Pohon dewandaru dapat diartikan sebagai kayu ‘Pembawa Wahyu Dewa’. Kata
dewandaru banyak dijumpai dalam kisah pewayangan maupun dalam khasanah
bahasa Jawa Kuno dan sansakerta.
Pohon dewandaru dikenal juga sebagai asem
selong, belimbing londo, ceremai londo, atau cereme asam. Dalam bahasa
Inggris pohon yang dipercaya mempunyai kekuatan magis ini disebut dengan
Surinam Cherry,
Brazilian Cherry, atau
Cayenne Cherry. Sedangkan
nama ilmiah tumbuhan ini adalah
Eugenia uniflora L., yang mempunyai beberapa sinonim diantaranya
Eugenia michelii Lam.,
Eugenia oblongifolia,
Eugenia zeylanica Willd.
Dewandaru (Eugenia uniflora)
merupakan tumbuhan perdu dengan tinggi mencapai 5 meter dan hidup
menahun. Batang pohon dewandaru tegak, berkayu, berbentuk bulat dengan
kulit kayu berwarna coklat.
Salah satu daerah habitat dewandaru adalah kepulauan Karimunjawa. Kayu dewandaru kerap kali dimanfaatkan untuk membuat aksesoris semisal tasbih, gelang, akik (batu cincin), dan kalung.
Mitos, Khasiat, dan Pemanfaatan.
Seorang bernama dewandaru yang menjadi
rebutan antara Kurawa dan Pandawa lantaran dipercaya menjadi kunci untuk
menguasai dunia. Agar tidak dapat diperebutkan, orang ini berubah
menjadi pohon.
Aroma kayu dewandaru sebagai sarana pencapaian kesempurnaan dalam ilmu kanuragan.Dipercaya memiliki khasiat sebagai pengasihan, menambah kharisma, dan pengusir gangguan gaib.
Buah dewandaru selain mengandung air juga mengandung protein,
karbohidrat, dan vitamin C. Kulit kayunya mengandung tanin. Sedangkan
daunnya banyak mengandung minyak atsiri, saponin, flavonoid.dapat dimanfaatkan sebagai peningkat kualitas astringent, mengurangi
tekanan darah tinggi, penurun kolestrol, penurun metabolisme lipid, dan
antioksidan.
|
Dagang Banten Bali
|