(Tiga upaya pemimpin memohon bantuan niskala)
Teks Raja-bhosana menyebut ada 3 upaya raja (pemimpin) yang patutnya dilakukan untuk memohon kesiddhian (keberhasilan memimpin).
Raja-bhosana berbeda dengan teks kepemimpinan Hindu misalnya Nitisastra, Rajapati Gondala karena lebih memuat upaya magis, kemampuan bhatin yang harus dimiliki "sang anggawa rat"
Untuk mendapat kesiddhian ada tiga prosesi asraya (permohonan bantuan) yang patut dilakukan meliputi:
1. Dewa-sraya (memohon pertolongan para Dewa) 2. Dharma-sraya (momohon bantuan kerabat)
3. Bhuta-sraya (memohon bantuan entitas halus)
Lalu tentang kewajiban sang Nata(pemimpin) setelah "pangasraya tiga" melakukan tiga upaya permohonan maka ada hal penting yang harus dilakukan yaitu: "mngrengo sabdaning bahya-dyamika" mendengar suara "halus" bhatin dan suara nyata.
Bisa jadi sabda-bahya (suara nyata) ini adalah juga tentang keluh kesah masyarakat terhadap kehidupan, kebijakan pemimpin.
Jika sang prabu tidak mampu mendangar "suara" halus(batin) dan nyata maka disebut ada kutuk: telinga sang raja dirasuki bhuta Karnasula (sakit telinga).
BACA JUGA :