Dagang Banten Bali Kojong Kwangen yang terbuat dari daun pisang berbentuk sigi tiga lancip lambang “Ardhacandra”, Uang kepang berbentuk bulat itu lambnag “Windhu” sedangkan sampian Kwangen yang berbentuk cili dibuat dari janur,bunga dan daun plawa lambang “Nada”. Porosan silih asih,lambang purusa pradhana lambang Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai Ardhanaresvari. Dalam wujud Ardhanaresvari inilah Tuhan mencurahkan kasihnya kepada umat pemujanya. Kerena itu istilah “Siliasih”berarti lambang bhkati umat berdasarkan kasih dan bhakti yang dilandasi kasih itulah umat mendapatkan limpahan kasih dari Ida Sang Hyang Widhi dalam wujud beliau sebagai Ardhanaresvari. Baca Juga: Mistis, Pohon Gegirang di Pura Baturaya Keluarkan Tirta Jadi porosan silih asih itu lambang hubungan,kasih yang timbal balik anatara umat kepada penciptanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kwangen disamping sebagai sarana pokok dalam persembahyangan, juga dipergunakan dalam derbagai upacara, Panca Yadnya seperti: pendirian tempat pemujaan. Kwangen sebagai salah sarana penting,untuk melengkapi banten dedagingan. Demikian pula dalam upacara Pitra Yadnya, ketika dilangsungkan upacara,memandikan mayat, Kwangen diletakkan di setiap persendian,o rang meninggal,yang jumlahnya sampai 22 buah Kwangen. Fungsi Kwangen pada pedagingan,sebagai Pancadatu, (lambang unsur-unsur alam), sedang fungsi Kwangen dalam upacara memandikan mayat sebagai pengurip-urip. (Ratu Kakiang Puri Bitera)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar