Senin, 11 Juli 2022

Upacara Hindu di Bali

 


Mengenal istilah persembahan pada banten bebangkit.
Sebagai Pulagembal, maka bebangkit terdiri dari beberapa buah banten dan yang disebut bebangkit adalah sebuah banten yang terdiri dari tiga bagian yaitu; Tadah-bebangkit-ireng, tadah-bebangkit-putih, balen-bebangkit, yang bentuknya seperti taman (Taman adalah sejenis bangunan kecil beralaskan ceper bertiang empat buah dari tebu, janur, serta bunga/daun-daunan; di dalamnya berisi air, bunga yang harum (11 jenis) serta padma (jejahitan dari janur); sebagai alasnya dapat dipakai priyuk tanah kedas (belum pernah dipakai), ataupun sangkuk/batil) hanya saja tiangnya dibuat dari bambu atau lainnya bahkan adakalanya dibuat bertingkat atau bertumpang seperti Meru dan itu tergantung dengan tingkatannya.
Pada “balen-bebangkit” ini akan ditempeli beberapa jenis jajan sesamuhan; baik bentuk, nama serta jumlahnya dari pada jajan tersebut sepertinya berbeda-beda sesuai desa kala patra.....tapi umumnya selalu ada jajan yang disebut: bulan, matan’ai (matahari), marga (jalan), dan lawang (pintu), walaupun kemungkinan pasti bentuknya berbeda-beda. Keempat jajan itu akan ditempel pada keempat dingding dari “balen-bebangkit” dan letaknya diposisikan dimana jajan simbol bulan berlawanan arah dengan matan’ai, marga berlawanan arah dengan lawang.
Disekitarnya barulah dilengkapi dengan jajan-jajan lain ada yang disebut lubeng luwih, pepek, sunaran, tangkar-iga, ancak, bingin, dsb-nya.
Ada tiga tingkatan Bebangkit yaitu:
1. Alit: Bebangkit Gerombong
2. Madya: Bebangkit Bogem atau bebangkit mencagak. Perbedaan ada pada jenis jajanannya lebih banyak daripada bebangkit gerombong dan dilengkapi jajan “bekayu” dipakai sebagai alas disebut “bataran”.
3. Agung: Bebangkit Agung Mekaras, digunakan pada upacara yang paling besar tingkatannya (utamaning utama). Perbedaannya dengan Bebangkit Bogem adalah disamping jenis jajannya lebih banyak juga dilengkapi dengan “beruk” satu yang berisi nira atau tuak, kendi berisi air, kotak berisi “perabot-Pande” (berjenis pisau, gergaji, palu, dll), besek kecil berisi beras, base-tempel, wang (Uang Kepeng), Kawangen serta benang putih.
Karena daging persembahan yang menyertainya maka ada dua istilah bebangkit: Bebangkit “Selam” dan Bebangkit “Kapir”. Tiap sorohan banten bebangkit umumnya berisi atau dilengkapi dengan guling: Pada banten bebangkit “Selam” akan dilengkapi persembahan guling hewan yang dianggap suci misal: itik, kerbau (kebo), kambing, dll., Sedangkan pada banten bebangkit “Kapir” dilengkapi guling hanya dari hewan babi. Oleh karena itu sorohan banten bebangkit sering pula disebut: “Sorohan guling bebangkit.”
Secara umum soroh bebangkit ditujukan kepada Shakti atau Dewi Uma atau Dewi Durga. Dimana kita memujanya dengan setulus hati supaya diberikan kesimbangan melalui Banten Bebangkit dari mewakili unsur negatif dan Pulagembal (Banten Tataban Besar) dari mewakili unsur positif===Rwa Bhinneda/Dwaita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar