Rabu, 26 Agustus 2020

Memilih Tempat Melukat Yang Benar

Melukat berasal dari kata sulukat yakni su yang berarti baik dan lukat yang artinya pensucian. Upacara Melukat dipimpin oleh seorang pemangku. Banten yang digunakan seperti prascita dan bayuan yang disiapkan dengan diberikan mantra-mantra. Orang yang akan diupacarai akan dimantrai terlebih dahulu oleh pemangku. Setelah proses pemantraan selesai, orang yang akan diupacarai disiram dengan air kelapa gading. Setelah mandi air kelapa gading, ritual dilanjutkan dengan pemandian di danau, sungai, laut atau tempat pemandian yang diyakini membawa berkah. Upacara (melukat) ini sangat baik dilakukan pada saat bulan purnama, tilem, Kajeng Kliwon.

Photo: Koleksi pribadi. Tirtha Empul Gianyar.
Melukat adalah upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam diri manusia. Upacara ini dilakukan secara turun-temurun oleh umat Hindu hingga saat ini. Pensucian secara rohani artinya menghilangkan pengaruh kotor/klesa dalam diri. Melukat menjadi salah satu ciri khas spiritualisme Hindu. Sebab melukat telah ada sejak jaman Veda, dimana dalam Veda sendiri tentang melukat ada dibahas dalam belasan sloka. Tapi dalam agama lain juga ada, seperti misalnya dalam tata cara Buddha di Tibet dan Kamboja. Melukat adalah menerima pembersihan dan penyembuhan langsung dari Ibu pertiwi dan Bapak alam semesta. Medianya adalah air, karena air di alam berfungsi sebagai media penghantar dan sekaligus  sumber vibrasi energi suci alam semesta yang sangat baik. Energi-energi negatif yang menghambat di dalam diri kita dicerai-beraikan, untuk kemudian diselaraskan dengan energi alam semesta yang suci. Fenomena ketidakseimbangan aliran energi ini sendiri bisa dideteksi sejak awal mula sekali, melalui kondisi kesehatan kita dan bagaimana riak-riak emosi dan perasaan kita sendiri.
Dalam Veda disebutkan bahwa tubuh dan pikiran kita ini sebuah sistem [bhuana alit] yang merupakan bagian dari maha-sistem [alam semesta/bhuana agung]. Semuanya saling mempengaruhi satu sama lain, melalui vibrasi-vibrasi yang tidak bisa kita lihat dengan mata, yang disebut vibrasi kosmik. Energi suci yang ada di alam semesta dapat mentransformasi kecenderungan negatif di dalam lapisan tubuh kita menjadi positif.

Dagang Banten Bali

Lokasi melukat sangatlah penting untuk kita perhatikan, baik secara niskala maupun sekala. Melukat harus dilaksanakan pada tiga lokasi titik air di alam yang terbaik, yaitu : sumber mata air dimana dijadikan tempat suci [misalnya : beji, pathirtan, dll], sungai suci atau pada campuhan [titik pertemuan dua buah sungai atau lebih] tertentu atau bisa juga di pantai [laut].
Upahvare girinam samghate ca
Nadinam, dhiya vipro ajayata | [Rig Veda VIII.6.28]
Artinya: Di tempat-tempat yang hening, di gunung-gunung [daerah pegunungan] pada pertemuan dua buah sungai [campuhan], disanalah para maharsi mendapatkan pemikiran yang jernih [suci].
Tam u sucim sucayo didivansam
Apam napatam parithasthur apah | [Rig Veda II.35.3].
Artinya: Air suci murni yang mengalir, baik dari mata air maupun dari laut, mempunyai kekuatan yang menyucikan.
Lokasi-lokasi seperti ini umumnya memiliki vibrasi positif yang sangat kuat. Kalau mata bathin kita sudah terbuka, kita akan bisa melihat bahwa di beji, pathirtan atau campuhan umumnya sangat disukai oleh mahluk-mahluk halus, karena mereka sendiri juga mendambakan energi positif dari tempat ini.
Ada dua hal yang sebaiknya kita perhatikan :
Secara niskala: sumber mata air, campuhan atau pantai tempat melukat, selayaknya dipilih yang memiliki vibrasi energi alam yang kuat. Akan tetapi tentunya hal ini tidak bisa dilihat oleh orang biasa secara kasat mata, hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang mata bathinnya sudah terbuka. Tapi seandainya kita orang biasa yang tidak tahu caranya, kita bisa mencoba berbagai tempat melukat terlebih dahulu. Lalu kita bisa memastikannya dengan merasakannya sendiri, lokasi mana yang paling bisa membuat bathin kita menjadi jernih dan sejuk.
Secara sekala: sumber mata air, campuhan atau pantai tempat melukat, harus memiliki air yang bersih atau jernih dan tidak tercemar. Karena hal ini juga ikut mempengaruhi kualitas air sebagai media perantara.
** artikel diolah dari : Berbagai sumber

Makna dan Mantram saat Melukat

Dagang Banten Bali


Melukat bertujuan untuk membersihkan kekacauan simpul-simpul energi-energi negatif dari dalam diri kita dengan bantuan alam semesta. Sehingga lapisan-lapisan badan kita dibersihkan menjadi lebih segar-seimbang dan tranformasi pikiran kita juga dibersihkan menjadi lebih baik dan terang, dari rasa takut menuju ketabahan, dari kemarahan menuju welas asih, dari kebencian menuju perdamaian, dari keinginan menuju pelepasan, dari kegelapan menuju penerangan. Dimana semuanya adalah satu manunggal tanpa batas. Melukat memberikan manfaat yang sangat positif lahir dan bathin jika kita melakukannya secara tekun dan rutin, misalnya: setiap purnama dan tilem dan harus dilakukan dengan cara yang benar.
Melukat bukan cara untuk menebus dosa, perlu diingat bahwa hukum karma hanya bisa berhenti ketika kita sudah mengalami moksha [pembebasan sempurna].
Apo adyanv acarisam rasena sam agasmahi
Payasvan agna a gahi sam prayaya sam ayusa | [Rig Veda I.23.23]
Artinya: Sekarang kami menerjunkan diri ke dalam air ini, kami meleburkan diri manunggal dengan kekuatan yang mewujudkan air ini. Semoga kekuatan suci yang tersembunyi dalam air ini, menyucikan dan memberikan kekuatan suci kepada kami.
Seperti halnya alam semesta [bhuana agung], badan kita [bhuana alit] juga terbagi menjadi Tri Loka [tiga bagian].
  1. Bhur Loka pada badan kita adalah bagian pusar ke bawah sampai ujung kaki.
  2. Bvah Loka pada badan kita adalah bagian leher ke bawah sampai pusar.
  3. Svah Loka pada badan kita adalah bagian leher ke atas sampai ujung kepala.
Pada masing-masing bagian tersebut terdapat kekacauan simpul-simpul energi negatif yang ketiganya saling berhubungan satu sama lain.
  • Pada Svah Loka titik pusat simpul energi negatif-nya terletak pada wilayah dahi, yang merupakan simpul energi dari kecenderungan pikiran atau persepsi pikiran kita.
  • Pada Bvah Loka titik pusat simpul energi negatif-nya terletak pada wilayah dada, yang merupakan simpul energi dari emosi dan perasaan kita, seperti misalnya : rasa sedih, rasa senang, rasa marah, rasa kecewa, dll.
  • Pada Bhur Loka titik pusat simpul energi negatif-nya terletak pada wilayah antara kemaluan dan dubur, yang merupakan simpul energi dari kecenderungan binatang kita, seperti misalnya : tidak ada sifat welas asih, tega, kejam, serakah, mementingkan diri sendiri, penuh nafsu keinginan, suka berkelahi, bertengkar, iri hati, dll.

CARA MENGHASILKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI


Sangat penting dalam proses pembersihan ini, seluruh bagian dari badan, termasuk bagian yang tersembunyi, semuanya harus berinteraksi langsung dengan air tanpa halangan. Itulah sebabnya dilakukan tanpa busana. Karena hanya dengan badan yang sepenuhnya terbuka, disana seluruh kekacauan simpul-simpul energi negatif yang ada pada ketiga loka pada lapisan-lapisan badan kita akan dibersihkan secara menyeluruh. Sehingga proses pembersihan ini efektif, dimana energi suci alam semesta terdistribusi dengan baik, dapat lebur menyatu dengan keseluruhan lapisan badan fisik dan lapisan badan halus kita.
Mantram saat melukat:
Om sarira parisudhamàm swàha
Artinya: Om Hyang Widhi, Semoga badan fisik dan badan pikiran hamba menjadi suci.
Kalau melukat di mata air, ucapkan mantram tersebut di setiap pancuran [masing-masing] sebelum kita membasahi rambut, membersihkan seluruh bagian badan dan sebelum meminum airnya tiga kali. Kalau melukat di campuhan atau laut, ucapkan mantram tersebut sama juga sebelum kita membersihkan diri, tapi tidak usah meminum airnya. Lebih baik lagi kalau proses melukat ini [terutama di mata air dan campuhan], kita lakukan juga sambil mandi dan keramas [dengan sabun dan shampoo].
Jalasena–abhi sincata
Jalasena-upa sincata | [Atharva Veda VI.57.2]
Artinya: Mandilah [mandi seperti biasa] dan basahi seluruh bagian tubuh [semua bagian tubuh terkena air langsung] yang dipengaruhi [penyakit dan energi negatif] di dalam air suci.

Agama Hindu Memuja Arca/Patung?

Jika ada yang bertanya apakah agama Hindu memuja arca atau patung? Katakan TIDAK ! Agama Hindu Memuja Tuhan Melalui Arca (Archanam Sarva Pujanam). Orang-orang yang kurang cerdas, sering menertawakan dan mencela umat Hindu yang memuja Tuhan melalui Arca dan menganggapnya sebagai tahayul bahkan tak jarang diberi label musryik dan menyembah berhala. Padahal kita juga sama-sama tahu bahwa tidak ada satu agama atau keyakinan apapun yang ada didunia ini yang tidak memuja Tuhan melalui simbol; seperti menggunakan arah/kiblat, suara, cahaya, arca, bangunan, gambar, bendera/panji-panji.

Image by: Koleksi Pribadi. Besakih 08 April 2018.
Umat Hindu yang melakukan pemujaan melalui berbagai simbol atau niyasa/pratika termasuk melalui Arca-memiliki keyakinan bahwa Tuhan Yang Maha Ada juga bersemayam dalam simbol dihadapannya. Bagi umat Hindu arca bukanlah sekedar objek/sarana tambahan, tetapi merupakan bagian dari mekanisme batin dalam bhakti dan keyakinan.
Tentu saja semua puja yang dilakukan dengan gagasan bahwa arca tersebut hanyalah kayu/logam yang tidak bernyawa; benar-benar konyol dan amat membuang waktu. Tetapi bila hal ini dilakukan dengan penuh keyakinan bahwa arca itu hidup penuh kesadaran dan kekuatan, bahwa Tuhan Yang Maha Segalanya, berada dimana-mana (vyapi vyapaka), meresapi segala yang ada (isvara sarva bhutanam) dan mengejawantah dalam tiap keberadaan baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak (visva virat svarupa), dan dengan keyakinan bahwa Tuhan merupakan kenyataan batin bagi semuanya berada didalamnya, maka pemujaan arca benar-benar bermanfaat dan membangunkan kesadaran Tuhan.

Dagang Banten Bali

Seorang “Wamana” selama bertahun-tahun tidak pergi ke tempat ibadat manapun dan ia menertawakan orang-orang yang menganggap arca sebagai simbol Ketuhanan. Ketika putrinya meninggal, pada suatu hari ia memegang fotonya sambil menangisi kehilangan tersebut. Tiba-tiba saja ia tersadarkan bahwa bila foto itu dapat menyebabkan kesedihan padanya dan membawa air mata kerinduan-maka arca itu juga dapat menimbulkan kegembiraan dan membawa air mata bhakti pada mereka yang mengerti keindahan dan kemuliaan Tuhan. Simbol-simbol itu adalah alat untuk mengingatkan bahwa Tuhan hadir dimana-mana dan dalam segala sesuatu.
Hindu yang Ajarannya sangat logis dan paling masuk akal, tentu memiliki banyak pijakan atau dasar Sastra, mengapa pemujaan Arca tersebut menjadi sahih. Penjelasan tentang archanam atau tatacara pemujaan arca sangat jelas disebutkan dalam Srimad Bhagavatam seperti yang dinyatakan Uddhava kepada Shri Krshna;
“etad vadanti munayo
muhur niḥśreyasaḿ nṛṇām
nārado bhagavān vyāsa
ācāryo ‘ńgirasaḥ sutaḥ.” | Śrīmad Bhāgavatam 11.27.2:
 Artinya: Semua orang bijak/Rsi -Rsi mulia berulang kali menyatakan bahwa penyembahan  semacam itu (archanam) membawa manfaat terbesar yang mungkin ada dalam kehidupan manusia. Inilah pendapat Nārada Muni, Vyāsadeva yang agung dan guru spiritual saya, Brhaspati (angirasah sutah).
“niḥsṛtaḿ te mukhāmbhojād
yad āha bhagavān ajaḥ
putrebhyo bhṛgu -mukhyebhyo
devyai bhagavān bhavaḥ
etad vai sarva – varṇānām
āśramāṇāḿ ca sammatam
śreyasām uttamaḿ manye
strī – śūdrāṇāḿ ca māna – da.” |Śrīmad Bhāgavatam 11.27.3-4:
Artinya: Wahai Tuhan yang paling murah hati, pernyataan tentang proses penyembahan dalam bentuk arca ini dipancarkan dari bibir teratai Anda. Kemudian disampaikan oleh Brahmā yang hebat kepada putra-putranya yang dipimpin oleh Bhṛgu , Śiva menyampaikannya kepada saktinya, Pārvatī . Tatacara pemujaan seperti ini (archanam) diterima oleh semua lapisan masyarakat/warna dan semua tingkat kehidupan/asrama (sarwa-varnam asramanam). Oleh karena itu, saya menganggap penyembahan kepada Anda dalam bentuk arca menjadi yang paling bermanfaat dari semua praktik spiritual, bahkan untuk wanita dan pelayan.
kemudian dipertegas lagi oleh pernyataan Krishna dalam sloka berikutnya:
“arcāyāḿ sthaṇḍile ‘gnau vā
sūrye vāpsu hṛdi dvijaḥ
dravyeṇa bhakti -yukto ‘rcet
sva – guruḿ mām amāyayā.” | Śrīmad Bhāgavatam 11.27.9
Artinya: Seseorang yang telah didwijati harus menyembah-Ku dengan sepenuh hati, mempersembahkan berbagai perlengkapan persembahan yang sesuai dalam pengabdian penuh kasih kepada bentuk KeilahianKu sebagai arca atau bentuk DiriKu yang muncul di atas tanah, di api, di bawah sinar matahari, di air atau di dalam hati pemuja itu sendiri.
Jadi dengan Simbol atau Pengarcaan umat Hindu bisa menjumpai Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga bermanfaat bagi Keluasan pemahaman kita. Dan menguatkan Sraddha-Bhakti kita dijalan Dharma. Manggalamastu.
** Oleh: I Wayan Sudarma (Jero Mangku Danu)

Jumat, 17 Juli 2020

Banten Dewa Dewi

Dagang Banten Bali


Bentuk umum dari banten ini adalah alasnya dapat menggunakan tempeh atau bokor yang berisi beras, uang 25 kepeng, benang putih dan base tampel. Kemudian di atasnya ditutupi dengan sebuah taledan dari janur dan kain putih (kasa). Selanjutnya yang diletakkan sedemikian, sehingga tangkainya menghadap ke atas. Pada setiap tangkainya dari kelakat itu ditentukan daun pisang (tampak dara), 8 lembar daun meduri, 8 lembar daun ancak, 8 lembar daun beringin, baik daun meduri, daun ancak, maupun daun beringin itu dijarit, sehingga masing-masing membentuk segitiga (segi delapan), di atasnya diletakkan sebuah kewangen berisi uang dua kepeng, lalu kedua kelakat tersebut dibungkus oleh satukel benang putih yang berisi uang 225 kepeng.

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI

Selanjutnya di atas benang putih tadi disusun 8 uang kepeng yang diletakkan sedemikian, sehingga setiap uang kepeng tersebut dibatasi dengan kalpika dari daun beringin (menghabiskan 8 buah kalpika) dan di atas kalpika itu yang berakhir disusuni 15 kepeng uang yang letaknya sedemikian, sehingga tiap 3 uang kepeng dibatasi dengan sebuah kalpika dari daun beringin itu seperti tadi dan terakhir (pada puncaknya diisi tipat lingga yang dibuat dari daun ambengan/alang-alang).
Di sekitar kelakat sudamala itu ditaruh perlengkapan seperti : kain putih 2 potong, kelapa gading muda 2 biji, sirih lembaran 4 lembar, sirih tubungan 7 lembar, dan masing-masing dialasi dengan sebuah tamas dari janur dan paling atas diisi 2 buah canang sari atau canang burat wangi.

Senin, 18 Mei 2020

PEWISIK


OM SWASTYASTU

Bagi para semeton dan saudara saudari akun sabdo palon ditahun 2020 ini kita semua bahkan dunia banyak sedang mengalami kesulitan..saya mendapat pewisik  atau petunjuk UNTUK MEMBERITAHUKAN KEPADA SEMUA SEMETON yang ada disini..bagi orang yang membutuhkan pertolongan dan bantuan serta kemujizatan
 IDA SANG HYANG WIDI WASA (TUHAN ) dalam keadaan susah baik SEKALA  maupun NISKALA  

BACALAH JAPA MANTRA DIBAWAH INI "SETIAP HARI" SEBANYAK 108 HARI TANPA PUTUS 3 waktu (pagi siang malam)

1.ASANA
sikap badan tegak yang baik dan sempurna  MANTRAM tidak diucapkan hanya doa didalam hati 

MANTRAM :
*Om prasadasetiti sarira siwa suci nirmala ya namah swaha 

#tangan diatas ubun2 sikap anjali atau sungkem penuh hikmat dan hormat

(Ya tuhan,dalam.wujud siwa suci tak ternoda hamba telah duduk dengan tenang)
Dibaca 1x dalam hati

2. PRANAYAMA :
Mengatur nafas dengan tenang baca MANTRAM dalam hati tidak diucapkan :

A.PURAKA = menghirup nafas
             OM ANG NAMAH

B.KUMBAKA = menahan nafas
            OM UNG NAMAH

C.RECAKA = mengeluarkan nafas
           OM MANG NAMAH
(abc...Dibaca 1x dalam hati )

3. KARASODDHANA
A.tangan kanan diatas tangan kiri
MANTRAM : 
om suddhamam swaha
(Ya tuhan sucikanlah hamba)

B. Tangan kiri diatas tangan kanan
MANTRAM :
om atisuddhamam swaha
(Ya tuhan sucikan pikiran hamba)

4. OM ATMA TAT WATMA SUDAMAM SWAHA 
(doa pembersihan lahir batin dan tempat) dibaca 1x

5. DOA TRISANDYA 

1. Om,om,om bhur buah swah tat sawitur warenyam bargodewasya dimahi diyo yo nah pracodayat

2. Om narayana ewedam sarwam
Yadbutam yasca baweyam
Niskalanko niranjano nirwikalpo nirak yatah sudho dewa eko
narayana NA dwityo asti kascit

3.om twam siwah twam maha dewa iswarah parames swarah
Brahma wisnu carudrasca,
Purusa pari kir titah

4.om papoham papakarmaham
Pa patma papah sambawa,trahinam pundarikaksa
Sabahya biantara suci

5.om kesama swa mam maha dewa ,sarwa prani hitan kara,
mam  moja sarwa pape biyah,
palaya swasada siwa

6.om kesantawiya kayika dosa 
Kesantawiya waciko mamah,
Kesantawiya manasa dosa tat pramadat kesama swamam.

( doa trisandya ini Dibaca 3x )
PARAMA SANTI :
D. Om santi santi santi om...
(doa penutupan)...dibaca 1x.


Dilanjut ⤵️

SIWA MANTRAM :

1.om teriambakam ya jamahe
Sugandim pusti wardanam urwa ruka miwa bandanan mityur muksi ya mam ritat 
(di baca 108x) 
*ditutup parama shanti

2. Om namah siwayah 
(dibaca 1008 x)_END
Doa Penutupan  parama shanti :

OM SHANTI SHANTI SHANTI OM
Oh hyang widi semoga damai damai damai oh hyang widi
(dibaca 1x sambil menghormat pangenjali/pangastungkara )_SELESAI

#setelah doa semua diatas silahkan anda meditasi 5 menit atau 10 menit 
(semampunya anda) JIKA ANDA BERNASIB BAIK ANDA AKAN MENDAPAT WAHYU atau PETUNJUK DARI BELIAU.
 **seperti kejadian yang pernah saya alami secara nyata !... 
saya bertemu langsung dengan beliau dalam jarak 1/2  meter dihadapan saya dengan tubuhnya yang bersinar dan berkilauan dan ini bukan mimpi***

#bagi bakta yang niat suci tulus dan ikhlas membaca dan mengamalkan doa mantra yang sudah saya tulis diatas...bagi yang punya cita2 atau keinginan khusus maupun kesusahan...
Dalam 108 hari akan ada keajaiban dalam hidup anda..

Mantra agama hindu adalah doa yang bukan direkayasa ataupun buka doa yang dibuat buat ataupun karangan manusia maupun puisi...karena MANTRA artinya JANJI atau SUMPAH BELIAU  YANG AKAN DIGENAPI DAN DITEPATI BELIAU...silahkan anda buktikan sendiri DAN SEMUA HASIL DOA JAPA MANTRA ANDA TERGANTUNG KARMA ANDA MASING2

#anda percaya silahkan lakukan pewisik ini..tidak percaya juga tidak saya paksa

#tulisan  MANTRA
saya permudah untuk bisa dibaca

OM SHANTI SHANTI SHANTI OM

ADA 11 FASE KEHIDUPAN MANUSIA DLM FALSAFAH JAWA SBB.:


🍀1. Maskumambang,
Simbol fase ruh/kandungan di mana kita masih "mengapung" atau "kumambang" di alam ruh dan kemudian di dalam kandungan yang gelap. 

🍀2. Mijil
Mijil artinya keluar. Ini adalah fase bayi, dimana kita mulai mengenal kehidupan dunia. Kita belajar bertahan di alam baru. 

🍀3. Sinom
Sinom adalah masa muda, masa dimana kita tumbuh berkembang mengenal hal2 baru. 

🍀 4 . Kinanthi
Ini adalah masa pencarian jati diri, pencarian cita2 dan makna diri. 

🍀5. Asmaradhana
Fase paling dinamik dan ber-api2 dalam pencarian cinta dan teman hidup.

DAPATKAN CARA MENGHASILKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI

🍀6. Gambuh
Fase dimulainya kehidupan keluarga dengan ikatan pernikahan suci (gambuh). Menyatukan visi dan cinta kasih 

🍀7. Dhandang Gula
Ini adalah fase puncak kesuksesan secara fisik dan materi (dhandang = bejana). Namun selain kenikmatan gula (manisnya) hidup, semestinya diimbangi pula dengan kenikmatan rohani dan spiritual. 

🍀8. Durma
Fase dimana kehidupan harus lebih banyak didermakan untuk orang lain, bukan mencari kenikmatan hidup lagi (gula). Ini adalah fase bertindak sosial. Dan berkumpul dengan teman2 seperjuangan, bersosialisasi. 

🍀9. Pangkur
Ini adalah fase pangkur-menghindar, fase menyepi, fase kontemplasi, mendekatkan diri kepada TUHAN. Menjauhkan diri dari gemerlapnya hidup.

🍀 10. Megatruh 
Ini fase penutup kehidupan dunia, dimana Ruh (Roh) meninggalkan badan (megat: memisahkan). Fase awal dari perjalanan menuju keabadian. 

🍀11. Pucung
Fase kembali kepada TUHAN, Sang Murbeng Dumadi, Sangkan Paraning Dumadi. Diawali menjadi pocong (jenazah), ditanya seperti lagu pucung yang  berisi pertanyaan. Fase menuju kebahagiaan sejati, bertemu dengan yang Maha suci.

SWAHA🙏

Minggu, 26 Januari 2020

Lis Bale Gading




Lis Bale Gading 
atau lis sulinggih 



Lis gede bale gading 







pasangan ipun prasita kawi atau prasita luwih 
untuk upacara dipuput sulinggih.
Upacara mepedudusan lis bale gadingnya adalah lis nawa sanga





Dagang Banten Bali

 
Lis nawa sanga bale gading




Lis nawa sanga :
bajra
cakra
padma
gada
nagapasa
dupa
moksala
trisula
angkus




DAPATKAN CARA MENGHASILKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI










Lis gede :
tangga menek
tangga tuun
ati
jan
lawat nyuh lawat buah delapan

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI