#Purnama Kelima#
#Tumpek Klurut merupakan pertemuan antara saptawara Saniscara (Sabtu) dengan panca wara Kliwon dan wuku Klurut. Dan jatuhnya setiap 6 bulan sekali atau setiap 210 hari sekali yang dirayakan oleh umat Hindu.
#Klurut berasal dari kata lulut yang secara harfiah memiliki arti Tresna, asih atau
kasih sayang.
#Dalam pelaksanaannya dimasyarakat, banyak yang menyebutnya dengan odalan gong dan perayaan dari
hari kasih sayang.
#Menurut dari teks Aji Gurnitha disebutkan bahwa, sebagai hari yang tepat untuk mengupacarai gambelan atau gong dan perangkat lain yang menghasilkan bunyi - bunyian.
#Tujuan dari perayaan hari Tumpek Klurut adalah agar semua perangkat atau sarana yang mengeluarkan suara yang berfungsi sebagai kelengkapan dalam upacara memiliki suara yang indah dan juga
memiliki taksu.
#Gambelan umumnya terdiri dari berbagai macam bentuk dan memiliki suara atau irama yang berbeda - beda, dan dimasyarakat lebih dikenal dengan sebutan gong.
#Dan pada upacara Tumpek Klurut ini kerap juga digunakan sebagai dasar pengingat agar manusia selalu bersikap baik dan memiliki rasa welas asih atau kasih sayang terhadap sesamanya.
#Gambelan atau gong itu terdiri dari banyak instrumen, bentuk yang berbeda, suara, namun ketika semua itu dipadukan akan dapat menghasilkan suatu suara melodi
yang sangat indah.
#Tumpek Klurut juga merupakan salah satu cara umat Hindu untuk menghormati dan juga memuja Dewa Iswara,
sebagai manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan
Yang Maha Esa yang telah menciptakan suara - suara suci atau tabuh yang sangat indah dan seni.
#Nada suara atau titilaras dari gambelan Bali itu yang terdiri dari nada ndang, nding, ndung, ndeng, ndong dan suara ini juga merupakan perwujudan dari Panca Brahma sang, bang, tang, ang, ing. Nada suara itu juga merupakan perwujudan dari Bhatara Iswara, Brahma, Maha Dewa, Wisnu, dan Siwa.
#Dan semua umat juga meyakini bahwa suara merdu dan indah yang
ditabuh atau dimainkan dengan rasa kasih dan sayang itu adalah merupakan presentasi dari Dewa Iswara.
#Adapun banten yang umum dipersembahkan pada saat hari Tumpek Klurut itu yaitu berupa ; banten peras, ajuman, tigasan, pejati, dananan, pesucian, tipat sirikan, tipat gong, segehan panca warna dsb dan disesuaikan juga dengan kemampuan serta kesepakatan dari desa, kala dan patra
dimasing - masing tempat tinggal umat.
#Gambelan atau gong dapat kita jadikan sebuah contoh didalam kehidupan sehari - hari bahwa setiap orang mempunyai perananya masing - masing untuk saling melengkapi antara satu dengan yang lainya.
#Perbedaan itu apabila disatukan akan menjadi sesuatu yang indah karena dapat saling melengkapi antara satu dengan lainya dan perbedaan itu bukan dijadikan sebagai alat untuk pemecah belah.
#Purnama Kelima#
#Purnama dalam bahasa sanskertanya disebut dengan Kartika, dan Purnama merupakan hari yang sangat baik untuk melakukan ritual ataupun upacara keagamaan atau
yang disebut dengan
sube dewasa.
(hari yang baik).
#Sehingga dikalangan umat banyak dipakai sebagai tegak atau patokan untuk puja wali atau odalan di pura, merajan serta
ditempat suci lainnya.
#Hari suci Purnama dan hari suci Tilem juga merupakan bagian dari Naimitika Yadnya atau ritual yang dilakukan pada waktu dan hari - hari tertentu.
#Hari suci Purnama itu dirayakan oleh umat Hindu yang perhitunganya berdasarkan pada sasih atau bulan,
dan dirayakan setiap 30 hari sekali atau setiap 29 hari sekali.
#Pada hari suci Purnama atau bulan dalam keadaan penuh (sempurna) oleh umat disebut dengan istilah sukla paksa, yang merupakan harinya Sang Hyang Ratih atau Dewi Candra untuk melakukan yoganya guna membersihkan segala bentuk mala dan juga menyucikan alam beserta isinya.
#Sedangkan pada saat malam bulan mati atau langit gelap dan oleh umat disebut dengan kresna paksa, merupakan harinya
dari Dewa Surya
untuk melakukan
yoga dan semadinya.
#Purnama dan Tilem juga merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang disebut juga denga Sang Hyang Rwa Bhineda.
#Pada saat hari suci Purnama dan hari suci Tilem para sulinggih, pinandita dan semua umat patut melakukan penyucian diri lahir batin, dan juga membangun atau menanamkan dirinya
dengan sifat - sifat kedewataan.
#Pada saat Purnama Kelima juga bertepatan dengan hari Kliwon, yang merupakan harinya Dewa Siwa untuk melaksanakan yoga dan semadhinya untuk keselamatan dunia beserta isinya.
#Pada umumnya umat mempersembahkan banten dimerajan, dikahyangan tiga serta tempat suci lainnya berupa canang,
wangi - wangian, puspa
harum dsb dan juga memohon Tirta atau air suci pembersihan juga menghaturkan nasi kepelan putih dinatar merajan, natar pekarangan dan lebuh atau pintu keluar masuk pekarangan rumah, serta pada malam harinya juga melakukan perenungan suci atau semadhi.
(Kutipan Sundarigama)
#Siapapun yang sujud kepada Ku dengan persembahan setangkai daun, sekuntum bunga, sebiji buah - buahan dan seteguk air akan
Aku terima sebagai bakti persembahan
dari orang yang
berhati suci.
(Bhagawad Gita IX.26)
#Tubuh dibersihkan dengan air, pikiran dibersihkan dengan kebenaran, jiwa dibersihkan dengan pengetahuan atau
pelajaran suci dan tapa berata, kecerdasan dengan kebijaksanaan yang benar.
(Manava Dharma Sastra V.109)