Senin, 11 Juli 2022

Pertanda Datangnya Penyakit Berdasarkan Sasih Menurut Lontar Roga Sanghara Bumi

 


Selain mengenal bulan pada kalender Masehi, di Bali masyarakat juga mengenal bulan sesuai sistem kalender Bali. Sama seperti pada kalender Masehi, di Bali juga dikenal ada 12 bulan yang disebut sasih yang terdiri atas sasih kasa, kara, ketiga, kapat, kalima, kaenem, kapitu, kaulu, kesanga, kedasa, jyesta, dan sada.
Menurut Lontar Roga Sanghara Bumi yang disarikan dalam Durmanggalaning Jagat Tutur Roga Sanghara Bumi, setiap bulan ini akan diturunkan penyakit ke dunia dengan ciri-ciri yang berbeda. Lontar ini merupakan sebuah tutur atau tuntunan terkait dengan pertanda alam serta akibatnya. Juga dijelaskan tentang penolak atau pecaruan dari setiap pertanda tersebut. Berikut merupakan pertanda penyakit yang diturunkan pada setiap sasihnya beserta banten caru yang digunakan untuk penangkalnya.
1. Sasih Kasa
Sasih kasa merupakan sasih pertama dalam sistem kalender Bali yang jatuh sekitar bulan Juli. Penyakit pada sasih ini disebabkan oleh Kala dari Bhatara. Penyakitnya yaitu panas dingin, badan bergetar, serta gelisah.
Adapun caru atau upakara yang digunakan sebagai ‘penangkal’ yakni dengan jalan membuat sanggah cucuk yang diletakkan di sisi kiri pintu gerbang dengan bantennya nasi tiga warna, ayam putih kuning dibuat lauk dijadikan tiga bagian, buah tiga jenis, bunga tiga warna, canang tiga tanding, diletakkan di bawah segehan dituangi tuak dan air. Saat melakukan persembahan sebut Kala Bergala.
2. Sasih Karo
Penyakit pada sasih karo atau bulan kedua dalam kalender Bali yang jatuh pada bulan Agustus diturunkan oleh Bhatara Ratnaning Rat. Ciri-ciri penyakit pada sasih ini yakni tidur gelisah, menyebut-nyebut, panas dan lesu, jiwanya terancam.
Penolaknya yakni dengan mempersembahkan caru pada setiap pintu keluar. Juga memasang sanggah cucuk pada sisi kiri pintu keluar yang diisi sujang, dimana di dalam sujang berisi tuak dan air. Bantennya berupa tumpeng dua buah, ikan sate lembat babi, lawar merah dan putih, canang gantal, rokok dua batang, berisi bendera dari kasa putih. Di bawah segehan dituangi tuak dan air dan sebut para prajurit Bhatara Ratnaning Rat.
3. Sasih Katiga
Sasih ketiga jatuh pada bulan September. Penyakit pada sasih ini disebabkan oleh Kala dari Bhatara Jagatpati. Ciri-ciri penyakitnya yaitu panas, gelisah, badan bergetar, kepala pusing seperti mau pecah.
Untuk penolaknya menggunakan sanggah cucuk yang dipasang di sisi kanan pintu keluar. Upakaranya berupa ketupat lima jenis, ikannya palem udang, kepiting kering, isi sawah, canang lima tanding, segehan. Pada saat mempersembahkan sebut Kala Prayoni.
4. Sasih Kapat
Sasih kapat jatuh pada bulan Oktober. Penyakit yang datang disebabkan oleh Kala dari Bhatara Kusumajati. Adapun penyakit yang diturunkan berupa panas seperti dibakar, gelisah tak pernah berhenti sampai empat hari, tiga hari tak bisa makan, dan ingin terus minum air.
Penolaknya dengan memasang sanggah cucuk pada salah satu sisi pintu keluar dan berisi daun beringin. Sarana upakaranya berupa sepasang tumpeng kuning, ayam putih dibuat lauk dijadikan satu tanding, buah, canang gantal arum lima tanding, rokok empat batang, kemenyan, tuak satu sujang. Di bawah segehan dituangi dengan tuak dan air dan sebut Kala Wigraha Bhumi.
5. Sasih Kalima
Sasih ini berada pada bulan November. Penyakit pada sasih ini datang dari Kala dari Bhatara Jagatkarana dengan pertanda menggigil, panas gelisah, kepala sakit seperti ditusuk-tusuk, dan tidak bisa bangun.
Untuk penangkalnya, sanggah cucuk dipasang di sisi kiri pintu dengan banten panek dua buah, lauk daging babi, sate lembat asem, buah, canang dua tanding, tuak satu tekor, segehan. Sebut Sang Kala Mangsa.
6. Sasih Kaenem
Pada bulan Desember menurut perhitungan kalender Bali merupakan sasih Kaenem. Pada saat ini prajurit dari Bhatara Moda menurunkan penyakit ke dunia. Penyakit yang diturunkan memiliki ciri-ciri panas seperti dipanggang, menyebut-nyebut tak karuan, bisa menyebabkan kematian, seperti orang galak.
Pasang sanggah cucuk pada sisi pintu keluar sebagai penolak. Sanggah cucuk ini berisi daun tulak, tuak dengan wadah sujang. Bantennya sepasang tumpeng hitam, sate calon, lawar merah putih, jajan begina, dan pisang rebus. Sementara untuk banten di bawah menggunakan segehan sembilan tanding, jeroan babi mentah dan masak, geti-geti satu takir dan sebut Bhuta Ngadang Samaya Pati.
7. Sasih Kapitu
Penyakit pada sasih kapitu atau bulan Januari memiliki ciri-ciri badan dingin, perut kaku, tubuh makin kurus, menggigil dan kejang-kejang setelah tiga hari. Untuk carunya menggunakan sanggah cucuk yang diletakkan pada sisi pintu keluar dengan bantennya sepasang tumpeng merah, daging ayam merah dipanggang, serta buah.
Di halaman Sanggah Kemulan menghaturkan segehan, caru nasi satu pujung, lauk babi satu karang. Juga segehan lima tanding, lawar mewah putih, serta tuak satu tapan. Saat melakukan persembahan sebut Kala Ngandang Semaya.
8. Sasih Kaulu
Sasih kaulu dilaksanakan pada bulan Februari, dimana penyakitnya diturunkan oleh prajurit dari Bhatara Durga. Ciri-ciri penyakit pada sasih ini yaitu muntah berak, panas, pusing, seperti ditusuk-tusuk, serta disentri.
Carunya menggunakan sanggah cucuk yang dipasang di depan pintu keluar dengan banten lima buah tumpeng yang dialasi daun tlujungan, kulit babi dicampur darah, komoh, kakumbuh kacang satu, lima biji calon agung, geti-geti, pisang kayu, tuak satu bumbung, nasi takilan, telur asin, digantung pada sanggah cucuk. Sebut Sang Kala Dengen.
9. Sasih Kesanga
Pada sasih kesanga (Maret) ini penyakit diturunkan oleh prajurit dari Bhatara Geni. Sakit yang dirasakan seperti gelisah, serta mual-mual.
Penangkalnya dengan memasang sanggah cucuk di depan pintu keluar, sanggah itu diisi tempat sesajen dengan bantennya yakni dipupuki jeroan babi digoreng, ikan telur dadar, tuak, air berwadah sujang pada lalapan peras penyeneng. Di bawah menggunakan segehan sembilan tanding, dan sebut Kaki Kala Roga.
10. Sasih Kedasa
Pada bulan April merupakan sasih kedasa. Penyakit pada sasih ini ditandai dengan panas serta gelisah. Gunakan penolak berupa sanggah cucuk di depan pintu keluar. Bantennya berupa nasi satu punjung, sate calon, lawar merah dan putih yang diletakkan di bawah segehan.
11. Sasih Jyesta dan Sada
Sasih jyesta datang pada bulan Mei dan sada pada bulan Juni. Pada saat ini penyakitnya berupa flu yang disebut langu.
Penangkalnya gunakan sanggah cucuk yang dipasang di depan pintu keluar pekarangan dengan bantennya berupa tumpeng sepasang, sate ayam, lawar merah dan putih, sayur daun pepe direbus, kemudian diletakkan di bawah segehan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar