Senin, 11 Juli 2022

ULASAN TENTANG GALUNGAN.

 


Umat sedharma sane kusumayang Mpu Agra Dwijananda , dibawah ini perkanankan Mpu menyampaikan article singkat ulasan tentang galungan singkat namun demikian harapan Mpu dapat kiranya menjadi lentera kecil memberikan secercah cahaya kesucian kepada umat se-dharma. yang dengan tulus hati telah mau mengabdikan dirinya bagi kebenaran.
Semoga melalui karya dan baktinya umat se-dharma, mau mempelajari, menghayati dan mampu mengamalkan ajaran suci Veda semakin mendalam.
Teruntuk sang sane WIKANA kami ucapkan banyak terimakasih yaning wenten sane berkenan untuk menyempurnakan and menambahkan articel puniki.
1. What Galungan ( kosa kata galungan )
Secara umum semarak sekali kata galungan itu memasyarakat pada umat hindu, namun jangan salah dari sekian kata galungan terucap, mungkin masih banyak yang belum mengerti apa Galungan itu.
Galung=Menang, Galungan identik dengan kemenangan yang. Galungan ini identik dengan Hari raya SRADHA WIJAYA DASMI, untuk di India malahan di India sendiri masih banyak yang identik dengan Galungan misalnya DIPAVALI India Utara dan DURGA PUJA India timur dll.
2. WHEN ( syklus galunan) : Galungan dirayakan oleh umat hindu di Indonesia dg periodik Nityakalanya Jatuh pada pawukon Bude Kliwon, Dungulan.(210 Hari/1kali) kapan pastinya Galungan itu adalah sangat tidak menentu karena sepanjang kehidupan kita, kawan dan lawan tidak pernah berakhir namun ada fakta yang ditemukan bahwa perayaan galungan dilaksanakan persis pada bulan Purnama sasih kapat pada jaman pemrintahan Raja Wijaya Kusumu (1246-1250)
3. WHO ,( siapa saja yg merayakan Galungan) Galungan ini dirayakan oleh umat Hindu Nusantara khusunya yang berada di Bali namun demikian galungan juga dirayakan di luar bali yang di sesuaikan dengan culture setempat. Dari arti kata merayakan kemenangan, kalau kita berbicara merayakan berarti ada event yang puncaknya terjadi sehingga dirayakan.
4. MUSUH ENEMY,
Ketika kita berbicara kemenangn sudah tentu ada musuh yang dikalahkan, siapa sesungguhnya musuh itu....Dalam konsept Hindu ada yang namanya Rwa Bineda, pemiliknya tunggal namun metu yg keluar Suba dan Asuba Karma sebagai output product nya, yang sangat erat kaitannya denga Hukum Karma Phala dalam konsept Panca sradha dlm ajaran tatwa yang kita yakini. Agar membuahkan Suba karma tentunya kita harus bisa memenangkan dharma dalam diri kita. YATO DHARMA STATO JAYAH. Dimana dharma ditegakkan disanlah akan ada kejayaan demikian pula DHARMA EVA HATO HANTI, DHARMA RAKSATI RAKSITAH, dimana dharma dikebiri disitulah akan terjadi kehancuran. Kesimpulan musuh itu adalah Adharma, yang sesungguhnya ada dalam diri kita.
RAGA DIMUSUH MEPAROH, RING HATI TUNGGUANIA TAN MADOH RING DEWEK. Dalam kekawin ini dibahas sesungguhnya musuh kita yang paling berat ada dalam diri kita, ketika kita tidak bisa menguasai diri kita dalam konotasi positip disitulah diri kita akan hancur, kekuatan yang paling dahsyat ketika kita bisa mengendalikan diri, nah ketika hal ini belum bisa kita kuasai jangan harap bisa ,menang dalam meminpin oran lain.
5. WHERE, Semuanya itu bersemayam dalam diri kita, pertempuran setiap saat berkecamuk ada dalam diri kita seshingga diperlukan suatu persiapan yang matang untuk bisa mengendalikan diri, kalau kita ingin berhasil sukses agar bisa merayakan galungan lakukanlah dua hal, well preparation siapkanlah diri kita lebih awal dan lebih mateng, sehingga ketika kesempatan itu datang anda tinggal landas, jangan terbalik, kesempatan datang tetatpi kenyataannya kita belum siap alias kurang pembekalan. Karena kesempatan itu akan tidak datang kesekian kali. Artinya jarang sekali.
6. HOW.... Saudaraku yang terkasih, kemenangan dalam arti kata Sukses,.....itu tidak sedemikian jatuh meglebug dari langit, setiap kemenangan itu sudah pasti adanya suatu usaha untuk meraihnya, dalam usaha tersebut, tentunya sudah pasti ada perjuangan, dalam perjuangan sudah pasti diperlukan suatu pengorbanan, apakah itu pengorbanan berupa pemikiran, perasaan, harta brana, waktu dsbnya, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Tapa Brata – yg disymbolkan dengan PENYEKEBAN, anyekung sehananing Indria karena sesungguhnya yang menjadikan orang sengsara adalah Indria, keinginan yang berkelebihan seperti halnya deret Ukur, sedangkan pemenuhan keinginan seperti deret hitung, ya tulalit alias tinggal tulang sama kulit, Nah kalau kita berhasil melakukan Tapabrata maka kita akan mendapatkan kesucian ( DIKSITA ) spiritual lah yang diharapkan berhasil untuk mengontrol hal ini.
b. DIKSA/suci diksita, yang artinya menyucikan diri yang terdiri dari Badan kasar dan badan halus, disimbulkan dalam Galungan adalah SUGIHAN bali ( penyucian badan kasar) dan sugihan Jawa penyucian badan halus rochaniah. Nah inilah yang disebutkan dengan Sudha/bersih, Sidhi/bisa lan Sidha/mampu, jadi Sudha, Sidhi lan Sidha inilah yang bisa mendatangkan DAKSINA.
c. DAKSINA / Ucapan terimakasih dlm bentuk serana rumahtangga. Ketika hal ini sudah berada dalam diri kita maka munculah suatu keyakinan/kepercayaan yang disebut dengan SRADAH
d. SRADAH / yakin dari keyakinan inilah yang membawa kita ajeg memargi maring dharma sehingga kita tetap langgeng berada dalam Koridor Dhara SATYA, sebenarnya tatkala kita kecil sering diberikan tembang tembang rare oleh para leluhur kita barang kali masih ingat.....?
CAKUP CAKUP BALANG / satukanlah sukma sarira kelawan stula sarira sehingga Bayu sabda lan idep kita menunggal, antara Panca Budi indria tangan kira dan panca karma Indria tangan kanan akal manah dan budi sebagai pengendalinya.
LUWUNG TITI LUWUNG PENGANCAN, Titi adalah pijakan untuk menyebrangkan kita ketempat tujuan carilah pijakan yang baik sesuai dengan dharma yang kita yakini, PENGANCAN pegangan the way of life Panca Sradha pinake pikukuh dasar agama.
KETIPAT KAYU BUNUT dstnya tolong diteruskan.
SELAMAT HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN SEMOGA DHARMA ABADI BERSEMAYAM DALAM DIRI SEJATI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar