Senin, 11 Juli 2022

HAKEKAT SUGI (SUGIHAN)

 


Dalam pelaksanaan yadnya sehubungan dengan hari raya Galungan, masih ada umat kita yang kurang paham tentang pelaksanaannya yaitu mengenai pelaksanaan Sugihan, sementara ada yang beranggapan bahwa yang menganggap dirinya keturunan Jawa melaksanakan sugi pada sugi manik Jawa sedangkan yang merasa dirinya Bali asli melaksanakan sugi pada sugi manik Bali, sebenarnya hal itu kurang memahami sesuai dengan petunjuk Sastra
Didalam sastra Hindu ada tersurat sebagai berikut :
WRHASPATI WAGE SUNGSANG NGARAN SUGIHAN JAWA, PESUCIAN BHUANA KABEH MANGKANA PAJARA RI LOKA PANGGREREBON NGARAN
TEMEDUN IKANG BHATARA KABEH
SUKRA KLIWON SUNGSANG NGARAN SUGI MANIK BALI MRASTITA RAGA TAWULAN MATIRTA GO CARA
(L.SUNDARIGAMA)
Artinya :
WRHASPATI WAGE SUNGSANG DISEBUT SUGIHAN JAWA, PEMBERSIHAN BHUANA AGUNG DENGAN ANGGREREBU
PADA HARI INILAH TURUNNYA DEWA DAN LELUHUR UNTUK BERSTHANA DI PRAHYANGAN (MERAJAN)
-adapun visualisasi kegiatan yang patut dilakukan oleh semua umat Hindu adalah mengadakan pembersihan sekala, seperti melaksanakan bersih-bersih di prhayangan dan segala perabot beserta alat-alat upakara bebantenan, lalu disucikan dengan pangrerebuan seperti bayuhan, toya bungkak, tirta sulinggih, tirta segara, mulai dari prahyangan dan seluruh pekarangan rumah. KENAPA DEMIKIAN ? Karena Dewa dan leluhur sudah mulai bersthana di merajan/pura, hendaknya pada saat inilah mulai wastra dan alat-alat upakara sudah dipasang dimasing-masing pelinggih.
SUKRA KLIWON SUNGSANG DISEBUT SUGIHAN BALI, ADALAH PEMBERSIHAN BHUANA ALIT (MANUSIA)
-adapun pelaksanaaannya yakni dengan melakukan pesucian jasmani dan rohani, sudah tentunya dengan cara mandi, keramas, mohon tirta penglukatan untuk tangkil ke prhyangan (sembahyang) memohon kepada ida bhatara di merajan hendaknya diberikan kekuatan untuk mengendalikan diri, dalam rangka menyambut hari Galungan.
Kita sama-sama berusaha agar pikiran tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif sehingga bicara dan tindakan selalu positif
"YAN HANA WWANG ATUKAR MUR KANG SARWA DEWATA" (L.PURWAKABHUMI)
artinya kalau pada saat ini kita berkelahi Ida Bhatara tidak akan jenek melinggih di merajan lantas kapan beliau akan bisa memberikan anugrah kepada umatnya.
Itulah merupakan makna Sugihan, mari kita bersama-sama berusaha mengendalikan diri dengan berpikir yang jernih, berkata-kata yang menyejukkan dan berbuat selalu positif, utamanya sejak mulai hari sugihan Jawa ini supaya agar Dharma tetap Jaya.
Demikian mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan dan semoga ada manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar