Sabtu, 06 Januari 2018

Tri Mala Paksa

Tri Mala Paksa, yaitu
Bhuta Buchari, Kala Bhucari, dan Durgha Bhucari :
Di halaman Merajan Kamulan dihaturkan segehan agung cacahan 11 tanding dg tetabuhan arak & brem ditujukan kepada Sang Bhuta Bhucari, 



mantramnya : “Ih Bhuta Bhucari, manusan nira angaturaken segehan, iki tadah saji sira segehan cacahan 11 tanding, madaging beras, jinah paketenganpinaka pamogpog maka kirang nira aja nyengkalen waduan sira among maka jiwa pramana waduan sira. Wus amangan anginum lah ta sira pamantukan ring karang nguni soang-soang”



Di pekarangan rumah dihaturkan segehan manca warna 9 tanding berisikan daging ayam brumbun (ayam dengan bulu warna-warni) dg tetabuhan arak & brem, toya anyar ditujukan kepada Sang Kala Bhucari, 

mantramnya : “Ih kala Bhucari, manusan nira angaturaken segehan, iki tadah saji sira segehan manca warna 9 tanding, madaging beras, jinah paketenganpinaka pamogpog maka kirang nira, aja nyengkalen waduan sira among maka jiwa pramana waduan sira. Wus amangan anginum lah ta sira pamantuka ring karang nguni soang-soang”



Di lebuh rumah atau pamedal karang dipasang sanggah cucuk di sebelah kanan. Pada sanggah cucuk tersebut diletakkan peras daksina, ajuman, banten pedanan, tumpeng ketan, panyeneng dan rerasmen. Pada sanggah cucuk tersebut digantungkan juga sujang (batang bambu kecil 2 biji masing-masing diisi arak & brem) Haturan di sanggah cucuk tersebut ditujukan kepada Sang Durgha Bhucari.

Di sor (bawah) sanggah cucuk diletakkan segehan manca warna 9 tanding, berisi daging ayam brumbun, tetabuhan arak & brem ditujukan kepada Sang Kala Raja & Sang Bhuta Raja. Selain itu juga dihaturkan segehan cacah 108 (satus kutus) berisi jeroan mentah, segehan agung 1 tanding ditujukan kepada Sang Kala Bala & Sang Bhuta Bala. 


Atau lebih sederhana dihaturkan 1 segehan warna 9 sesuai dengan warga pangider dewata nawa sanga. Keempat Bhuta Kala yang dihaturkan segehan di bawah ini merupakan pengikut dari Bhatari Durgha.
Mantramnya : “Ih kala Bhucari, manusan nira angaturaken segehan, iki tadah saji sira segehan, madaging beras, jinah paketengan pinaka pamogpog maka kirang nira, aja nyengkalen waduan sira among maka jiwa pramana waduan sira. Wus amangan anginum lah ta sira pamantuka ring karang nguni soang-soang”


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Kamis, 04 Januari 2018

Minyak Kesehatan PIJAT TELINGA DAN VARASH




CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI


PIJAT TELINGA DAN VARASH
Dengan pijat telinga bisa menjadikan kesehatan makin PRIMA??
Telinga menjadi salah satu titik pijat refleksi, yang disebut auricular acupressure atau akupresur auricular. Dengan teknik ini, bagian yang berbeda dari telinga distimulasi secara manual dengan menekan ujung jari pada titik-titik tertentu.
Berikut adalah organ yang terkait pada titik-titik yang ada pada telinga, sesuai dengan yang tertera pada gambar :
1. Otak
2. Mata
3. Tenggorokan
4. Atas leher
5. Pangkal leher
6. Bahu
7. Punggung bagian atas
8. Pinggang bagian atas
9. Pinggang
10. Dibawah pinggang
11. Panggul bagian atas
12. Daerah panggul
13. Dibawah panggul
14. Bagian belakang
Lokasi yang paling umum untuk dirangsang di telinga adalah titik Shen Men, yang dalam bahasa China berarti 'gerbang surgawi'. Titik Shen Men terletak di puncak dari fossa segitiga telinga. (titik kuning)
Titik ini merupakan titik pengobatan paling aktif dan dapat digunakan mengobati stres, kecemasan, alergi, sakit kepala, kecanduan, penyakit inflamasi, depresi, gangguan nyeri, dan banyak lagi.
Anda hanya perlu memutar ujung jari dan sedikit menekan setidaknya satu menit atau lebih setiap kali melakukan pijatan.
setidaknya sekali atau dua kali dalam sehari untuk meningkatkan aliran energi ke seluruh tubuh. Pengobatan ini pun bisa dilakukan secara sederhana, di mana dan kapan saja, baik saat duduk maupun rebahan.
Untuk lebih simpelnya, anda bisa membalurkan varash pada seluruh bagian telinga dengan tekanan yang lembut di titik-titik tersebut dan biarkan varash meresap dan menstimulasi organ-organ yang terkait dari dalam, rasakan tubuh anda semakin sehat dan prima dari hari ke hari.
Varash hadir dari cinta untuk melayani _/|\_
Info, Pemesanan & Daftar Reseller :



Minggu, 31 Desember 2017

Segehan

Dagang Banten Bali

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI







Segehan cacah yi tamas, 6 aled segehan yang 5 diisi nasi yang satu diisi beras n benang 
Segehan panca warna yi utara nasi hitam, selatan merah, timur putih, barat kuning

Tebasan pengenteg bayu

Peras pengambean



peras pengambean
dulang, aled kiri, kulit sayut kanan, 2 kojong rasmen
4 raka yi dapetan, pengambean, peras, sayut
kiri atas dapetan yi diatas aled raka (pisang, bantal, tape, tebu, jaja begina), 1 tumpeng, sampyan nagasari
krir bawah peras yi diatas aled kasi sejumput beras, porosan, kulit peras, nasi penek/nasin peras, raka, sampyan peras
kanan atas pengambean yi diatas kulit sayut raka, 2 tumpeng, tulung pengambean, tipat pengambean, sampyan pengambean
kanan bawah sayut yi diatas kulit sayut, 1 nasin sodan, raka, sampyan nagasari



ini tulung pengambean




ini peras pengambean untuk tumpeng 5 diisi penyeneng


Sabtu, 30 Desember 2017

TANTRA




Dagang Banten Bali


Andira Puspita Sharma
PENGERTIAN TANTRA
'Tantra' berasal dari akar kata 'tan' (menyebarkan) dengan sufiks 'strana' ditambahkan. Ada juga mengatakan berasal dari akar kata 'tatri' atau 'tantri' (mengetahui), sementara dua akar kata 'tan' dan 'tantri' dimaknai sebagai 'menyebarkan' atau 'merajut'. Dalam pengertiannya yang umum, 'tantra' bermakna sekelompok kesusastraan yang menyebarkan pengetahuan, khususnya pengetahuan mengenai hal-hal yang mendalam dengan bantuan diagram-diagram mistik (yantra) dan kata-kata yang mempunyai makna-makna esotorik (mantra), dan membantu di dalam mencapai pembebasan (moksa). Penggunaan kata 'tantra' untuk pertama kalinya ditemukan di dalam Srauta Sutra, Harivamsa, Susruta, dan Sankhya.
Tantra sastra merupakan kitab suci untuk zaman Kaliyuga. Namun, Tantra itu tetap merupakan transformasi dari Waidika Karmakanda yang dirumuskan untuk memenuhi tuntutan zaman. Siwa telah besabda, "Untuk menyempurnakan manusia di zaman Kaliyuga, ketika manusia menjadi sangat lemah dan hidupnya hanya bergantung kepada makanan, maka O Dewi, dirumuskanlah ajaran Kaula (Bab. IX, bait 12 Maha Nirvana Tantra)". Dengan pengetahuan Tantra kita akan memahami apa arti ritual, yoga dan berbagai bentuk sadhana yang lain, demikian pun memahami sebagai prinsip dan praktek yang bernilai ekspresif objektif.
Wahyu kitab suci dari paham Saiwa disebut Tantra, dan tindakan-tindakan yang dilakukan menurut aturan-aturan mereka, oleh karena itu, disebut tantrika. Istilah 'tantra' bermakna sebuah sistem ritual atau ajaran-ajaran esensial; tetapi ketika diterapkan dalam konteks spesial ini, maka ia membedakan dirinya dari tradisi yang menurunkan otoritasnya dari Weda (wahyu langsung: sruti) dan seperangkat teks-teks belakangan yang mengklim dirinya sebagai berdasarkan Weda (wahyu tidak langsung: smrti). Korpus sruti dan smrti ini menjelaskan ritus-ritus, kewajiban dan kepercayaan yang membentuk tatanan dasar atau ortodoks dan steorologi masyarakat Hindu. Orang-orang pengikut paham tantra melihat teks-teksnya sendiri sebagai wahyu tambahan dan mengkhusus (visesasastra) yang menawarkan sebuah steorologi yang lebih kuat bagi mereka yang lahir dalam tatanan eksotorik ini. Ritual-ritual tantrik tentang inisiasi (diksa) dilaksanakan untuk menghancurkan kekuatan-kekuatan yang menyebabkan lahir kembali dari karma seseorang di masa lalu di dalam skup nilai-nilai Weda.;

CARA MUDAH DAPAT UNTUNG DARI TRADING FOREX KLIK DISINI


WEDA DAN TANTRAYANA
Baik Weda (nigama) maupun Tantra (agama) diterima sebagai wahyu (revelation) yang mengungkapkan pengetahuan ekstra impirik atau esotorik tentang realitas. Tantra jelas mempunyai nilai yang sangat berarti bagi peradaban India, karena ia tidak hanya bersifat teoritas tetapi juga pragmatik, menggabungkan antara Niwrtti (kebahagiaan rohani) dan Prawrtti (kebahagiaan dunia).
Menurut Weda dan Tantra, Realitas atau Prinsip Tertinggi adalah kesadaran (citi atau samvit) yang disebut Brahman atau Siwa. Hakikat Tertinggi yang disebut Brahman adalah pasif; namun Tantra memahami kekuatan tertinggi sebagai kekuatan yang aktif, memancar (vimarsa). Oleh karena itu, dunia ini dipandang sebagai pancaran sinar Siwa. Tantrayana memandang dunia sebagai sesuatu yang suci, bukan sebagai ilusi (maya), bukan pula sebagai superimposisi Brahman (adhyasa), tetapi suci karena sesungguhnya adalah vibrasi kekuatan tertinggi tersebut. Sikap Tantrayana sangat positif terhadap dunia. Kesadaran tersebut adalah pengetahuan (jñana) dan aktivitas atau dinamika spontan (kriya atau spanda) dan aspek dinamika inilah yang bertanggung jawab atas proses evolusi dan involusi alam semesta beserta segala isinya. Dinamika ini disebut juga sakti atau kriya. Hal ini berimplikasi bahwa prinsip tertinggi tersebut tidak hanya mengetahui tetapi juga bertindak atau aktif. Jika Adwaita Wedanta menganut paham Wiwarta Wada, dimana dunia dipandang sebagai maya, tidak rill sebagai superimposisi Brahman, maka Tantrayana menganut paham Abhasawada, yaitu dunia sebagai pancaran sinar kekuatan tertinggi. Kesadaran ini disimbulkan dengan wanita; dan aspek pengetahuan (jñana) dengan laki-laki. Itulah sebabnya aspek Sakti (energi) sering disebut sebagai nama-nama wanita, seperti Vama, Tripura, Bhairawi, Sundari, Sodasi, Durga, Kali, Uma, Parwati, Radha, Sita, dan sebagainya. Oleh karena itu Tantra menerima Realitas sebagai pengetahuan dan aktivitas di dalam satu konsep. Itulah sebabnya Realitas disebut Siwa-Sakti. Secara simbolis, Realitas digambarkan sebagai seseorang yang mempunyai aspek laki-laki dan wanita di dalam satu figur. Konsep ini disebut Ardhanareswara di dalam ajaran Tantrisme Siwa, Yuganaddha di dalam Tantrisme Buddha dan Radha-Krsna atau Sita-Rama di dalam Tantrisme Waisnawa.
Menurut pandangan Tantrayana dunia ini bukanlah ilusi atau riil, namun adalah sebuah sinar (prakasa) dari sumber sinar yang Maha Agung (disebut Siwa). Teks-teks Tantra, seperti Tantraloka mengistilahkan hubungan dunia dengan kekuatan tertinggi sebagai sinar dengan bayangan benda pada cermin. Bayangan yang nampak di cermin tidaklah ilusi, atau riil, namun dia rill pada cermin tersebut. Di dalam teks-teks Tantra maupun Siwa dikenal dengan istilah Utpethi, Shtiti dan Pralina. Konsep dinamika (kriya) ini disajikan secara implisit di dalam kitab-kitab Upanisad, namun eksplisit di dalam teks-teks Tantra. Upanisad belum membahas aspek dinamika ini dan ini diambil oleh Tantra.
Tantra tidak bertentangan bahkan saling melengkapi dengan Weda. Weda disebut nigama atau nigamana yang berarti "deduksi"; sementara Tantra disebut agama atau agamana yang berarti "induksi". Weda diyakini sebagai bentuk wahyu dari sumber yang lebih tinggi para Rsi bukanlah penulis atau pencipta Weda; mereka semata-mata menerimanya. Oleh karena itu, ujaran-ujaran Weda dipandang sebagai hukum-hukum yang diterima dari mana konkluksi-konkluksi dideduksi. Dengan demikian pengetahuan Weda adalah deduksi (nigamana) dari hukum-hukum yang telah diterima melalui wahyu. Pada sisi lainnya, agama atau Tantra berdasarkan pada bukti-bukti pengalaman para Rsi dan Yogi. Tantra sesungguhnya adalah sebuah tradisi yoga, karena pada intinya mengandung praktek-praktek yoga. Tantra menyajikan yoga dalam berbagai bentuk, tidak satu saja. Kebhinnekaan dan kemampuan manusia di dalam mencari Prinsip Tertinggi sangat dihargai. Sebagai sebuah "teknologi spiritual", yoga dapat diterapkan di dalam berbagai keadaan dan tingkat kemampuan manusia. Oleh karena itu kedudukan dan fungsi tubuh manusia menjadi sangat sentral. Semua pencarian kebenaran melalui tubuh (bhuana alit) dan dimasyarakatkan dalam skupnya yang lebih luas. Hasil-hasil temuan di dalam Tantra tidak diungkapkan di dalam bahasa ilmiah prosaik, namun diungkapkan di dalam istilah-istilah puitik menggunakan metafora, simbol dan alegori. Para kawi-wiku sangat suka menggunakan ragam bahasa ini untuk memuja dewa pujaannya. Tradisi Tantra sangat kaya dengan simbol-simbol yang sarat dengan makna religius. Begitu kita mendengar kata 'tantra' terbayanglah simbol-simbol: seperti diagram, warna, aksara, mantra, arca, upakara, dan lain-lain.


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI