Kamis, 06 April 2017

Tiga Bulanan Jejanganan






Didalam tattwa Lontar Rare Angon disebutkan banten-banten pokok dari Upacara 3 bulanan yi Sambutan dan jejanganan.
JEJANGANAN ada pada banten abulan pitung dina, tigabulanan dan otonan saat si anak belum ketus gigi
NISKRAMANA SAMSKARA
Secara sederhana upakara tiga bulanan biasanya berupa :
banten penglepas awon / pebyakaonan,
banten penyambutan,
prayascita,
peras soda,
pejati,
jejanganan,
banten kumara, tataban dan banten tebasan pangambyean. (sumber : Buku Kanda Empat Rare Oleh Mangku Alit Pekandelan & Drs. I Wayan Yendra)
Sarana Upakara kecil:
Panglepasan, penyambutan, jejanganan, banten pemetikan, banten kumara dan ayaban, pejati, segehan.
Sarana Upakara besar:
Panglepasan, penyambutan, jejanganan, banten kumara, ayaban, pula gembal, banten panglukatan, banten turun tanah, banten pemetikan
Seluruh rangkaian upacara bayi tiga bulan dilaksanakan di lingkungan rumah. Dipuput oleh orang tua/ Pandita atau Pinandita.
Tata Cara :
Upacara dimulai dr dapur natab ayaban tumpeng 5 atau peras pengambean mulai
1. Pandita / Pinandita memohon tirtha panglukatan.
2. Pandita / Pinandita melakukan pemujaan, memerciki tirtha pada sajen dan pada si bayi.
3. Bila si bayi akan memakai perhiasan-perhiasan seperti gelang, kalung dan lain-lain, terlebih dahulu benda tersebut diparisudha dengan diperciki tirtha.
4. Doa dan persembahyangan untuk si bayi, dilakukan oleh ibu bapaknya diantar oleh Pandita / Pinandita.
5. Si bayi diberikan tirtha pengening (tirtha amertha) kernudian ngayab jejanganan n mepetik/potong rambut
6. Terakhir si bayi diberi natab sajen ayaban, yang berarti memohon keselamatan.


Jajan Janganan 
Nasin Janganan 
Tetandingan Janganan 


Jajan Janganan 
Nasin Janganan : 
bulan 
Matan ai 

Tetandingan Janganan :
ebeg, ..... , daksina, 1 ceper tipat nasi, 1 ceper tipat sirikan, raka, jaja, suci,  nasin bangkalan, tamas pepesan nasi segi 3 segi 4, 

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI



Minggu, 02 April 2017

Bakang-bakang






Bakang-bakang 
Pemuunan





Bakang-bakang :
Pejati  
segehan cacah

Pemuunan
Pejati 



- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Banten Makelud




Makelud biasanya dilaksanakan 12 hari seusai upacara pembakaran jenazah. Makna upacara makelud ini adalah membersihkan dan menyucikan kembali lingkungan keluarga dampak kekecewaan yang melanda keluarga yang ditinggalkan. Filosofis 12 hari kekecewaan ini diambil dari Wiracarita Mahabharata, saat Sang Pandawa mengalami masa hukuman 12 tahun di tengah hutan. 


Pejati
Pengambean munggah
Tebasan sidapurna
Tebasan merta utama/beras kuning
Ulu : soroan, suci, daksina taluh siap matah
Gebogan
Prayascita
Pengulapan
Caru selem





Dagang Banten Bali


Pejati
Pengambean munggah
Tebasan sidapurna
Tebasan merta utama/beras kuning
Ulu : soroan, suci, daksina taluh siap matah
Gebogan
Prayascita
Pengulapan
Caru selem

 

Banten Penebusan






Penebusan (juga sering disebut upacara nebusan atau nebusin) adalah upacara yang berfungsi untuk dapat menetralisir dan menghindari kemungkinan-kemungkinan buruk, karena perbuatan dosa juga dapat menjerumuskan kedalam penderitaan.

Di Bali khususnya yang dilaksanakan oleh umat Hindu Dharma, dalam beberapa upacara penebusan selalu dilengkapi dengan banten penebusan seperti halnya disebutkan :
  • Upacara nebusan juga kerap menggunakan marga tiga ;
    • Karena diyakini marga tiga memancarkan kekuatan magis. 
    • Dengan menggunakan marga tiga, maka kekuatan semua penghuni alam bisa menjadi saksi dan bisa mohon semua penghuni alam, atau segala penjuru bisa dijadikan media permohonan sesuai dengan yadnya yang dilaksanakan.
  • Upacara penebusan yang biasanya dilakukan pada orang yang melik sesuai dengan kelahirannya agar segala kemungkinan buruk dapat dinetralisir supaya semua kekuatan bersinergi.
    • Sebagai rasa bhakti, rasa syukur atas anugrah atau atas tekabulnya doa atau keinginan dalam sebuah janji yang wajib ditepati dengan melaksanakan upacara "mayah/naur sesangi"
  • Penggunaan Daksina dimana disebutkan :
    • Daksina Panebusan Bhaya sebagai perlengkapan upacara bebayuhan weton sapuh leger yang bermakna untuk penyucian atau pembersihan agar terwujud suatu keharmonisan dan keselarasan.
    • Daksina Krepa untuk penebusan oton menurut petunjuk rohaniwan atau sesuai petunjuk lontar khusus.
  • Dalam Yama Purwa Tattwa disebutkan penggunaan guling bebangkit sebagai penebusan yang dilaksanakan khususnya pada upacara Nyawa / Atma Wedana sehingga kesalahan yang pernah dilakukan semasa hidup dapat ditebus sehingga nantinya roh atau atman leluhur kita itu menjadi Dewa Pitara untuk selanjutnya dapat menstanakannya di Kemulan.
  • Banten Panebusan mentah rateng digunakan dalam pangaskaran untuk mengembalikan unsur Panca Maha Buta secara sempurna.
  • Sebagai wujud dari penebusan Pitra Rna disebutkan dapat dilakukan dengan melaksanakan melaksanakan upacara Pitra Yadnya dan manusa yadnya agar mereka mendapat tempat yang layak di alam kedewataan sehingga nantinya tetap terjalin tali persaudaraan antara anak, saudara, keluarga, orang tua dan leluhur.
Selain itu sebagai tambahan, 
  • Pemberian sedekah pun untuk orang miskin juga dikatakan dalam Siwa Purana sebagai penebusan dosa.
  • Srauta Wedangga disebutkan juga memuat lebih rinci berbagai ajaran mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain terutama yang berhubungan dengan upacara keagamaan.
  • Banten Penebusan juga dapat dipersembahkan pada mahluk halus untuk menebus kesalahan akibat prilaku yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Peras pengambean
Tebasan sidapurna
Tebasan merta utama/baas kuning
segehan agung
sate karangan

Sabtu, 01 April 2017

Banten Pralina Sanggah






Banten Pralina : tamas, aled, raka, 5 petangas dr pandan diisi nasi, kojong rasmen, .....



Pejati Pralina : pejati, kuangen + pis bolong 33
ayaban tumpeng 9

sanggah surya sebagai pelinggih sementara sanggah direnovasi 


1. Saya mau mempralina beberapa sanggah karena rumah mau dijual. Sanggah yang ada, yaitu:
Apa saja sarana yang dipakai untuk mempralina? Cukup pejati saja?
2. Apa setiap sanggah memakai pejati? Sanggah No. 1 dan 2 berdampingan. Kalau bisa sedikit runtutan upacaranya selain soal banten.
 
1. Jawaban:
1.1 Banten piuning adalah pejati di tiap pelinggih
1.2 Di tiap pelinggih, selain pejati, agar ada ‘Daksina Pelinggih’ yaitu daksina biasa yang dibungkus kain putih/ kuning.
Fungsinya sebagai stana Ida Bhatara agar nantinya dituntun ke tempat yang baru, atau dihanyutkan ke segara (dalam pengertian dikembalikan ke alam niskala melalui pensucian sapta gangga).
1.3 Banten itu dihaturkan dengan puja/ mantra seperti bisanya, seperti ngaturang banten biasa, serta ditambah puja/ mantra pemendak Bhatara dengan memohon ijin catur dewata.
1.4 Setelah itu, banten pejati dilungsur, dan daksina lingga diambil dari pelinggih. Lanjutkan dengan sembahyang seperti biasa serta mohon ijin untuk melakukan pralina.
1.5 Pelinggih di pralina dengan mantra:
OM I BA SA TA A YA NAMO SIWAYA OM ANG UNG MANG, OM SA BA TA A I WA SI NA NA YA OM MANG UNG ANG, OM MOKSANTU, SWARGANTU, SUNIANTU, KSAMANTU, MURCANTU, HRANG HRING SAH PARAMA SIWA ADITYA YA NAMO NAMAH SWAHA.
1.6 Lalu percikkan tirta dari Sanggar surya, kemudian pelinggih bisa dibongkar. Bekas-bekas bongkaran agar dibuang ke laut, agar tidak digunakan untuk lain-lain.
2. Jawaban: sudah, lihat di atas

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI