 6 bulan ( otonan ),
8.upcara tumbuh gigi,
9.upacara tanggal gigi,
10. Upacara mewinten saraswati,
11.upacara enek kelih ( ngrajaswala )
12.Upacara potong gigi,
13.dan upacara pernikahan.

persembahan Telor, Taluh, anda, antiga, ndog

 


telur digunakan hampir disemua sarana bebantenan di Bali, mulai dari yang paling sederhana hingg rumit.
Telur yang digunakan diolah dengan dua cara; matah (mentah), lebeng (dimasak).
Taluh lebeng (telur masak) diolah dengan beberapa teknik lalab (rebus), Ginoreng (goreng), Guling (ditusuk lalu dibakar), medadah (dipecahkan digoreng tanpa minyak).
telur yang digunakan pun beragam, dari telur siap (ayam), itik (bebek), angsa.
Pada ritual misalnya pada banten sanggar tawang, sebagai uluning yandya, telur bebek wajib menyertai banten "suci tiba rwa".
lalu kenapa telur itu penting?
dikisahkan pada teks Widi Sastra Bhatara Nawa dunggulan, ketika "jadma" (manusia) sedang sibuk mempersiapkan banten persembahan kepada para Dewata, untuk memastikan banten persembahan sesuai dengan aturan widisastra, maka Bhatara Siwa turun merubah wujud menjadi Bhagawan Dunggulan. singkat cerita diperiksalah semua banten tersebut lalu disimpulkan banten yang dibuat kurang sempurna. untuk menyempurnakan banten tersebut, bhagwan Dunggulan kemudian beryoga, dari yoga yang telah tasak (matang) dari tangan kanan beliau munculah teja maya (cahaya gaib), yang pelan pelan berubah menggumpal lalu menjadi "teja manik". teja manik inilah yang oleh bhagawan disebut "Pinaka Uriping banten" roh dari persembahan.

atas petunjuk bhagawan Dunggulan teja manik ini diwujudkan berupa "manik urip" yang tiada lain adalah telur. diberikan wejangan jika manusia hendak mempersembahkan banten agar memiliki urip (roh) maka wajib menggunakan telor.
TELOR lalu DAGING (lanjutan)
======================
setelah menjelaskan hakekat penyempurna persembahan banten melalaui "manik urip" yang kemudian dirupakan sebagai antiga (telor), pawarah (wejangan) bhagawan Dunggulan pun berlanjut. dari telur ini sarana banten berupa daging bekembang.
pada tutur inilah salah satu rujukan muasal penggunaan daging dari berbagai binatang sebagai bagian penting banten. dari esensi manik urip ini tercipta "antiganing sawung" telur ayam. selain disekalakan menjadi daging sawung (ayam) pada berbagai ulam banten, maka dari telur ayam ini ditumbuhkan makin komplek mejadi segala macam daging berkaki empat.
melalui tutur ini harap jangan salah tafsir bahwa babi berasal dari telur ayam, itu terlalu dangkal. sastra ini bicara tentang esensi urip pada telor ayam yang disejajarkan dengan binatang berkaki empat yang lazim dijadikan ulam banten.
bisa jadi antiganing sawung (telur ayam) mewakili sifat rajasik (liar) dan tamasik (lembam) pada beragam jenis "patikawnang" (segala jenis binatang yang diperbolehkan untuk makanan dan persembahan) yang berciri "catur pada" berkaki empat, babi, kambing misalkan.
pada kisah ini pun dilanjutkan manik urip, bermanifestasi menjadi telur bebek, yang nanti nya berkembang menjadi jenis ulam banten yang berbeda.
jika ditarik mengkerucut naik maka teks ini bisa jadi pelokalan ajaran tantra terutama mamsa (persembahan daging). baik ajaran tantra ataupun teks widi sastra Bhatara Nawa Dunggulan "pasu-bali "(persembahan berupa daging) adalah atas kontrol pengawasan Bhatara Siwa.
===================

 

TALUH BUKASEM sari pati Durga Dewi

 


 

Bhagawan Dunggulan mewejangkan hakekat "manik urip' kemudian diwujudkan menjadi telor pada beragam persembahan banten. bahkan dari telor inilah beragam ulam banten (daging persembahan) berasal.
selanjutnya Bhagawan Dunggulan melanjutkan yoga, memusatkan bhatin, "muah ana teja maya ri lep ning hasta kiwa" lalu munculah cahaya maya dari telapak tangan kiri beliau. cahaya ini kemudian berangsur berwarna kehitaman. singkat cerita cahaya kehitaman ini kemudian menjadi "Taluh Bukasem", telur bekasem. telur ini mengandung kekuatan Durga, "sira pinaka durga dewi" ini (telor bukasem) sebagai perwujudan Durga Dewi.
taluh bukasem adalah salah satu cara pengolahan telur yang bertujuan untuk mengawetkan melalui proses perebusan dengan berbagai macam bumbu, termasuk arang sehingga terjadi proses fermentasi.
oleh peneliti dari Balai Arkeologi Medan, Churmatin Nasoichah dalam “Pengawetan Makanan: Upaya Manusia dalam Mempertahankan Kualitas Makanan (Berdasarkan Data Prasasti Masa Jawa Kuno)” yang terbit di Jejak Pangan dalam Arkeologi, menyebut Prasasti Sangguran (928),Prasasti Jeru-Jeru (930) mencatat proses pengolahan telur dengan cara tertentu agar lebih awet dengan cita rasa khas.
di Bali taluh bukasem tampaknya bukan hanya tentang ragam upaya pengawetan telur untuk kepentingan pangan saja, tetapi memiliki nilai magis religius.
bahkan Widisastra Bhatara Nawa Dunggulan menyebut melalui wejangan bhatara Siwa bahwa taluh Bukasem merupakan perwujudan Durga Dewi.
taluh bukasem memang tak banyak dijadikan serana tetandingan banten terutama yang "kehatur ka luhur" (persembahan kepada para dewa). ada beberapa banten khusus yang mewajibkan penggunaan taluh bukasem misalnya banten yang digunakan untuk laban sang catur sanak pada ritual memohon kawisesan (kekuatan gaib).

pada tetandingan banten tebasan ada beberapa tebasan yang wajib menggunakan taluh bukasem, misalnya tebasan Jayasatru. banten tebasan Jayasatru digunakan saat otonan untuk memohon jaya (kemenangan) satru (musuh), atau saat perayaan tumpek landep.
taluh bukasem muncul melalui yoga Bhagawan Nawa Dunggulan mengandung kekuatan Durga Dewi. kerap dilibatkan pada banten yang bertuah mendatangkan kekuatan magis, ataupun memohon kemenangan. tentu ini bukan sesuatu yang baru, Siwa (bhagawan Dunggulan) kemudian Durga Dewi (taluh bukasem) lalu magis dan kemenangan (banten catur sanak, tebasan jayasatru) ini sangat bisa disimpulkan sebagai alur Durga Puja (pemujaan durga). Ibu Hariani Santiko pada tulisan Bhatari Durga menyebut pemujaan Durga selalu berhubungan dengan daya magis, dan permohonan kemenangan.
konon taluh bukasem juga bisa digunakan sebagai pengganti babi guling untuk banten yang harus menggunakan babi guling tetapi tak mampu menghaturkan. petikan mantra ngayaban banten Guling pun ada yang menyebut nama Durga.
============

Sabtu, 18 Mei 2024

BUKU BANTEN TETANDINGAN LAN SOROHAN BANTEN

 



Om Swastyastu
Buku ini berisi tentang pengertian dan makna yadnya, tataning banten piodalan ayaban, amendem ari arining sang rare, awulan pitung dina, otonan menek kelih, bacakan tetandingan bebanten. Semoga membantu
Om shanti, shanti, shanti om
Tebal : 120 Halaman
Karya : Empu Jaya Wijayananda


BUKU KANDA PAT PEMURTIAN

 



Om Swastyastu
Buku ini berisi tentang meditasi Kluwung Geni, Kluwung Toya, dan kluwung angin
Buku ini cocok untuk kamu yang mencari ketenangan. Melalui meditasi sesuai dengan ajaran kanda pat pemurtian
Semoga membantu
Om shanti, shanti, shanti om
Harga : 39 rb
Order wa 081779908675
Atau klik link dibawah


 

Sabtu, 11 Mei 2024

BUKU ROGA SANGHARA BHUMI

 


Om Swastyastu
Buku ini berisi tentang bagaimana jika dunia ini mengalami malapetaka dan cara mengatasinya
Mulai dari perputaran jaman, kali yuga dan malapetaka, penjelasan isi lontar roga sanghara bhumi seperti tanda-tanda kehancuran bumi, tanda-tanda buruk, dan masih banyak lagi
Semoga membantu
Om shanti, shanti, shanti om

Japa mala/genetri

 


Puji syukur & terimakasih
Produksi berbagai macam motif aksesoris dari bahan kayu Nusantara
Ready... Japa mala/genetri kombinasi 18 macam kayu size 8mm jumlah 108 :
* Kayu kalimasada
* Kayu setigi
* Kayu dewandaru
* Kayu gaharu
* Kayu Ireng
* Kayu galih asem
* Kayu kebak
* Kayu pradah
* Kayu galih Sulastri
* Kayu galih Johar
* Kayu galih manesuli
* Kayu kelor serat mas
* Kayu liwung
* Kayu mesui
* Kayu raja
* Kayu galih nagasari
* Kayu galih pa'ang
* Kayu kaswa
Semua kembali kepada kepercayaan & keyakinan terhadap Alam...
Dumogi manut ring pikayun...
Info pemesanan :
wa : 0877-5686-6977