Jumat, 04 November 2016

Cakra



Dagang Banten Bali




Setiap manusia memiliki 7 titik cakra utama yang ada di tubuhnya. Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan dan rasakan sendiri ketika 7 titik cakra di tubuh kita aktif dan bersih.
7 titik cakra menjadi sumber aliran energi metafisika yang juga bisa berguna untuk penyembuhan, baik itu penyembuhan fisik maupun psikis. Energi yang dipancarkan juga dapat dimanfaatkan pembersihan energi ghaib yang bersifat negatif dan menganggu.

Cakra Dasar berfungsi untuk perlindungan, terletak di sebuah titik yang bertempat sekitar antara lubang depan dan lubang belakang.

Cakra Seks berfungsi untuk kesuburan dan daya seksual, juga berfungsi sebagai daya tarik lawan jenis yang sangat luar biasa. Terletak di kemaluan baik pria maupun wanita.

Cakra Pusar, terletak di pusar. Ini memiliki fungsi agar kita yakin dan mantap dengan diri sendiri sehingga hidup kita tidak terombang-ambing ikut-ikutan orang lain. Menjaga dan menemukan jati diri, juga berfungsi untuk kepercayaan diri.

Cakra Jantung, berfungsi sebagai penebar energi kedamaian dan cinta kasih. Orang yang cakra jantungnya aktif, akan lebih kalem dan memiliki daya cinta kasih yang tinggi. Bisa difungsikan sebagai pengaliran energi penyembuhan yang cukup baik.
Meskipun semua titik cakra energinya juga bisa digunakan sebagai energi penyembuhan.


Cakra Tenggorokan, berkaitan dengan kemampuan kita dalam perusasi, kreatifitas, mempengaruhi orang dan lain sebagainya. Cocok jika digunakan untuk para pembicara seperti guru, trainer, konselor, dan lain sebagainya.

Cakra Mata Ketiga, terletak diantara sekitar dua alis kita. inilah daya intuisi luar biasa. Kami menyebutnya sebagai salah satu antena penghubung diri kita dengan informasi yang ada di alam semesta, mampu mengetahui sesuatu yang tidak diketahui indera kita.

Cakra Mahkota, berfungsi sebagai kewibawaan dan daya otoritas yang kuat. Orang yang cakra ini aktif maksimal akan menjadi lebih bijaksana dan meningkat pemahamannya tentang kehidupan.

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Kamis, 03 November 2016

Mantram Panca Sembah


Dagang Banten Bali




Panca Sembah I Sembah tanpa sarana :

Om àtmà tattwàtmà sùddha màm swàha

Artinya: Oh Hyang Widhi, atma atau jiwa dan kebenaran, bersihkanlah diri hamba...



Kramaning Sembah II dengan sekar putih :
Om Adityasyà param jyoti
rakta tejo namo’stute
sweta pankaja madhyastha
bhàskaràya namo’stute

Artinya:
Oh Hyang Widhi, Sinar Hyang Surya Yang Maha Hebat. Engkau bersinar merah, hamba memuja-Mu. Hyang Surya yang berstana di tengah-tengah teratai putih. Hamba memuja-Mu yang menciptakan sinar matahari berkilauan.



Kramaning Sembah III dengan kewangen atau sekar kangkad :
Om nama dewa adhisthanàya
sarwa wyapi wai siwàya
padmàsana eka pratisthàya
ardhanareswaryai namo namah

Artinya: Oh Hyang Widhi, yang bersemayam pada tempat yang luhur, kepada Hyang Siwa yang berada di mana-mana, kepada dewata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.



Kramaning Sembah IV dengan kewangen atau sekar kangkad :

Om anugraha manoharam
dewa dattà nugrahaka
arcanam sarwà pùjanam
namah sarwà nugrahaka
Dewa-dewi mahàsiddhi
yajñanya nirmalàtmaka
laksmi siddhisca dirghàyuh
nirwighna sukha wrddisca

Artinya: Oh Hyang Widhi, pemberi anugrah, anugrah pemberian Dewata, pujaan dari segala pujaan, hamba memuja-Mu sebagai pemberi segala anugrah. Kemahasiddhian dari para Dewa dan Dewi berwujud yadnya suci. kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani.



Kramaning Sembah V tanpa sarana :

Om Dewa suksma paramà cintyàya nama swàha. Om Sàntih, Sàntih, Sàntih, Om

Artinya: Oh Hyang Widhi, hamba memuja-Mu yang tidak terpikirkan. Semoga damai, damai, damai selalu...



Puja untuk Pura Paibon, Pura Kawitan dapat dilakukan pada Kramaning Sembah III dengan kewangen/sekar kangkad :

Om Brahmà Wisnu Iswara dewam
Tripurusa suddhàtmakam
Tridewa trimurti lokam
sarwa wighna winasanam

Artinya:
Oh Hyang Widhi, dalam wujud-Mu sebagai Brahma, Wisnu, Iswara, Dewa Tripurusa Maha Suci, Tridewa adalah Trimurti, semogalah hamba terbebas dari segala bencana.



Puja untuk Pura Kahyangan Tiga Pura Desa dapat dilakukan pada Kramaning Sembah III dengan kewangen/sekar kangkad :

Om Isanah sarwa widyànàm
Iswarah sarwa bhùtànàm,
Brahmano' dhipatir brahmà
Sivostu sadàsiwa

Artinya :
Oh Hyang Widhi, Hyang Tunggal, Yang Maha Kuasa menguasai semua makhluk hidup. Brahma Maha Tinggi, selaku Siwa dan Sadasiwa.


Puja untuk Pura Kahyangan Tiga Pura Puseh dapat dilakukan pada Kramaning Sembah III dengan kewangen/sekar kangkad :

Om, Girimurti mahàwiryyam,
Mahàdewa pratistha linggam,
sarwadewa pranamyanam
Sarwa jagat pratisthanam

Artinya: Oh Hyang Widhi, disebut Girimurti Yang Maha Agung, dengan lingga yang jadi stana Mahadewa, semua dewa tunduk pada-Mu.

Pemujaan Kawitan didasari oleh Atma Tattwa dan Purnabhawa



Kawitan berasal dari bahasa sansekerta yaitu Wit yang artinya asal mula. Asal mula manusia adalah Tuhan, maka sesungguhnya setiap orang punya Kawitan. Jadi Kawitan adalah pengingat asal atau ada pula yang mendefinisikan Kawitan merupakan leluhur yang pertama kali datang di Bali atau lahir di Bali dan menetap di Bali sampai punya keturunan.
Pemujaan Kawitan didasari oleh Atma Tattwa dan Purnabhawa. Bahwa roh leluhur akan menjelma kembali menjadi manusia, bisa jadi anak-cucu kita, dalam kaitan ini pemujaan Kawitan adalah bagian dari Bhakti Marga, mewujudkan kasih sayang kepada leluhur dan keturunan kita. Pemujaan Kawitan juga dapat didasari oleh Moksa, karena dalam upaya mensucikan roh leluhur, salah satu caranya dengan menyembah roh leluhur, mendoakan tercapainya Amoring Acintya.
Seperti kita ketahui kalau di Bali adalah menganut sistem keturunan Patrilineal atau berdasarkan keturunan dari keturunan lelaki atau Purusa, jadi oleh sebab itu kita patut tahu sebelum kita membahas tentang Kawitan ini yang mungkin bisa menjadi dasar untuk mengetahui asal muasal dari Kawitan yang ada di Bali saat ini.
Di luar Bali kawitan itu ada tetapi tidak secara visual dalam bentuk merajan. Konsep merajan kawitan ada mulai abad ke-11 yang diterapkan oleh Ida Mpu Kuturan di Bali sebagai benteng pertahanan dan pengingat, karena bercermin dari pengalaman sejarah runtuhnya kerajaan Hindu di Jawa. Di jawa Kawitan tidak selengkap di Bali, di Jawa Kawitan yang ada hanya dalam bentuk candi pemujaan kerajaan leluhur dan sebagainya yang lebih bersifat umum, yang ikatannya tidak sekuat konsep Kawitan di Bali.
Mengenai adanya banyak Kawitan, ini bersumber dari kondisi sosial dan kedudukan leluhur kita di masyarakat pada jaman dahulu. Jika misalnya leluhur kita dahulu pernah menjadi raja, maka keturunannya akan memakai nama Kawitan tersebut. Begitu pula jika seandainya leluhur kita dulu menjadi wiku, maka keturunannya akan memakai mana Kawitan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kita, bahwa sesungguhnya kita punya Kawitan para leluhur yang luar biasa, yang sakti, bijaksana, Dharma dan berwibawa. Sehingga bisa kita jadikan pedoman dan panutan kedalam diri sendiri.
Pura Kawitan adalah tempat pemujaan roh suci leluhur oleh umat Hindu yang memiliki ikatan “wit” atau leluhur berdasarkan garis keturunannya. Jadi Pura Kawitan bersifat spesifik atau khusus sebagai tempat pemujaan umat Hindu yang mempunyai ikatan darah sesuai dengan garis keturunannya.

SAYA BANGGA MENJADI ORANG HINDU









1. Saya Bangga Sebagai Hindu, karena Hindu membebaskan saya dari fanatisme, dari kebiasaan melihat penganut kepercayaan lain lebih rendah dari saya.
2. Saya bangga sebagai orang Hindu, karena Hindu mengajarkan saya untuk tidak hanya menghormati tetapi mengapresiasi segala perbedaan.
3. Saya bangga sebagai orang Hindu, karena Hindu mengajarkan saya untuk mencintai setiap makhluk hidup dan setiap wujud dari kehidupan sebagaimana saya mencintai diri sendiri.
4. Saya bangga sebagai orang Hindu, karena Hindu membebaskan saya dari takhayul dari ungkapan "nak mula keto" atau "memang dari dulu sudah begitu“.
Tidak, Hindu mengajarkan saya untuk mencari tahu makna dari setiap kebiasaan, setiap tradisi dan setiap ajaran.
5. Saya Bangga Sebagai Orang Hindu, karena Hindu memberi saya kebebasan untuk meninggalkan segala kebiasaan lama yang tidak relevan dan memaknai kembali kitab-kitab suci saya sesuai dengan zaman yang senantiasa berubah.
6. Saya bangga sebagai orang Hindu, karena saya adalah pewaris peradaban yang paling tua, masih hidup, masih relevan, dan masih berkembang terus.
7. Saya bangga sebagai orang Hindu, karena untuk kitab pegangan pun saya bisa memilih, mau Veda, mau Purana, mau Bhagavad Gita, mau Sara Samuccaya - yang mana saja. Tidak ada larangan.
8. Saya bangga sebagai orang Hindu, karena Hindu membebaskan saya dari segala macam dogma, doktrin, dan rasa takut akan api neraka. Hindu membuat saya bertanggung jawab atas setiap perbuatan saya lewat Hukum Karma atau Konsekuensi, Aksi-Reaksi, Sebab-Akibat, yang bagi saya sangat masuk akal.
9. Saya Bangga Sebagai Orang Hindu, karena leluhur saya sudah tahu sejak zaman dahulu bahwa energi tidak pernah punah. Dan, bahwasanya Aku, Atma, yang menerangi diri ini, badan ini, gugusan pikiran serta perasaan ini - adalah energi, abadi, kekal.
10. Saya bangga sebagai orang Hindu, karena leluhur saya tidak pernah mengajarkan pembunuhan terhadap orang-orang yang tidak berkepercayaan sama dengan saya.
11. Saya bangga sebagai orang Hindu, karena leluhur saya telah berkontribusi begitu banyak terhadap peradaban dunia, namun tidak merasa dirugikan ketika kontribusi-kontribusi ini diklaim oleh peradaban lain sebagai milik mereka. @ Media Hindu


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Vedic Numerical Code



Dagang Banten Bali




Man of older generation used to say that all knowledge is there in the Vedas. Anyone who hears such words will have the first reaction that it is an over…


Manusia dari generasi tua selalu mengatakan bahwa semua ilmu ada di Veda. Siapa pun yang mendengar kata tersebut akan memiliki reaksi pertama bahwa itu adalah atas...
 http://www.sanskritimagazine.com/vedic_science/value-pi-upto-32-decimals-rig-veda/
 nilai phi pada matematika bersumber dari pengetahuan Veda

Nastika (tanpa kepercayaan)

Dagang Banten Bali


Nastika (tanpa kepercayaan)


110.Hendaknya manusia yang bijaksana meninggalkan perasaan tidak percaya ataupun ragu-ragu akan adanya alam akherat, karma dari perbuatan, sikap mencela kitab suci dankeesaan Tuhan; demikian juga hendaknya mereka menjauhkan diri dari sifat iri hati, sukadipuji, amarah, dan segala tindakan kejam dan jahat lainnya.

111.Meskipun anda masih ragu akan adanya alam akherat dan karma (buah) dari perbuatan,hendaknya jauhkan diri dari perilaku jahat; meskipun anda tidak percaya pada kitab sucidan nabi, teruslah berbuat baik dan bajik; sebab mereka yang dinyatakan sengsara adalahorang yang tanpa keyakinan sekaligus tanpa perbuatan bajik dan benar.

112.Walaupun orang tidak bisa melihat langsung alam akherat, orang yang teguhkeyakinannya akan kebenaran agama, pasti dapat merasakan alam itu dalam hati dankeyakinannya.

113.Orang yang tidak meyakini wahyu Tuhan dalam kitab suci dan tidak taat pada aturan etikayang berlaku, dapat dipastikan mereka akan memperoleh kesengsaraan hidup yangberulang-ulang.

114.Apabila ada orang yang tanpa kepercayaan, tanpa kebenaran, dan tanpa perasaan welasasih; apabila anda disambut oleh mereka hendaknya jangan pernah anda lengah, sebab mereka itu sama berbahayanya dengan angin deras ditepian sungai yang tanpa disangkadapat menceburkan anda, bagaikan debu yang berterbangan tertiup angin, penuh dengan kotoran.

115.Sesungguhnya mereka yang tanpa kepercayan, tanpa perbuatan baik, dan tanpa kasihsayang berkeadaan sama dengan orang yang telah mati.

116.Orang yang tidak percaya pada keesaan Tuhan, wahyu kitab Suci, dan keberadaan orangsuci; mereka sesungguhnya hanyalah memelihara fisiknya belaka, mereka sibukmenumpuk harta kekayaan dengan cara jahat, mereka diperbudak oleh kesenangan-kesenangan duniawi tanpa hirau akan hari esok dan kebahagiaan orang lain. mereka ini sungguh mengabaikan kepuasan bagi rohaninya.


Rabu, 02 November 2016

I Kokokan




I Kokokan
Rikala Surya seyong kauh, sinah digelis nganjek peteng raris kasengguh ngelingsirang. Sekadi yusa I manusane sane sampun kasengguh ngelisirang, cihnane inggih punika, rambut sampun memutih, kumis lan jenggot memutih ..... sekadi bulun I Kokokan mesanding sareng I bungan lalang memutih.
I Kokokan mangkin sedih kingking, makeh brayane pekrimik ngomongang dewekne. Sukat wenten pesamuan agung duk dina sane sampun lintang. Kocap pare lingsire merebat antuk linggih, linggih sane pinih luwih, sampun medrebe gelar sulinggih malih merebatin linggih.
Napi mawinan ipun sedih.... ? I Perit ngewalek.... ratu nak lingsir Kokokan, nawegang dados tumben I ratu nenten ngangge bawa tedun ..... kipak-kipek I Kokokan pidan awake medikse perjani I Perit mecik manggis matur ngoraang nak lingsir .....
Ape pelih awake orahange Kokokan meketu .... sing tawange dugas satwa imaluan nak misanane dadi peranda baka ..... peletan I perit. Nelik I Kokokan ... Rit do awake miluange, I dewek sing milu-milu paum ditu di pesamuan agung......