Minggu, 26 Januari 2020

BEBANTENAN UPAKARA BALI



BEBANTENAN UPAKARA BALI YANG SATVIK
Bebantenan di Bali pada masa Ida Mpu Kuturan dianjurkan untuk hanya mempergunakan persembahan bunga (sekar) dan dupa (asep) kemenyan majegau. Pada jaman-jaman berikut, upakara yang mempergunakan ikan / daging dalam bebantenan dirancang oleh Dhanghyang Nirarta atas permintaan Sri Aji Dalem Waturenggong. Jadi sesungguhnya pada jaman Ida Mpu Kuturan bebantenan di Bali tidak diperkenankan untuk menggunakan daging hewan, tetapi, bagaimanapun, instruksi bebantenan upakara sebelumnya oleh Ida Mpu Kuturan diabaikan oleh Sri Aji Dalem Waturenggong yang berkeinginan untuk menggunakan tata cara baru yang menurutnya akan meningkatkan kesejahteraan dan keamanannya rakyat Bali.

CARA MUDAH MENDAPATKAN PENGHASILAN ALTERNATIF KLIK DISINI
 
Jadi bila sekarang, masa kini, ada orang di Bali yang ingin hanya menggunakan persembahan nabati / vegetarian (Satvik) dalam bebantenan upakara dan pelaksanaan upacara yadnya, dengan bunga, daun, buah, air dan dupa dan tidak berkenan mempergunakan ikan / daging dalam bebantenan itu sangat bisa dan tidak perlu diragukan kebenarannya, karena itulah anjuran bebantenan upakara awal mula di Bali yang diinstruksikan oleh Ida Mpu Kuturan... 'Sekar ring Asep Menyan Majegau'.
copas
(Berdasarkan Sumber Sastra: DHARMA HINDU BALI | AGAMA HINDU BALI, Dikumpulkan oleh Ida Bagus Ketut Gede, Gerya Telaga Tegal, Pemecutan Kelod, Denpasar, Bali)
- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar