Selasa, 04 Agustus 2015

Dasa Yama Brata

10 + 10= 20
mungkinkah 20 ajaran hindu ini bisa di laksanakan di jaman seperti saat ini oleh mahluk manusia?....
Dasa Yama Brata merupakan sepuluh macam pengendalian diri tingkat dasar untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Pembagian dari Dasa Yama Brata, diantaranya:
1. Anrsamsa
Anresamsa atau anrisamsa berasal dari kata “A” yang berarti tidak, dan Nrisamsa berarti orang kejam atau orang yang suka menyiksa sesamanya. Anremsasa dengan demikian berarti tidak kejam atau tidak keji. Umat hindu hendaknya selalu bersikap baik terhadap siapa saja dan dapat mengendalikan dirinya dengan baik. Umat hindu yang tidak dapat mengendalikan dirinya akan dicap sebagai orang yang tidak baik dan bisa jadi dipandang sebagai orang yang kejam.
2. Ksama
Ksama artinya pemaaf atau sifat yang mudah memaafkan. Umat hindu hendaknya merupakan sosok yang pemaaf dan tidak bersifat pendendam. Bersedia memaafkan kesalahan orang lain merupakan sikap yang sangat terpuji. Umat hindu hendaknya sadar bahwa berbuat kesalahan adalah manusiawi, artinya kesalahan itu dapat dilakukan oleh siapa saja. Tidak seorangpun dapat melepaskan diri dari kekeliruan. Oleh karena itu bersifat pemaaf hendaknya selalu menjadi pola pikir umat hindu.
3. Satya
Satya artinya jujur, benar atau bersifat baik. Orang yang melaksanakan satya brata berarti bahwa orang itu tidak pernah menyimpang dari ajaran kebenaran, selalu jujur, dan selalu berterus terang. Umat hindu hendaknya selalu menjunjung tinggi kebenaran, kejujuran dan kesetiaan. Karena itu mereka hendaknya selalu jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain, selalu melaksanakan ajaran kebenaran dan kesetiaan.
Dalam agama hindu dikenal dengan lima macam kejujuran yang disebut panca satya.
4. Ahimsa
Ahimsa terdiri dari kata “A” yang berarti tidak, dan “Himsa” yang berarti membunuh atau menyakiti. Sehingga ahimsa berarti tidak membunuh atau menyakiti. Umat hindu tidak dibenarkan untuk menyakiti apalagi membunuh orang atau mahluk lain. Membunuh adalah perbuatan dosa. Sebaliknya mereka hendaknya selalu menanamkan rasa kasih sayang. Jangan membunuh dan jangan berbuat dosa. Pengecualian hanya diberikan dalam hal membunuh binatang dengan maksud untuk dipergunakan sebagai pengorbanan suci atau yadnya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
5. Dama
Dama berarti mengendalikan nafsu atau mengalahkan nafsu. Dama juga berarti mengendalikan diri atau mengendalikan nafsu. Umat hindu hendaknya dapat mengendalikan atau menundukkan hawa napsunya. Mereka seharusnya tidak mengumbar hawa napsunya sekedar hanya karena hendak memenuhi keinginan sesaat. Karena umat hindu harus dapat memilah yang baik-baik saja agar dapat menimbulkan ketenangan dan ketentraman batiniah. Hanya dengan ketenangan dan ketentraman pikiran itulah umat hindu akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
6. Arjawa
Arjawa berasal dari kata “Arja” yang berarti teguh pendirian, arjawa juga berarti mempertahankan kebenaran. Orang yang selalu melaksanakan Arjawa Brata berarti selalu berusaha untuk berbuat benar. Orang ini adalah orang yang taat, disiplin, jujur dan tidak pernah berbohong. Ia selalu berpegang pada kepada kebenaran. Umat hindu haruslah teguh dalam menjunjung tinggi kebenaran sejati. Hanya dengan berpegang teguh pada pendirian, seseorang akan tidak mudah terombang-ambing oleh pikiran-pikiran yang tidak baik dan tidak suci.
