Senin, 07 September 2015

mantram




Dagang Banten Bali



kadang orang bilang bahwa kekuatan mantram hanya sekedar kekuatan sugesti, mungkin iya, kalau tidak ada jalur inisiasi yang kuat, tapi kalau ada jalur inisiasi yang kuat, suatu mantram akan dapat melakukan banyak hal di luar logika, seperti halnya mantram yang diinisiasikan oleh Maharesi Narada kepada Empu Valmiki, yang pada mulanya adalah seorang perampok dan pembunuh, hingga kemudian dapat menjadi seorang bhakta sekaligus pujangga agung, setelah melakukan sadhana dan tapasya dengan mantram yang diinisiasikan oleh Maharesi Narada kepada beliau..banyak sekali hal yang terlihat, yang dihasilkan dari berbagai hal yang tak terlihat.. Be blessed and stay blessed at there,



- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI








Kebo Iwa





Kebo Iwa adalah salah seorang panglima militer Bali pada masa pemerintahan Prabu Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten pada awal abad ke-14. Nama lain dari Kebo Iwa adalah Kebo Wandira atau Kebo Taruna yang bermakna kerbau yang perjaka. Pada masa itu nama-nama binatang tertentu seperti kebo (kerbau), gajah, mahisa (banteng), banyak (angsa) lazim dipakai sebagai titel kehormatan khususnya di Bali ataupun Jawa.
Panglima muda yang bertempat tinggal di desa Blahbatuh dan anak dari Panglima Rakyan Buncing ini sering digambarkan sebagai pemuda bertubuh tinggi besar yang mengusai seni perang selain ilmu arsitektur. Undagi (arsitek tradisonal Bali) ini membangun berbagai tempat ibadah di Bali dan tak segan-segan mengangkut sendiri batu-batu besar dengan kekuatan fisiknya.
Mahapatih Majapahit, Gajah Mada, memandang Kebo Iwa dan Pasung Grigis, panglima Bali yang lebih senior dan ahli strategi militer, sebagai batu sandungan politik ekspansionisnya. Untuk itu ia melakukan tipu muslihat dengan menghadap raja Bali dan menawarkan perdamaian. Ia mengundang Kebo Iwa untuk datang ke Majapahit dan dinikahkan dengan seorang putri dari Lemah Tulis sebagai tanda persahabatan antar kedua negara. Namun sesampai di Majapahit, Kebo Iwa kemudian dibunuh. Waktu itu kebo gajah mada merasa kalau dirinya telah berhasil membunuh kebo iwa, tpi pada kenyataanya tidak. Kebo iwa masih hidup, mereka pun terus saling bertempur gajah mada pun merasa sangat tadak mungkin mengalahkan kebo iwa. Kebo iwa merasa kuatnya keinginan gajah mada untuk menyatukan nusantara. Tapi jika kebo iwa menuruti keinginan gajah mada untuk menaklukan bali sama saja kebo iwa dianggap sebagai penghianat kerajaan bali. Kebo iwa pun membisikan kelemahan nya, setelah gajah mada tahu kelemahnya kebo iwa sekarat meningggal melawan gajah mada. Gajah mada merasa sangat sedih telah kehilangan seseorang yang sangat kuat seperti kebo iwa.
Gugurnya Kebo Iwa mempermudah ekspedisi penaklukan Bali yang dipimpin Adityawarman, panglima berdarah Singhasari-Dharmasraya, pada tahun 1343.


Putra Bali yg menjadi Raja di Jawa Timur.




Para Aryeng Kediri adalah keturunan Putra Bali yg menjadi Raja di Jawa Timur.
Beliau adalah Airlangga yg setelah mudur menjadi pendeta dg Bhiseka Rsi Gentayu atau Jatiningrat.
Setelah meninggal digambarkan sebagai Wisnu duduk di atas Garuda.
Semua Arya keturunan Airlangga adalah penganut Waisnawa.
.
Gajahmada yg berhasil menundukkan Bali th 1343, selama 9 tahun ditentang oleh rakyat Bali. Setelah Pasek gelgel memberanikan diri meminta agar yg diangkat jadi raja di Bali adalah keturunan Airlangga dan di penuhi maka Bali menjadi tenang. Siapakah yg dipercaya ut jadi Raja bawahan di Bali????
Beliau adalah putra Mpu Kepakisan yg no 4. Mpu Ketut Kepskisan.
Mpu diganti dg Sri.
Sri Kresna Kepakisan jadi Raja Sampangan 1352.
Beliau di dampingi Rsi Mustika sebagai Purohita.
.
Jadi para Arya Kediri yg ikut ke Bali inilah penganut Waisnawa.
.
Warga Bhujangga Waisnawa tercatat sebagai keturunan Rsi Mustika.
Setelah lebar Rsi Mustika di stanakan di Pedharman Bhujangga Waisnawa di Besakih


Oṃ Namaḥ Śivāya

Dagang Banten Bali


Malam ini, saat yang tepat untuk reruwat dengan Panchakshara Mantra.
Semesta memiliki pola gerak dan nafas tertentu, dan, para leluhur kita dapat memahami hal tsb, sehingga mereka dapat membuat sistem kalender dengan pasaran, pawukon, dll, supaya mereka dapat menyelaraskan pola gerak dan nafas mereka dengan semesta, demi mendapat berbagai kebaikan materi dan rohani, atas ijin dan kehendak-Nya.
Begitu juga, saat ini, sistem Kalender Jawa telah memasuki malam Rabu Legi, pasca Selasa Kliwon - Kajeng Kliwon dalam sistem Kalender Bali, di mana, saat ini sangat baik untuk reruwat diri dari berbagai sengkala & sukerta berat yang dapat mewujudkan berbagai kesialan dalam kehidupan.
Satu di antara doa reruwat saya pada malam ini, semoga, pada malam ini, jika ada di antara para sahabat yang menulis Oṃ Namaḥ Śivāya di bagian komen pada upload post ini, dan mengucapkan Panchakshara Mantra (Oṃ Namaḥ Śivāya) tsb, sebanyak 3,5 atau 7 kali dengan khusyuk, juga dapat menangkal berbagai kesialan yang berpotensi untuk timbul di sekitarnya, dari lahan karma semesta.
Oṃ Namaḥ Śivāya
Salam kepada Anda, Dewa Syiwa.
Sarva Mangalam. Semoga semua makhluk berbahagia, sesuai kualitas dan kuantitas karma baik mereka. Svaha. _/|\_
Catatan : Jika ada di antara para sahabat yang sulit tidur atau mimpi aneh setelah mengikuti prosesi reruwat ini, itu wajar, sesuai dengan gerak dan nafas semesta.
Ilustrasi : Om Shiva by Vrindavan Das.















hipnoterapis



"Di balik semua penemuan, di balik semua agama dan filsafat, di balik semua peralatan, yang menyelamatkan atau menghancurkan kehidupan manusia adalah pikiran."
Demikian kutipan Swami Sivananda, pendiri Divine Life Society. Pikiran memiliki potensi luar biasa untuk membawa perubahan pada alam semesta. Dengan mengenali dan mempelajari cara menggunakan kekuatan pikiran, Anda mampu menciptakan berbagai kondisi atau mewujudkan hal-hal yang Anda harapkan.
Hasibuan Santosa, hipnoterapis yang berfokus pada hipnosis metafisika, memaparkan berbagai hal tentang pikiran, potensi yang dimilikinya, serta langkah-langkah praktis untuk mengaplikasikan kekuatan pikiran dalam keseharian. Hasibuan mengajak Anda, para pembaca, untuk mulai mengeksplorasi pikiran dan merasakan sejumlah dampak mengagumkan yang belum pernah Anda alami sebelumnya.
Dengan metode meditatif aktif, Hasibuan menyampaikan kunci mengakses kekuatan pikiran. Temukan cara menyembuhkan penyakit yang Anda derita, memancarkan energi positif ke sekitar Anda, mendapatkan hal-hal yang Anda inginkan, atau jawaban dari segala pertanyaan dalam kehidupan Anda.
The mind is everything. What you think you become —Buddha.
Buku karya Mas Hasibuan Santosa

 The Key to Miracles
Mengoptimalkan potensi supernormal pikiran untuk mencapai kesuksesan material dan spiritual





SAKTYA-AVESHA BUDDHA

Dagang Banten Bali


Ada pula beberapa orang Hindu yang mengatakan bahwa Buddha adalah seorang Saktya-avesha Avatara. Saktya-avesha berarti seorang jiva-tattva atau makhluk hidup biasa yang diberikan kuasa khusus dan kekuatan khusus dari aspek tertentu Tuhan. Sebagai contoh adalah para Avatara seperti Narada, Mahidasa, dan Empat Kumara. Kekuatan Tuhan bekerja melalui mereka, sekalipun mereka sendiri adalah makhluk hidup biasa. Seperti dibahas pada posting-posting sebelumnya, dalam tradisi Vaishnava-vedanta kita memahami adanya tiga tattva utama, atau adanya tiga kenyataan yaitu ishvara, cit, dan acit. Cit dan acit tergantung pada ishvara, sedangkan ishvara atau Tuhan Tertinggi adalah merdeka sepenuhnya, tidak tergantung pada apapun juga (paramasvatantra). "Biasa" di sini dengan pengertian bahwa mereka bukan tergolong ishvara-vargam atau ishvara-tattva, namun adalah cit-tattva. Memang benar Buddha dianggap salah satu Saktya-avesha sesuai dengan keyakinan bahwa Tuhan Sendiri secara Pribadi tidak menjelma pada jaman Kali sebagai Avatara. Dalam Veda dengan jelas dikatakan bahwa tidak ada Avatara pada Kaliyuga, sehingga dengan demikian tentu saja Buddha bukan termasuk golongan Avatara seperti Rama, Nrisimha, Vamana, dan sebagainya, tetapi termasuk golongan Saktya-avesha.
Walau demikian, menurut berbagai catatan dalam Veda dan Purana, yang juga diperjelas oleh Sri Jiva Gosvami dalam Sri Krishna Sandarbha, Sarva-samvadini-tika, dan Vishnu-dharmottara, dikatakan bahwa Buddha adalah seorang Saktya-avesha yang turun pada saat jaman Kali sudah berjalan selama 2000 tahun (tatah ity ayam kaler abda-sahasra-dvitiye gate vyaktah). Itu berarti sekitar 3500-4000 tahun yang lalu, sedangkan Sakyamuni atau Buddha Gautama hidup 2500 tahun yang lalu. Jadi jelas bahwa Buddha yang dimaksud dalam Veda bukanlah Buddha historis, melainkan Buddha lain yang oleh Amarasingha disebut sebagai Sugata Buddha. Sugata Buddha inilah yang disebut sebagai Saktya-avesha dari Vishnu, bukan Sakyamuni Buddha. Kemudian dalam Dasa-avatara-stotra, Sri Vadiraja Tirtha menjelaskan bahwa Vishnu-avatara Buddha mengajarkan dharma Kebuddhaan di alam surga kepada para deva, sedangkan Sakyamuni, yang dikatakan sebagai putra Suddhodana mengajar di alam manusia. Buddha yang dipuja oleh umat Hindu, khususnya para Vaishnava, adalah Sugata Buddha ini atau yang oleh Sri Vadiraja disebut Paramatma Buddha. Saat ini biografi Sakyamuni atau Gautama Buddha yang tersedia adalah kitab-kitab Lalitavishtara, Jatakamala (kisah-kisah kelahiran Buddha sebelum mencapai kebuddhaan), dan Buddhacarita yang lebih baru. Di sisi lain Sugata Buddha dikisahkan dalam bentuk prediksi oleh Purana-purana Hindu, karena Purana dalam bentuk tertulis disusun oleh Vedavyasa hampir 6000 tahun yang lalu. Ribuan tahun lebih awal dari kemunculan Buddha, baik Sugata Buddha maupun Sakyamuni Buddha. Bahkan dalam Srimad Bhagavatam juga dikisahkan adanya 2 Buddha berbeda karena Purana Hindu mencatat hampir semua kejadian relijius penting di setiap kalpa yang berbeda. Bila kita bandingkan kisah kehidupan Buddha Hindu dalam Purana dengan Buddhanya umat Buddha, maka akan jelas tampak sekali perbedaannya.
Hindu dan Buddhisme, sekalipun memiliki banyak persamaan, namun juga berdiri pada dasar konsep ketuhanan yang berbeda. Umat Buddha tidak perlu merasa keberatan dengan keyakinan Hindu bahwa Buddha adalah salah satu Avatara Vishnu. Di luar ada tidaknya dampak politis dari keyakinan ini, setidaknya secara filosofis Buddha yang dimaksud oleh kedua belah pihak tidaklah sama. Umat Hindu juga tidak benar memaksakan bahwa Sakyamuni merupakan Buddha-avatara dari Vishnu. Dalam literatur Veda sendiri tidak ada bukti-bukti yang mendukung hal ini, tidak pula dalam tulisan para guru Hindu terdahulu. Tampaknya keyakinan bahwa Sakyamuni Buddha merupakan Avatara adalah kesalahpahaman yang terlanjur populer dan disebar luaskan oleh mereka yang berada di luar tradisi Veda otentik. Satu-satunya penjelasan adalah oleh karena kebesaran nama Buddha historis sendiri dan juga oleh pemikiran para sarjana Barat yang menganggap tidak mungkin ada catatan sejarah lebih tua lagi dari jaman Buddha historis 2500 tahun yang lalu. Mereka tidak percaya bila sebelum masa itu sudah ada peradaban rohani Vaidika yang telah berkembang sangat tinggi.

makna : nārāyaṇa-paraṁ jñānaṁ



Dagang Banten Bali




makna :
nārāyaṇa-paraṁ jñānaṁ
Hari Om Tat Sat.




nārāyaṇa-paraṁ jñānaṁ adalah satu bagian dari sloka Kitab Srimad Bhagavatam 2.5.16 yang bermakna "Narayana adalah tujuan dari semua pengetahuan rohani",

Mengenai "Hari Om Tat Sat",  memiliki makna hampir serupa dengan nārāyaṇa-paraṁ jñānaṁ, di mana, Sri Hari merupakan Sri Yajneswara / Yang Merupakan Muara Seluruh Yajna /persembahan suci yang dilaksanakan oleh seluruh makhluk di semesta,






- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI