Kamis, 14 April 2022

TIGA -SRAYA

 



(Tiga upaya pemimpin memohon bantuan niskala)
Teks Raja-bhosana menyebut ada 3 upaya raja (pemimpin) yang patutnya dilakukan untuk memohon kesiddhian (keberhasilan memimpin).
Raja-bhosana berbeda dengan teks kepemimpinan Hindu misalnya Nitisastra, Rajapati Gondala karena lebih memuat upaya magis, kemampuan bhatin yang harus dimiliki "sang anggawa rat"
Untuk mendapat kesiddhian ada tiga prosesi asraya (permohonan bantuan) yang patut dilakukan meliputi:
1. Dewa-sraya (memohon pertolongan para Dewa) 2. Dharma-sraya (momohon bantuan kerabat)
3. Bhuta-sraya (memohon bantuan entitas halus)
Lalu tentang kewajiban sang Nata(pemimpin) setelah "pangasraya tiga" melakukan tiga upaya permohonan maka ada hal penting yang harus dilakukan yaitu: "mngrengo sabdaning bahya-dyamika" mendengar suara "halus" bhatin dan suara nyata.
Bisa jadi sabda-bahya (suara nyata) ini adalah juga tentang keluh kesah masyarakat terhadap kehidupan, kebijakan pemimpin.
Jika sang prabu tidak mampu mendangar "suara" halus(batin) dan nyata maka disebut ada kutuk: telinga sang raja dirasuki bhuta Karnasula (sakit telinga).






MANDALA (pernikahan online)

 



Mandala adalah bagian penting dari 15 ciri ajaran tantrisme. Bukan hanya bermakna bentuk pola lingkaran tetapi mandala juga bermakna "tata ruang", penempatan sarana pemujaan (arca, banten dsb).
Lalu diBali mandala ini direcah menjadi 3, ulu (kepala), peraga (badan), suku (kaki), menyerupai tubuh manusia.
Tentu jika dianalogkan tubuh maka bagian bagian tubuh tak boleh dipisahkan, agar hidup.
Pada ritus yadnya pernikahan tampak tidak jauh berbeda. Banten surya adalah kepala, lalu banten ayaban adalah badan.
Lalu pasangan pengantin patutnya berada di ketiga wilayah ini, diarahkan oleh sulinggih, berada pada ruang dan waktu yang sama.
Teks tattwa aksara menyiratkan mandala (Yadnya) ini sebagai pertemuan ongkara ngadeg-ongkara sungsang dengan ongkara madumuka. Empat penjuru akasra suci ongkara ujung nada menjadi satu.


YADNYA BESAR perlukah dimasa pandemi?

 


Dharmasastra VII. Sepatutnya menjadi rujukan dalam penerapan yadnya, Diantaranya iksa dan Sakti.
Iksa bermakna pandangan, tujuan awal. Ini menjadi penting sebagai landasan awal yadnya. Dari sini bentuk, tingkatan, jenis yadnya dimulai.
Lalu Sakti, bukan bermakna kawisesan kadigjayaan saja, pada bagian ini sakti bermakna kekuatan, modal, sumberdaya.
Jadi sah saja jika berniat membuat yadnya besar, asal ke lima prinsip yadnya uraian manawa Dharmasastra terpenuhi.
Tak kalah penting dari kelima dasar yadnya, setelah Iksa dan Sakti (niat dan modal) maka ada istilah DESA dan KALA, yaitu tempat dan waktu.
Yadnya besar dilingkungan yang masih terpuruk, pada waktu yang belum tepat, patut dipertimbangkan saat membangun yadnya.


Tipat sidapurna

 



Digunakan pada sesayut sidapurna
Sesayut sidapurna:
Kulit sayut
1 tumpeng meplekir
2 nasi sodan
2 tipat sidapurna
2 tulung sangkur
Raka
Kojong rasmen
Peras tulung sayut
Payasan
Pesucian
Sampyan nagasari
Penyeneng




Tipat pendawa

 



Tipat ini biasax utk prasita,
Prasita luwih
Atau untuk tipat sambutan
Tipat sambutan terdiri dari 5 jenis tipat
Misalnya: tipat nasi, t taluh, t sari, t bagia, t pendawa.
Tetandingan sambutan
Taledan, beras dibentuk tubuh manusia, raka, 4 tumpeng, 2 cau mecongger isi nasi, 2 njek kebo isi pesel gantusan tingkih pangi, bebuat, sampyan sri gunting, taluh siap matah, nyuh, sampyan metangga







Pisang jati

 



Sangku mekamen meudeng, serobong bagian bungax di udeng belakangx rambut (daun lontar dibentuk seperti gigi diiketin 10 benang item ujungx diiket pis bolong),
beras sejumput 5 pis bolong
Matah2 (tamas, beras, base tampel, pangi, tingkih, pesel gantusan, sampyan sodan, payasan),
4 celemik berisi beras merah n benang merah, beras n benang kuning, ketan n benang putih, injin n benang item
Peras tulung sayut, peras sodan n tipat nasi akelan, daksina, panak/bibit pisang







Prayascita

 



Tempeh, kulit sayut, kulit peras5, 5 don tabya bun, nasi sayut, 5 kupak telor dadar, kojong rasmen, raka, peras tulung sayut, payasan, takur tepung tawar n sekarura, payuk pere padma, sesarik, penyeneng, s nagasari, canang