7. Priti
Priti berarti kasih sayang kepada semua mahluk. Sebab semua mahluk adalah ciptaan Tuhan, oleh karena itu kita wajib saling menyayangi. Umat hindu haruslah juga bersikap welas asih atau penuh rasa kasih sayang terhadap sesama. Sikap kasih dan sayang terhadap sesama akan menimbulkan rasa simpati. Sikap welas asih seperti ini akan menjadi sangat bernilai manakala ditujukan terhadap orang yang sedang i kesulitan.
8. Prasada
Prasada artinya berpikir tenang, bersih dan suci. Tenang artinya tidak mudah berubah pikiran, tidak goyah, tetapi juga tidak takut, sehingga tidak mudah kena pengaruh yang tidak baik. Dalam pergaulan hidup sehari-hari umat hindu hendaknya selalu berpikir positif, berpikir jernih dan suci serta tidak berprasangka buruk terhadap orang lain. Mereka hendaknya tidak memelihara sikap yang serba curiga terhadap orang lain. Dengan bersikap seperti itu, maka kesucian pikirannya akan menjadi terganggu dan ini menyebabkan sirnanya ketenangan dan ketentraman sehingga akan sulit baginya untuk menuju kejalan Tuhan.
9. Madhurya
Madhurya berasal dari kata “Madhu” yang berarti manis. Manis disini berarti lemah lembut, tidak berkata keras apalagi kasar. Berbicara dengan siapa saja hendaknya selalu lemah lembut dan dengan tutur kata yang halus serta tidak sampai menyinggung apalagi menyakiti hati. Bersikap manis, ramah dan santun adalah sangat baik bagi umat hindu. Mereka hendaknya dapat mengendalikan diri untuk tidak bersikap kasar terhadap siapapun juga.
10. Mardawa
Mardawa berarti rendah hati, tidak suka menonjolkan diri dan tidak suka bersikap sombong. Rendah hati tidak berarti rendah diri, tetapi selalu bersikap merendah atau tidak mau menunjukan kemampuannya. Umat hindu memang harus berprilaku rendah hati, dan bersikap manis terhadap siapapun juga. Mereka yang bersikap kasar apalagi bertindak semaunya sendiri, tentunya akan dijauhi oleh warganya.
Dasa Niyama Brata
Dasa Niyama Brata berarti sepuluh cara pengendalian diri tingkat lanjutan, diantaranya:
1. Dana
Dana artinya suka berpunia/sedekah, suka memberi bantuan kepada orang yang tidak mampu. Dengan memberikan sedekah berarti kita beryadnya atau berkorban. Yadnya, sedekah atau korban itu hendaknya tidak disertai dengan pamrih atau maksud-maksud tertentu. Umat hindu sepatutnya bersikap suka menolong, terutama kepada mereka yang sedang kekurangan atau sedang mengalami kesulitan. Dengan memberikan sedekah atau dana kepada orang miskin secara tulus dan iklas, tentu akan memberikan nilai lebih kepada mereka.
2. Ijya
Ijya berarti kebiasaab untuk selalu bersyukur dan memuja keagungan dan kebesaran Tuhan. Puji syukur perlu disampaikan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena kita sesungguhnya berhutang nyawa kepada-Nya. Semua yang kita miliki adalah juga karena berkat dan berkah-Nya. Puji syukur dan terima kasih disanpaikan karena segala sesuatu yang ada dijagat raya ini adalah ciptaan-Nya.
3. Tapa
Tapa artinya menjauhkan diri dari kesenangan duniawi. Dengan melaksanakan tapa kita bermaksud untuk memutuskan hubungan dengan kebiasaan hidup duniawi, mengurangi kesenangan-kesenangan jasmani. Bisa juga mengurangi makan, mengurangi tidur, mengurangi kata-kata, mengurangi menikmati kesenangan. Dalam hal ini kita harus mampu mengendalikan diri, mampu menekan keinginan untuk tidak menikmati kesenangan duniawi itu. Umat hindu hendaknya berusaha mengurangi atau menghindarkan diri dari kesenangan duniawi. Dengan pengendalian diri yang baik, mereka akan dapat mengurangi atau menghapuskan kebiasaan buruknya, sehingga dapat mencapai ketenangan dan ketentraman batin yang sangat dibutuhkan baginya untuk melaksanakan tugas-tugasnya.


4. Dhyana
Dhyana berasal dari kata “Dhi” yang berarti pikiran. Dhyana berarti memusatkan pikiran atau berkonsentrasi. Dengan Dhyana maka pikiran harus bulat-bulat hanya tertuju pada Tuhan. Dengan memusatkan pikiran, maka umat hindu akan dapat mengendalikan pikirannya agar tidak melanglang buana kesana kemari. Dengan demikian ketenangan dan ketentraman pikiran akan mudah dicapai.dhyana juga diartikan sama dengan meditasi, dimana meditasi adalah mengheningkap cipta, membersihkan pikiran dan mengarahkan pikiran hanya tertuju kepada Tuhan.
5. Swadhyaya
Swadhyaya berasal dari dua suku kata yaitu “Swa” yang berarti sendiri dan “Adhyaya: yang berarti berguru. Dengan demikian swadhyaya berarti berguru sendiri, dengan kata lain belajar sendiri. Setiap orang mestinya berusaha balajar sendiri. Belajar sendiri dari pengalaman adalah guru yang terbaik. Umat hindupun hendaknya selalu berusaha belajar sendiri.
6. Upasthanigraha
Upasthanigraha artinya menguasai nafsu, khususnya nafsu birahi. Kebiasaan mengikuti nafsu seksual adalah tidak baik, sebab orang mudah sekali jatuh atau terjerumus kedalam lembah penderitaan. Orang yang tidak dapat menguasai nafsunya, biasanya mudah berbuat onar, atau berbuat keributan. Umat hindu hendaknya dapat menguasai nafsu seksualnya, dapat mengendalikan dirinya untuk tidak melibatkan diri dalam perselingkuhan dan lain-lain kegiatan yang sejenis yang dapat menurunkan derajat dan harga dirinya.
7. Brata
Brata berarti melakukan pantangan yaitu tidak melakukan sesuatu yang biasanya dilaksanakan (berpantangan). Misalnya tidak makan, tidak minum, tidak berbicara, tidak tidur pada waktu-waktu tertentu. Pantangan ini dapat berupa berbagai hal. Umat hindu dapat saja berpantang untuk tidak makan daging sapi, untuk tidak berbicara yang kotor, untuk tidak berbuat yang merugikan orang lain dan sebagainya. Pada hakekatnya brata merupakan pengendalian diri untuk tidak berbuat sesuatu yang tidak baik atau merugikan dirinya sendiri atau orang lain.
8. Upawasa
Upawasa berarti berpuasa yakni tidak makan dan tidak minum pada waktu-waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk menyucikan atau meningkatkan kesucian diri. Disamping itu juga dipergunakan sebagai sarana untuk menebus dosa. Puasa juga dapat dipergunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Karena itu umat hindu hendaknya rbicara. Maksudnya juga dapat melaksanakan puasa, yaitu tidak makan dan minum atau tidak melakukan perbuatan tertentu. Puasa pada dasarnya adalah pengendalian diri, pengekangan keinginan atau hawa nafsu agar dapat diperoleh pikiran yang bersih, jernih dan suci.
9. Mona
Mona artinya tidak mengucapkan kata-kata atau tidak berbicara. Mona brata ini biasanya dilakukan pada saat orang melaksanakan samadhi. Mona brata dapat memperkuat kepribadian seseorang. Orang lalu menjadi tidak gampang ngomong sembarangan, tidak mudah berbicara dengan kata-kata yang kotor. Mona adalah pengendalian diri untuk tidak bebicara. Maksudnya adalah untuk menahan diri, tidak mengeluarkan kata-kata sepatahpun, sehingga akan lebih mudah memusatkan pikiran untuk terciptanya kedamaian dan ketenangan batin, hanya dengan kedamaian dan ketenangan itulah orang akan lebih mudah menghubungkan dirinya dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
10. Snana
Snana artinya mandi, penyucian atau pembersihan diri. Dengan mandi badan akan menjadi bersih. Snana juga berarti pembersihan diri agar tidak kotor rokhaninya. Dengan badan yang bersih, pakaian yang bersih, rokhanipun akan menjadi suci. Dengan pikiran dan rokhani yang bersih dan suci, maka pintu gerbang menuju Ida Sang Hyang Widhi akan terbuka semakin lebar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar