Senin, 11 Juli 2022

Spiritual Upanishad

 


Angsa sebagai simbol Jiwa Mukti (Manunggal)
Atman adalah juga brahman yang immanent atau sebaliknya brahman adalah atman yang immanent. Wujud dan tanpa wujud dariNya...ibarat susu yang tercampur dengan air dan lumpur, itu tidak akan mungkin diketahui tanpa merealisasikan “nitya-anitya wastu wiweka” yaitu kemampuan untuk memilah antara yang “maya” dan “sunyata”. Hal tersebut adalah esensial bagi kalangan Adwaitin.
Angsa disebut mampu membedakan susu dari air dan lumpur. Kaum adwaitapun demikian, mereka dapat membedakan dengan jelas mana “maya” dan mana “sunyata”. Angsa mampu berada seharian di telaga tanpa membuat bulu-bulunya basah, bahkan selalu kering. Inilah juga simbol bagi adwaita supaya bisa hidup selalu dalam pemujaan dan biasa-biasa tanpa terpengaruh pasang surut keduniawian sehingga dengan demikian senantiasa bisa hidup berbahagia dan mengalami penyatuan.
Angsa atau Hamsa adalah variasi dari “So’ham”: aku adalah Ia, yang merupakan Kesadaran Sejati dan Realisasi Tertinggi. Dengan demikian angsa juga dipakai sebagai simbol Jiwa Mukti yaitu mencapai moksa sementara masih dalam badan manusia ketika hidup saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar