Hanya ada satu hal yang dicari semua orang--yaitu kebahagiaan--, meskipun berbeda dan dicari dengan cara yang berbeda. Semua bentuk, baik yang sensual, intelektual, atau spiritual berasal dari Brahman, yang merupakan Sumber dan Esensi dari semua Kebahagiaan, dan dirinya sendiri (rasovai sah). Meskipun berasal dari sumber yang sama - kesenangan berbeda dalam bentuk yang lebih tinggi dan lebih rendah, sementara, atau tahan lama, atau permanen. Mereka yang berada di jalan keinginan (prawritti marga) mencarinya melalui kenikmatan dunia ini (bhukti) atau dalam kesenangan surga yang lebih tahan lama, meskipun masih tidak kekal (swarga). Dia yang berada di jalan kembali (niwritti marga) mencari kebahagiaan, bukan dalam dunia ciptaan, tetapi dalam persatuan abadi dengan sumber utamanya (mukti). Dengan demikian dikatakan bahwa manusia tidak akan pernah benar-benar bahagia sampai dia mencari perlindungan pada Brahman (Tuhan YME), yang merupakan Kebahagiaan agung itu sendiri (rasam hyevayam labdhva anandi bhavati).
Irama abadi Nafas Ilahi keluar dari roh ke materi dan masuk dari materi ke roh. Dewi (manifestasi Pradana) sebagai Maya mengembangkan dunia, sebagai Mahamaya. Dia mengingatnya untuk Diri-Nya sendiri. Jalan keluar diri adalah jalan prawritti; sedangkan jalan kembali ke dalam diru adalah niwritti. Setiap gerakan ini adalah Ilahi. Kenikmatan (bhukti) dan pembebasan (mukti) adalah anugerah-Nya. Bahwa hanya Wisnu dan Siwa yang dapat memperoleh mukti, tetapi Dewi (manifestasi Pradana Sakti) dapat meraih baik bhukti maupun mukti; dan ini berlaku sejauh Dewi, dalam pengertian khusus, adalah sumber dari mana hal-hal material itu berasal, yang darinya kenikmatan (bhoga) muncul. Semua jiwa dalam perjalanan mereka, umat manusia, dan sebagian besar umat manusia itu sendiri, berada di jalan maju, dan dengan tepat mencari kenikmatan yang sesuai dengan tahap evolusinya.
Kehausan akan kehidupan akan terus terwujud hingga titik kembali tercapai dan energi yang keluar habis. Manusia harus, sampai saat itu, tetap berada di jalan keinginan. Di tangan Dewi Parwati ada jerat keinginan. Dewi Parwati sendiri adalah keinginan dan cahaya pengetahuan yang dalam diri orang bijak yang telah mengenal kenikmatan, menyingkapkan kesia-siaannya. Namun, seseorang tidak dapat meninggalkannya sebelum ia menikmatinya, dan demikian pula tentang proses dunia itu sendiri dikatakan: bahwa mereka yang belum lahir, para Purusha, tunduk kepada-Nya (Prakriti), dan meninggalkan-Nya karena alasan wiweka.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar