Sabtu, 10 September 2016

Terima pesanan Banten Nganten



Melayani pembuatan aneka banten untuk upacara \hindu Bali
piodalan
pawiwahan
otonan
tiga bulanan


Melayani aneka Upacara
Ngelangkir
Menikah
Ngaben

hubungi via WA, Telp atau sms
0897 - 6687 - 246
0882 - 9209 - 6763


Telp
0361 - 464096

alamat
jl Gandapura Gg 1c No1 Kesiman Kertalangu
dan
jl sedap malam 117a kebon kuri
Denpasar

Pesan Via Facebook Klik Disini

Jumat, 02 September 2016

Macam-macam Upacara


Dagang Banten Bali




Upacara Adat di Bali
1. Upacara Melasti



Upacara Melasti | Sumber gambar: Website Resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng


Dilakukan setiap tahun sekali sebagai bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi di Bali, upacara Melasti bertujuan sebagai penyucian diri bagi penduduk pemeluk agama Hindu. Selama upacara adat di Bali yang diadakan tiga sampai empat hari menjelang Nyepi ini, para penduduk mendatangi beberapa sumber mata air sakral seperti danau, mata air, dan laut yang dipercaya menyimpan mata air kehidupan dan menyucikan diri dengan mengambil tirta amertha (keabadian).


Pada saat upacara adat di Bali satu ini berlangsung, pemangku Hindu akan memercik air suci ke kepala setiap penduduk agar membersihkan semua kotoran dan hal buruk dalam tubuh sehingga jiwa dan raga kembali suci. Untuk menjadi bagian dalam acara adat ini, kamu bisa memilih menginap di hotel-hotel yang berdekatan dengan kuil Hindu besar sekitaran daerah Kuta atau Uluwatu.


2. Upacara Ngaben



Upacara Ngaben di Bali


Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Berbeda dari budaya penguburan jenazah yang dilakukan ketika seseorang meninggal di daerah lain, penduduk Bali punya upacara adat Ngaben yang terkenal. Upacara adat tersebut merupakan ritual khusus yang bertujuan untuk mengantar kepergian jenazah.


Ketika upacara Ngaben digelar, tubuh jenazah dibakar dalam rangkaian ritual megah lengkap dengan arak-arakan. Oleh karena kerumitan proses dan banyak biaya yang harus dikeluarkan dalam sekali mengadakan upacara Ngaben, kamu tidak akan menjumpai upacara ini sesering upacara adat di Bali lainnya.


Upacara Ngaben terbagi menjadi tiga jenis yakni Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta. Upacara Ngaben Sawa Wedana dilakukan setelah jenazah diawetkan sebelum waktu ritual pembakaran berlangsung. Sementara itu Ngaben Asti Wedana dilakukan setelah jenazah dikubur terlebih dahulu. Terakhir, upacara Swasta dilakukan bagi penduduk Bali yang meninggal di luar daerah atau yang jasadnya tidak ditemukan.


Bagi penduduk Bali, upacara Ngaben adalah sebuah ritual yang menggembirakan sebab keluarga berhasil mengantar orang-orang yang mereka kasihi pergi ke nirwana. Dalam acara adat di Bali ini, keluarga dan kerabat bahkan dilarang untuk tidak menangis.

3. Upacara Mekare-kare



Tradisi Perang Pandan | Sumber gambar: Wikipedia


Upacara Mekare-kare atau dikenal juga dengan julukan “perang daun pandan” adalah ritual adat yang berasal dari Desa Tenganan. Upacara adat di Bali ini diperuntukan bagi penduduk pria dan menjadi ajang menunjukkan kemampuan mereka dalam bertarung menggunakan daun pandan berduri tajam.


Ritual adat Bali ini digelar sebagai penghormatan atas Dewa Indra yang terkenal sebagai dewa perang dalam kepercayaan Hindu. Setelah peperangan menggunakan daun pandan ini digelar, para partisipan akan dirawat dan didoakan oleh orang yang dituakan agar mereka tidak merasakan sakit. Untuk menjadi bagian dari upacara adat di Bali ini, segera rencanakan perjalanan di awal Juni menuju Desa Tenganan di Bali dengan Traveloka.

4. Upacara Saraswati


Upacara Saraswati digelar untuk merayakan ilmu pengetahuan. Lewat upacara adat di Bali satu ini umat pemeluk agama Hindu mengadakan ritual pemujaan Dewi Saraswati yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan ke muka bumi sehingga manusia menjadi terpelajar.


Semua yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan seperti buku dan kitab didoakan dalam upacara Saraswati. Tak hanya itu, dalam rangkaian upacara adat di Bali ini, kamu bisa menonton pentas tari dan pembacaan cerita hingga semalam suntuk.

5. Upacara Adat Ngerupuk



Pawai Ogoh-Ogoh | Sumber gambar: Website Resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng


Masih termasuk dalam rangkaian acara Hari Raya Nyepi, upacara Ngerupuk digelar dengan tujuan mengusir Bhuta Kala agar tidak menggangu kehidupan manusia saat sedang melakukan brata penyepian.


Upacara adat Bali ini dilakukan tepat sehari sebelum hari Nyepi tiba dan masyarakat wajib melakukan persembahan kepada Bhuta Kala. Ritual dimulai dengan mengobori rumah, menyemburi rumah serta pekarangan dengan mesiu, dan memukul benda hingga menimbulkan suara gaduh. Setelah ritual adat di Bali ini selesai, kamu bisa menyaksikan pawai ogoh-ogoh yang diarak bersama obor mengelilingi kawasan tinggal warga.

6. Upacara Galungan



Upacara Galungan | Sumber gambar: Wikipedia


Istilah galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan berarti ‘Menang’. Sesuai dengan asal namanya, upacara adat di Bali yang satu ini bertujuan merayakan kemenangan melawan kejahatan. Selain itu, upacara Galungan juga digelar untuk memperingati terciptanya alam semesta beserta isinya. Upacara adat Bali ini dilakukan tiap 6 bulan sekali dalam perhitungan kalender Bali dan dilakukan selama 10 hari berturut-turut.

7. Upacara Mepandes



Upacara Mepandes | Sumber gambar: Website Resmi Pemerintah Kota Denpasar


Dikenal juga dengan nama Metatah atau Mesuguh, upacara adat Mepandes dilakukan ketika seorang anak mulai memasuki masa remaja. Upacara pemotongan gigi ini digelar dengan tujuan untuk menghilangkan nafsu buruk seperti keserakahan, kecemburuan, marah, dan sebagainya. Baik anak lelaki yang suaranya sudah memberat dan anak perempuan yang telah mendapatkan menstruasi pertama akan melakukan ritual keagamaan sebelum gigi mereka dipotong oleh orang yang dituakan secara adat sebagai simbol pendewasaan.

- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Jumat, 26 Agustus 2016

Banten Pawiwahan



Banten pengantin perempuan 
Banten pengantin laki=laki 


Banten pengantin perempuan 
pihak perempuan hanya membuat banten ayaban di bale, boleh bebangkit boleh juga pregembal 



Banten pengantin laki=laki 



Tebasan ardanereswari 

Tebasan manik sekecap 


Medengen-dengen
tumpeng 11 n tebasan semara ratih 



Cara nanding 

Tebasan ardanereswari : tamas, kulit sayut, 2 tulung sangkur, tumpeng putih kuning meplekir, raka, peras tulung payasan, kojong rasmen, .....

Tebasan manik sekecap : tamas, kulit sayut, biu potong cekak 4 isi gula merah meplekir, 2 tulung sangkur, raka, peras tulung payasan, kojong rasmen, .....



Banten Pawiwahan 


banten mungah di sanggah
di natah/natab beten 
di bale 
di dapur 

banten mungah : pejati nunas thirta  
di sanggah: bayuhan
di natah/natab beten : tumpeng 11, medengen dengenan
di bale : pregembal
di dapur : pejati melukat capcapan
banten mungah : pejati nunas thirta, surya

pejati : 
surya pregembal : 

di sanggah: bayuhan: 

di natah/natab beten : tumpeng 11, medengen dengenan 
1 tanding tamas, tumpeng 1, raka,
4 tanding tamas, tumpeng 2, raka, 
1 tanding tamas, tumpeng guru,
2 tanding tamas, tumpeng 3 (biasa disebut penyeneng, 
1 tanding tumpeng 4 
1 tanding tumpeng 5
tebasan petemon

di bale : pregembal
 2 jerimpen
2 sayut 
1 nasin sayut
1 tebasan

di dapur : pejati melukat capcapan 

 tumpeng 11 
tp 2 
tp 2 
tp 2, panak 5, raka, 
tp 1 
tp 1,
tp 3 

Tebasan salah ukur :

kala ngadeg : 
pengambean munggah
santun
soroan suci n telor ayam mentah 


Medengen-dengen
tumpeng 11 n tebasan semara ratih  

ulu : 
pejati
prngambean
santun 2 yi : nyuh 2, taluh 2

awak : tumpeng 11 n tebasan semara ratih 

ikut :
soroan gereng
soroan cenik
daksina
bengawan penyarikan
biukaonan

upacara pernikahan
Terlihat mempelai laki-laki memikul tebu Dan cangkul, sedangkan mempelai perempuan membawa sok asi (tempat dari anyaman bambu).
Terlihat nuansa budaya agraris masih lekat dalam acara pernikahan ini. Cangkul, tebu dan sok asi tetap dipertahankan ditengah era digital ini.
Hanya yang menjadi trend baru 10 tahun terakhir ini pakaian sepasang mempelai pakaiannya bak sepasang raja dan ratu. Mungkin karena mereka menjadi raja dan ratu sehari.
Kemudian sepasang penganten ini mengitari banten/sarana upacara sebanyak tiga kali. Itu tanda mereka mengikat janji setia, layaknya upacara pernikahan mengitari api suci di India.
Seusai itu, rombongan warga yang jumlah ratusan mengantar kedua mempelai ke rumah orang tua perempuan, mereka membawa seserahan, berupa jajan, daging babi, ketupat, bantal dan banten.
Para pemuka masyarakat dari bendesa adat, kelian dinas dan tokoh masyarakat melakukan pembicaran menyatakan kedua mempelai sah secara adat dan dinas.
Diujung acara para tetua keluarga perempuan diberikan tembakau yang telah digulung dengan daun sirih yang disebut lekusan.
Ini menunjukan budaya nyirih sebagai simbolis kekeluargaan dan keakraban. Kedua pasang suami istri ini berarti telah bersatu sekaligus menyatukan kedua keluarga besar mereka menjadi lebih akrab.






Yen di Klungkung daratan ane luh ngabe sok dagangan cenik. Ane muani meblanje. To simbol ketemu purusa predana mesemaya (mejanji) kal nyaluk grehasta asrama. Ane muani ngabe keris noes tikeh pandan. Ceciren pusaka metu jeroning urangka. Simbol laki2 bertanggung jawab untuk rumah tangga baru.


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI


MAKNA RITUAL UPACARA PERKAWINAN DALAM AGAMA HINDU
• Upacara Medengen-dengen (”mekala-kalaan”) merupakan bagian yang terpenting di dalam rangkaian upacara pawiwahan (perkawinan), karena pada upacara ini dilakukan 'pembersihan' terhadap kedua mempelai, terutama 'sukla-swanita' (bibitnya) dengan persaksian Ida Sanghyang Widhi dan juga krama adat.
• Kedua mempelai menyentuhkan kakinya pada 'Kala Sepetan', adalah merupakan suatu simbol untuk membersihkan diri, terutama ”suka-swanita”nya.
Kala Sepetan adalah sebuah bakul (”sok” dlm bahasa Bali), yang berisi ; telur ayam mentah, batu bulitan (batu hitam), kunir, keladi, andong, kapas, yang ditutupi serabut kelapa yang dibelah tiga dan diikat dengan benang ”Tri Datu” (benang 3 warna ; merah, putih, hitam), disisipi 3 batang lidi, ujung dadap 3 buah, yang masing-masing diikat dengan benang tri datu, dimana di dalam serabut itu diisi sebuah kwangen.
Buta Kala yang menerima sesajen dalam rangkaian upacara perkawinan dan juga Bakul beserta dengan perlengkapannya ini, adalah merupakan perwujudan ”Sang Kala Sepetan”.

• Upacara 'jual-beli' dengan menggunakan ”Bakul” (sok) yang berisi ; beras, bumbu-bumbuan, rempah-rempah (”anget-anget”), pohon kunir, keladi dan andong yang dilakukan kedua mempelai adalah merupakan suatu simbol saling memberikan / mengisi dan akhirnya tercapailah kata sepakat untuk membina rumah-tangga.
• Upacara merobek tikar, adalah merupakan simbol pemecahan selaput gadis dari mempelai perempuan. Tikar yang dimaksud adalah 'Tikeh Dadakan', yaitu sebuah tikar kecil yang terbuat dari daun pandan yang masih muda (hijau) dan dianggap sebagai kesucian dari mempelai wanita.
• Menanam kunir, keladi dan andong, adalah merupakan simbol untuk menanam bibit (mencari keturunan).
• Memutuskan benang putih pada 'pepegatan', adalah merupakan suatu simbol bahwa kedua mempelai telah melewati masa remajanya, dan kini mereka hidup dalam suasana yang baru yaitu sebagai pasangan suami-istri.
”Pepegatan” adalah ; dua buah cabang dadap (kayu sakti) yang ditancapkan agak berjauhan dari tempat upacara, yang keduanya kemudian dihubungkan dengan benang putih (”benang tukelan”).

• Upacara 'Ngeliwet', adalah merupakan simbol atau petunjuk, bahwa hendaknya sebagai suami-istri segala pekerjaan dilakukan bersama atau saling tolong-menolong, dan hasilnya dinikmati bersama pula.
• Upacara ”Natab”, adalah merupakan penyempurnaan di dalam rangkaian upacara perkawinan. Upacara Natab ini bertujuan untuk meningkatkan pembersihan yang telah dilakukan pada waktu dilakukannya upacara ”Medengen-dengen” atau ”Mekala-kalaan”.
• Upacara Mepejati (Mejauman), adalah untuk menentukan 'status' salah satu pihak.
Misalnya ; kalau jauman itu dibawa oleh pihak mempelai lelaki, maka mempelai wanita harus mohon diri (mepamit) kehadapan Dewa Hyang atau 'leluhurnya' di Sanggah / Mrajan-nya, dan juga keluarganya. Demikian juga sebaliknya, jika Jauman itu dibawa oleh pihak mempelai wanita, maka pihak mempelai lelaki harus mepamit kehadapan Dewa Hyang dan keluarganya, yang berarti pihak mempelai lelaki ”nyelosin” atau ”nyeburin” (nyentana) ke pihak mempelai wanita ••


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Senin, 22 Agustus 2016

Banten sambutan pulang dari rumah sakit




5 tanding 
prayascita 
biu kaon 
pebersihan 
sayut kala melaradan 
nasi 4 warna 

prayascita : tamas ental, kulit sayut metempel serojan di kiri, raka, ceper misi nasi ( telor dadar, don tabya bun 5 lembar mejahit, 5 muncuk dadap, bunga), ceper kacang saur n wadah uyah bintang, sujang & klatkat mini, kuangen, canang, lis penyapuhan misi pebersihan

ituk-ituk : misi congger jejahitan, jejahitan mecongger misi porosan, 1 untek, celemik kacang saur, raka, bantal urip, canang

petangas misi sate tipat nik2  
kojong : porosan
tangkih :
bungkak gading padma
wadah tirta 

biu kaon : tamas slepaan, raka, nasi barak (nasi mekaput cara jukut kedongkol) misi sate bawang jahe, celemik kacang saur, penyeneng endong, sampyan endong mecekak 3 mejahit mejepitan(metangkepan),  taluh siap matah, don delem metagelan misi nasi, apesel danyuh misi 3 katih don nagasari & dadap, lis penyapuhan misi dadap mencak, kuangen, lekesan, pebersihan, , tetimpugan (3 batang bambu)  
wadah tirta 

pebersihan : tamas slepaan, raka, tekor tegak misi don dadap meseseb,  kuangen, ceper misi nasi n bunga jepun, ceper misi kacang saur n wadah uyah cara bintang, sampyan mejepit, canang

sayut kala melaradan : tamas slepaan, raka,  ceper nasi, ceper kacang saur n wadah uyah cara bintang, penyapuhan, kuangen, sampyan mejepit, jaja cacalan lungker2, canang

nasi 4 warna : tamas kecil, 4 tangkih nasi; luanan selem, teben barak, kanan putih, kiri kuning, canang, tetabuhan


- JUAL ES KRIM / ES PUTER PERNIKAHAN KLIK DISINI

Sabtu, 06 Agustus 2016

Tetandingan gede





Dagang Banten Bali




Tumpeng 5
Tumpeng 7
Tumpeng 11
Bayuhan
Pregembal
Bebangkit suklu
Njek bebangkit 
Bebangkit biasa 
Bebangkit cagak 
Memben 
Rsi gana 
Pewintenan 
Pedudusan 






Cara nanding 

Pregembal
14 tamas soroan:
4 jerimpen
1 tumpeng guru + telor bebek
1 tumpeng bulakan  jempere
1 tumpeng gook
1 tumpeng ungang (+ tabya)
1 tumpeng metusuk  sabut pinang
1 tumpeng 5
1 tumpeng 3
   Tumpeng 2

10 tamas ental
1 tebasan sidhapurna: 2 tulung sangkur dijepet di tamas, 2 tipat sidhapurna, raka, biu, jaja,
1 tebasan mertha: 1 takir baas kuning bungkus plastik,
1 tebasan tirtha
1 tebasan pegeni
Ulu : 2 cakang daksina (misi 2 sampyan pusung, 1 sangurip, 1 apak2), 



Tumpeng 5:




Tumpeng 7:




Tumpeng 11:




Bayuhan:




Bebangkit suklu:
10 sampyan jit goak  
Sodan pengideng-ideng : tamas, kain putih, aled, raka, 2 nasin sodan, takir rasmen, 11 pengideng-ideng (ceper, don dadap sebagai aled untek, raka, celemik rasmen, sampyan plaus), sampyan sodan
    Tamas soroan 




Bebangkit biasa:





Bebangkit cagak:





Rsi gana:





Pewintenan Saraswati:
9 tamas n 1 tempeh 
1. Gebogan : tamas, aled, raka

2. Pejati
    tamas, aled, beras, benang, porosan, kulit peras, nasin peras2, 
    nasin sodan 2,daksina, ceper ketipat nasi (ceper, base tampelan, 
    celemik kacang saur, tipat nasi akelan/ 6 buah), sampyan peras, 
    penyeneng, sampyan sodan

3. Pengambean: tamas, 1 aled peras (beras, porosan, benang, kulit 
    peras, 2 nasin peras) di aled yg sama dapetan (raka, 1 tumpeng, 
    sampyan nagasari), 1 aled pengambean (raka, 2 tumpeng, 
    sampyan pengambean), 1 kulit sayut (raka, 1 nasin sodan, 
    sampyan nagasari)

4. Tebasan mertha: tamas, kulit sayut, raka, 1 tumpeng, 1 takir 
     beras kuning, kuangen 1, kojong umah, 

5. Tebasan Siddhapurna: tamas, kulit sayut, 1 tumpeng meplekir, 
    2 nasin sodan, raka, 2 tipat siddhapurna, 1 kuangen, 2 tulung sangkur isi nasi kacang saur, kojong umah, 

6. Tebasan Pengenteg Bayu: tamas, kulit sayut, raka, 4 tulung sangkur  isi nasi kacang saur, ceper meplekir isi nasi, kojong umah, kuangen 4,

7. Tebasan Saraswati
    tamas, kain putih, kulit sayut, raka, 4 nasi peras besar 4 warna  
    (1 putih, 1 hitam, 1 kuning, 1 merah), payasan, peras tulung, 
    ceper (beras, benang, don bingin, jajan saraswati)
   
8. Tebasan Pasupati : tamas, kain barak, kulit sayut, raka, 1 tumpeng barak meplekir,    kuangen endong, payasan, peras tulung, 2 tulung sangkur dr endong, kojong umah, 

9. .....
     tamas, kain putih, aled, 5 nasin sodan, 5 tumpeng, raka, kojong       umah, payasan, peras tulung  

10. ...
    Tempeh, kain putih, aled, tumpeng guru meplekir, raka, payasan, peras tulung, serodan (jajan serodan, 2 celemik), kojong umah, 1 kuangen mekamen, tamas cenik (beras, don bingin ... , 4 jajan saraswati, jajan batako), biu (5 biu melablab n satsat metegul benang tebus), tebu (tebu n satsat metegul benang tebus)








Pedudusan 
8 tanding 
1. panca kumba 
    aled meplekir, kulit peras (beras, porosan, benang), ditempelin kebesan kampil, tulung urip misi nasin peras putih 5, tulung urip misi nasin peras kuning 7, payasan, peras tulung,  raka, 2 klatkat sudamala luh muani, orti pucuk n orti kembang, 3 muncuk lalang diikat ...., 5 warna  tumpeng (merah; putih; kuning; hitam; brumbun),

2. panca laba
    aled meplekir, raka, payasan, peras tulung, 4 coblong, 

3. gelar sanga
    aled meplekir, raka, payasan, peras tulung, 9 ceper gelar sanga,besogan,

4.  
    aled meplekir, nasi amuncuk kuskusan, orti pucuk n orti kembang, raka, suci, 3 lidi melilit benang merah, 



5.  
    aled meplekir, raka, tumpeng putih kuning, orti pucuk n kembang, 



6.     



7.    
   



8.    





Njek bebangkit
Tamas, Tampak yang ujungnya dijahiti plausan, 4 nasin peras, 4 celemik, 4 raka, tumpeng di pusat, peras tulung payasan, …. 


Tetandingan sedang

Dagang Banten Bali





Pemegatan
Banten jotan
Pengambean
Pejati
Pengakulan
Jejanganan
Sambutan
Sor
Silur bambang
Prayascita metumpuk 
Prayascita kawi 
Prayascita luwih 
Durmangala 
Pengulapan
Isuh-isuh 
Oopan nyekah
Gana rsi
Rsigana 
Banten ngelangkir
Pungun-pungun 
Ibu Sugih 
Bagia
Pula Sakedaton 
Pengambean penyejeg










Metanding:
Caru 
ada caru cenik yi caru brumbun, putih, selem 




caru gede (caru siap 5)
caru mewidik 
caru siap 5 

 Caru brumbun : klatkat, koran, 1 aled,






Pemegatan 
 klatkat, koran, aled, banten sodan (raka, 2 nasin sodan, takir kacang saur, sampyan sodan, 11 iruk-ituk dijahiti satsat misi don dadap n porosan isi (nasi, kacang saur, kulit telor, tibah, bungsil, kapas, pis bolong, kapas),  3 lidi masing-masing isi pis bolong ikat dengan benang tridatu, pejati, sambutan

Banten jotan
Pengambean
Pejati
Pekakulan/pengakulan: dulang tanah, beras, 2 telor ayam mentah, 11 kojong base tembako, isin daksina (kojong pesel gantusan, kojong biu n tebu, 

Jejanganan: ebeg, 11 kojong porosan misi bunga,
Sambutan
Sor
Silur bambang
Prayascita metumpuk
Durmangala
Pengulapan
Isuh-isuh 
Oopan nyekah
Gana rsi
Tempeh :  
      7 daun
      7 sengkui

Banten ngelangkir: ebeg, pengambean, sodan putih kuning, nasi rare,  


Pungun-pungun 
Ibu Sugih 
Bagia

Pula Sakedaton 
Pengambean penyejeg